Mata Batin; Pengertian, Tingkatan dan Doa untuk Membukanya

Mata Batin; Pengertian, Tingkatan dan Doa untuk Membukanya

PeciHitam.org – Ketajaman penglihatan melihat fenomena gejala alam dapat digunakan penglihatan lahiriyah. Perubahan cuaca dari terang menjadi mendung menjadi dasar bahwa akan turun hujan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Penglihatan seperti ini mempunyai sifat penglihatan lahiriyah atau mata lahir. Sedangkan untuk mengamati kejadian yang lebih halus , lembut memerlukan kepakaan mata batin. Kejadian yang terjadi bukan hanya diamati dari segi lahiriyahnya saja, tetapi aspek misteri yang terkandung didalamnya.

Aspek misteri ini biasaya mengandung hikmah dan pelajaran berharga. Peran mata batin sebagai alat penimbang berasal dari kepekaan hati orang yang taat.

Daftar Pembahasan:

Apa Itu Mata Batin?

Kepekaan seseorang dalam menilai fenomena dan kejadian tertentu sangat bergantung kepada hatinya. Kelembutan hati orang muslim yang taat akan jauh lebih benar daripada perasaan hati orang bergelimang maksiat.

Kepekaan hati seorang Imam Syafii, Imam Ghazali, Imam Asyari, Imam Maturidi, Imam Dasuqi akan jauh berbeda dengan Ulama-ulama masa kini. Oleh karenanya, nilai karya dan pemikiran Imam-imam salaf lebih mendekati kebenaran.

Poinnya adalah hati yang bersih dan suci menjadikan batin terbuka lebar untuk melihat, menjalankan amal-amal sholeh. Mata batin ulama-ulama yang shaleh niscaya terbukan dengan lebar yang biasanya disebut dengan mukasyafah.

Mata batin sebagai kekuatan hati untuk melihat, menyaksikan sesuatu yang tidak bisa dijangkau dengan mata kasar. Rahasia dibalik fenomena biasanya lebih besar dan lebih penting dari sekedar kejadian kasar mata.

Penglihatan batin banyak dimiliki oleh para Ulama dengan kemampuan ruhaniyah yang tinggi dan mampu melepaskan diri dari nafsu. Semakin seseorang melepaskan diri dari nafsu, akan semakin kuat mata batinnya.

Anggapan mata batin hanya sekedar melihat dunia gaib tentu tidak sepenuhnya salah. Akan tetapi menjadikan mata batin menjadi menciut dari pengertian luasnya. Melihat dunia gaib hanyalah sepercik manfaat dari membuka mata batin.

Mata Batin dan Tingkatannya

Mata batin akan terbuka lebar bari mereka yang hatinya bersih dan suci. Pembagian hati yang memiliki kepekaan batin dalam dunia Tasawuf minimal terbagi kedalam 5 bentuk, Bashirah, Dlamir, Fuad, Sirr, dan Latifah.

Gerakan mata batin yang benar pasti berasal dari bimbingan dan bisikan Allah SWT. Dan jika bisikan arahan syaitan berasal dari syaitan. Kesulitan dalam membedakan gerakan hati dari Allah SWT atau dari syaitan tentu berdasar tingkat keimanan masing-masing orang.

Baca Juga:  Tari Sufi Dalam Pemaknaan Jalaluddin Rumi

Bimbingan yang bersumber dari Allah akan  diletakkan di hati orang mukmin yang bersih dan jernih. Sabda Rasulullah;

اتقوا فراسة المؤمن ، فإنه ينظر بنور الله

Artinya; Takutlah kamu akan firasat orang mukmin karena ia memandang dengan cahaya Allah. (HR. At-Tirmidzi)

إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ

Artinya; Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda (Qs. Al-Hijr: 75)

Tanda-tanda dalam bahasa Al-Quran hanya bisa dibaca oleh orang dengan mata batin peka. Karena tanda batiniyah sangat lembut jika harus dibaca oleh orang yang penuh maksiat. Kata (لِلْمُتَوَسِّمِينَ) Al-Mutawasimin menurut pengertian ulama adalah orang-orang yang mempunyai firasat, yaitu mereka yang mampu mengetahui suatu hal dengan mempelajari tanda-tandanya.

Memahami tanda-tanda dengan firasat atau mata batin bertingkat 4 dalam tasawuf. Tingkatan hati dengan kepekaan mata batin tinggi tergantung maqam hatinya;

Maqam Bashirah

Mata Batin dalam maqam derajat Bashirah mempunyai kemampuan untuk membedakan antara benar dan salah. Setiap orang mempunyai kemampuan ini, selama hatinya tidak dipenuhi oleh Hijab penghalang bernama Maksiat.

Orang baik dan jahat pasti akan sama-sama sepakat bahwa membunuh orang baik adalah keburukan, tindakan korupsi, bersumpah jabatan dan melanggarkan adalah kejahatan. Dan beramal sholeh, membantu orang lain, bersikap adil dalam membuat kebijakan adalah perbuatan baik.

Ayat allah menerangkan dalam surat Asy-Syams ayat 8;

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا 

Artinya; Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (Qs. Asy-Syams: 8)

Pelatihan dalam maqam ini adalah terus menerus berdzikir kepada Allah SWT dengan dzikir Nafi Isbat, Laa Ilaha Illallah. Memperbanyak dzikir akan membuka Hijab penghalang dan memperkuat mata Batin Bashirah.

Maqam Dlamir (Moralitas)

Pada derajat ini, seorang akan melihat berdasar sistem moralitas. Moralitas dalam diri seseorang kurang lebih sama. Bedanya adalah mengikuti nafsu atau berkebelakangan dengan nafsu. Dengan pengetahuan Bashirah seseorang mampu membedakan mana baik dan buruk.

Sedangkan maqam Dlamri akan memerintahkan supaya Kerjakan atau Jangan Kerjakan. Yang benar jika Benar maka Kerjakan dan jika mengandung kesalahan dosa maka Tinggalkan.

Dalam bahasa Tasawuf diterangkan dalam maqam dlamir yakni Ifal (افعل) dan La Tafal (لا تفعل). Hati dengan Dlamir bersih akan selalu merujuk kepada mengerjakan hal positif, sedangkan hati dengan banyak maksiat akan mendorong kepada Kesesatan dan Maksiat.

Baca Juga:  Imam Ghazali, Merobohkan Permainan Akrobatisme Intelektual

Maqam Fuad

Menginjak maqam ketiga yakni Fuad. Fungsi fuad adalah sebagai Hakim atau penentu benar atau  salahnya perbuatan. Fuad tidak pernah berbohong dan salah dalam menilai, kecuali hatinya sudah dikuasai oleh nafsu-nafsu duniawi.

Allah berfirman dalam al-Quran

مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى 

Artinya; Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya

Para mufassir menerjemahkan bahwa wahyu pertama yang turun berupa bisikan Ilahiyah dalam hati Muhammad SAW sebagaimana ayat ini. penggunaan kata (الْفُؤَادُ) sebagai Hakim merujuk pada mata batin seseorang tidak pernah salah dan bohong.

Jika seseorang dalam Fuadnya merasa bahwa tindakan korupsi bernilai SALAH maka tidak bisa dibohongi. Yang dapat berbohong adalah Mulut yang seringkali berbeda bisikannya dengan bisikan Fuad.

Maqam Sirr (Misteri)

orang yang memiliki mata batin pada maqam Sirr akan dapat melihat rahasia Allah yang terkandung pada setiap kejadian. Ia termasuk orang-orang Kasyaf yang secara terbuka bisa melihat perbuatan orang lain sebagaimana pernah dialami oleh Imam Hanafi, pendiri Madzhab Hanafiyah.

Maqam Latifah

Puncak tertinggi dari mata batin adalah derajat maqam Latifah yang mana bisa melihat segala yang didunia kasar maupun ghaib. Keseluruhan kemampuan Mata Batin adalah atas izin dan anugerah dari Allah SWT.

Jika ia merupakan penglihatan mata batin dari Allah SWT, maka diberkahi. Jika sebaliknya, membuka mata batin dengan bantuan jin, syaitan dan iblis akan berdampak terjerumusnya manusia kedalam dosa. Maka untuk memastikan bahwa apakah itu bisikan dari Allah SWT atau dari Iblis memerlukan seorang Guru Mursyid.

Istilah ini sangat dipegang teguh dalam dunia Tasawuf yang sering disebut Thariqah. Seorang Ulama Jawa Barat, Buya Syakur menyebut, Barang Siapa Berdzikir tanpa Guru Mursyid, maka Gurunya adalah Syaitan.

Dzikir dan Doa Pembuka Mata Batin

Alat dan metode membuka mata batin tidak terlepas dari memperbaiki hati untuk lebih peka dengan fenomena. Karena setiap manusia mempunyai bakat dan potensi untuk terbuka mata hatinya. Metode membuka mata batin jangan sampai salah karena bisa terjebak oleh bantuan syaitan, bukan Allah SWT.

Baca Juga:  Tasawuf dan Fiqh, Dua Ilmu yang Melahirkan Hakikat Kebenaran

Dalam thariqat mata batin dibuka dan diasah dengan memperbanyak dzikir di bawah bimbingan mursyid atau guru. Kaidah dzikir berbeda-beda tergantung tingkatan belajar maqamnya.

Kaidah membuka hal ini dengan dzikir bisa mengamalkan membaca hamdallah, istighfar, surat al-Quran dan mempebanyak dzikir Nafi Isbat. Kondisi memperbanyak dzikir kepada Allah SWT akan membukakan jalan untuk hati lebih peka dengan fenomena. Selain dengan dzikir, ada doa sederhana yang bisa digunakan sebagai perantara pembuka mata hati,

بسم الله رحمت الغيب والسموات والأرض,أللهم جزْعليك البصر

Transliterasi; Bismillahi Rokhmatal Ghoiba Wassamawati Wal Ardhy, Allohumma Juz Alaikal Bashar

Kepekaan Hati ini yang mendorong manusia lebih terbuka mata hatinya atas Ilham dan pengetahuan dari Allah SWT. Bentuk ilham bisikan dari Allah SWT disebut dengan khawatirul Rabbaniyyah yang bernilai positif.

Sedangkan sebaliknya, bisikan dari syaitan disebut dengan khawatirul syahwatiyah yang akan selalu mengajak kepada keburukan atau pembenaran dosa. Kisah Imam Ghazali mendapatkan khawatirul syahwatiyah yang berwujud suara Ghaib.

Saat beliau bermunajat ditengah malam, muncul bisikan dalam bentuk suara yang memenuhi angkasa. Suara tersebut memaklumkan bahwa Imam Ghazali diperbolehkan untuk tidak beribadaha.

Awalnya beliau merasa tersanjung karena mendapat keistimewaan, dan segera sadar bahwa bisikan itu bukanlah Ilham Khawatirul Rabbaniyah, akan tetapi bisikan khawatirul syahwatiyyah.

Beliau dengan mata batinnya segera mengetahui keburukan dan dosa jika mengikuti bisikan itu. Beliau kemudian mengusir bisikan tersebut dan memahami sebagai godaan dari syaitan. Ash-Shawabu Minallah.

Mohammad Mufid Muwaffaq