Mengetahui Lebih Jauh Asal Dan Isi Maulid Diba’

Mengetahui Lebih Jauh Asal Dan Isi Maulid Diba’

Pecihitam.org- Sebagai warga Nahdiyyin, kita harus mengenal Apa Itu Maulid Diba’?. Tradisi dibaan adalah tradisi pembacaan kitab maulid Diba’ yang dikarang oleh Imam Ibn Diba’. Tradisi dibaan biasanya diisi dengan membaca kitab maulid diba’ dan dipadukan dengan beberapa materi dari kitab maulid lain, kemudian disusul acara latihan khitobah untuk kalangan remaja, atau ceramah keagamaan untuk kalangan dewasa. Tradisi dibaan tidak lepas dari kitab maulid diba’ yang diakui atau tidak, jarang dikenal oleh para pembacanya sendiri.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Maulid Diba’ terdiri dari 4 qasidah, 21 natsr (prosa), dan dua ayat al-Qur’an yang terletak usai qasidah kedua. Sebagian pembaca maulid biasanya menyisipkan satu qasidah lagi usai prosa ke-11. Qasidah yang ada dalam Barzanjiy yang berbentuk syair (bukan natsr). Merupakan Qasidah yang disisipkan oleh sebagian pembaca Maulid.

Diantara hasil karya yang bercerita tentang hal-ihwal Kanjeng Nabi Muhammad saw secara sastrawi adalah Maulid al-Diba’. Istilah ini diambil dari nama pengarangnya yaitu Al-Imam Wajihuddin Abdur Rahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Diba`i Asy-Syaibani Al-Yamani Az-Zabidi Asy-Syafi`i. pada pagi hari Jumat tanggal 26 Rojab 944 Ad-Diba’I wafat di kota Zabid. Berkaitan dengan  profil Ad-Diba’I, kitab Maulid al-Hafidz ibn al-Daiba’i, karya Sayyid ‘Alawi al-Maliki disebutkan didalamnya bahwa ia adalah:

Baca Juga:  Batu Melayang Pijakan Nabi Muhammad SAW

“Dia adalah Wajihuddin ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zubaidi al-Syafi’I (yang dikenal dengan Ibn al-Daiba’i. al-Daiba’ menurut bahasa Sudan artinya putih. Itu julukan kakeknya yang agung Ibn Yusuf). Beliau dilahirkan pada bulan Muharram tahun 866 H dan wafat pada hari jum’at tanggal 12 Rajab tahun 944 H. (Jadi usia beliau kurang lebih 76 tahun). Beliau seorang yang jujur, lemah lembut tutur katanya dan indah bahasanya. (Maulid al-Hafidz ibn al-Daiba’, hal 5)

Beliau dilahirkan pada 4 Muharram 866 H (8 Oktober 1461 M) dan wafat hari Juma’at 12 Rajab 944 H (15 Desember 1537 M). Pada masa hayatnya Beliau adalah seorang ulama hadits yang terkenal dan tiada bandingnya. Beliau mengajar kitab Shahih Al-Bukhari lebih dari 100 kali khatam. Beliau seorang yang menghafal lebih dari 100,000 hadits dengan sanadnya, maka beliau mencapai derajat Hafiz dalam ilmu hadits. Setiap hari beliau mengajar hadits dari masjid ke masjid.

Baca Juga:  Ketika Imam Abu Hanifah Ditanya Hukum Poligami oleh Khalifah dan Istrinya

Al-Imam Al-Hafiz As-Sakhawi, Al-Imam Ibnu Ziyad, Al-Imam Jamaluddin Muhammad bin Ismail, mufti Zabid, Al-Imam Al-Hafiz Tahir bin Husain Al-Ahdal  mereka semua merupakan sebagian dari  guru-guru ad- Diba’. Selain itu, beliau juga masyhur sebagai seorang muarrikh (ahli sejarah) yang pandai dan teliti dalam mempelajari berbagai sejarah.

Dalam bidang fiqih, beliau bermadzhab Syafi’i. karena beliau masih mengakui dan mengikuti salah satu madzhab empat, maka  beliau termasuk golongan Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah,. Banyak hal yang bisa dijadikan bukti bahwa beliau termasuk golongan Sunni. Antara lain, beliau mengatakan di dalam shalawat yang dikarangnya,yakni:

“Ya  Rabbi, ridlailah para sahabat Nabi SAW, Ya Rabbi ridlailah keturunan Nabi SAW.” (Majmu’ Mawalid wa Ad’iyah, hal 66). Ibn Diba` termasuk ulama yang produktif dalam menulis. dibidang hadis ataupun sejarah beliau mempunyai banyak karangan, Hal ini membuktikan memang beliau seorang yang produktif kaitanya hadist dan sejarah. Syair-syair sanjungan (madah) atas Nabi Muhammad SAW adalah Karyanya yang paling dikenal yang terkenal dengan sebutan Maulid Diba`i, Qurrotul `Uyun yang membahas tentang seputar Yaman, kitab Mi`roj, Taisiirul Usul, Bughyatul Mustafid dan beberapa bait syair, merupakan buah karyanya yang lain :. Diakhir hayatnya Beliau mengabdikan dirinya sebagai pengajar dan pengarang kitab.

Baca Juga:  Inilah Amalan Agar Dekat dengan Rasulullah di Hari Kiamat Kelak

Mochamad Ari Irawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *