Mempelajari dan Meneladani Sifat-Sifat Rasulluloh SAW

Mempelajari dan Meneladani Sifat-Sifat Rasulluloh SAW

Pecihitam.org – Rasulullah SAW memiliki sifat-sifat yang sangat mulia. Maka dari itu hendaklah kita selaku umatnya mempelajari dan meneladani sifat-sifat Rasululloh SAW yang meliputi Shiddiq, Amanah, Tabligh dan juga Fathonah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Selaian ke empat sifat mulia di atas, Nabi Muhammad SAW juga memiliki sifat budi pekerti yang baik serta akhlak yang mulia. Seorang sahabat pernah mengenang Nabi Muhammad SAW yang mulia dengan kalimat kana rasulullah ahsanan nasi khalqan wa khuluqan, bahwa Rasulullah SAW adalah manusia yang terbaik secara khalq dan khuluq. Maka dapat kita fahami bahwa, Rasullulah SAW adalah manusia sempurna dalam segala aspek, baik lahiriah maupun batiniah.

Dari riwayat para sahabat sering kita dengar tentang kesempurnaan lahiriah beliau  serta tentang sifat-sifat beliau. Misalnya, Hindun bin Abi Halah menjelaskan sifat-sifat lahiriah beliau bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang manusia yang sangat anggun nan rupawan, yang wajahnya bercahaya bagaikan bulan purnama di saat sempurnanya. Badannya tinggi sedang.

Baca Juga:  Meski di Rumah Aja, Ini 7 Ibadah di Bulan Ramadhan yang Bisa Kita Lakukan

Postur tubuh Rasullulah SAW tegap gagah. Rambut beliau ikal dan panjang tidak melebihi daun telinganya. Warna kulit beliau bersih dan terang. Dahinya luas, Alisnya memanjang halus, bersambung dan indah. Ketika Nabi Muhammad marah ada Sepotong urat halus membelah kedua alisnya. Hidung beliau mancung agak membengkok, pada bagian atasnya berkilau cahaya. Janggutnya lebat, pipinya halus. Matanya hitam. Mulutnya sedang. Giginya putih tersusun rapi. Dadanya bidang dan berbulu ringan. Lehernya putih, bersih dan kemerah-merahan. Perutnya rata dengan dadanya.

Bila berjalan, jalannya cepat laksana orang yang turun dari atas. Bila menoleh, seluruh tubuhnya menoleh. Pandangannya lebih banyak ke arah bumi ketimbang langit, sering merenung. Beliau mengiringi sahabat-sahabatnya di saat berjalan, dan beliau jugalah yang memulai salam.

Deskripsi para sahabat Nabi tentang sifat-sifat manuisa agung seperti ini sangat banyak. Namun di dalam al-Qur’an ada yang difokus tentang gambaran sifat Nabi Muhammad SAW. Lalu apa yang menjadi fokus pandangan al-Qur’an terhadap Nabi? Jawabnya adalah khuluq-nya alias akhlaqnya. Apa arti akhlak?

Baca Juga:  Gus Baha: Ngaji Al Hikam, Penghilang Nafsu dan Syahwat

Kata Imam al-Ghazali, akhlak adalah wajah batiniah manusia. Ia bisa indah dan juga bisa buruk. Akhlak yang indah disebut al khuluq al hasan; sementara akhlak yang buruk disebut al khuluq as-sayyi. Akhlak yang baik adalah akhlak yang mampu meletakan secara proporsional fakultas-fakultas yang ada di dalam jiwa manusia. Ia mampu meletakkan dan menggunakan secara adil fakultas-fakultas yang ada dalam dirinya: ‘aqliyah (rasio), ghadabiyah (emosi), syahwaniyyah (syahwat) dan wahmiyah (imajinasi).

Manusia yang berakhlak baik adalah yang tidak melampui batas dalam menggunakan empat fakultas di atas dan tidak mengabaikannya secara total. Ia akan sangat adil dan proposional di dalam menggunakan fakultas yang ada dalam dirinya.

Orang yang menyandang khuluq al-hasan adalah orang yang mampu meletakan secara proposional dalam membagi secara adil mana hak dunia dan hak akhiratnya. Orang yang menyandang sifat ini akan memantulkan suatu bentuk sangat indah lahiriah di dalam segala aspek kehidupan sehari-hari. Akhlak seperti inilah yang ditunjukan Rasulullah SAW kepada umatnya.

Baca Juga:  Keutamaan Bagi Suami yang Sabar atas Sikap Buruk Istrinya

Akhlak Nabi Muhammad SAW adalah cerminan al Qur’an. Bahkan beliau sendiri adalah Al Qur’an hidup yang hadir di tengah-tengah umat manusia. Membaca dan menghayati akhlak beliau berarti membaca dan menghayati isi kandungan Al Qur’an. Itulah kenapa Siti Aisyah berkata akhlaq Nabi adalah al-Qur’an. Semoga kita semua dengan mempelajari dan meneladani sifat-sifat Rosululloh tersebut kita dapat lebih mencintai Beliau dan kelak akan mendapat syafa’atnya Amin.

Mochamad Ari Irawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *