Mengaku Mengetahui Ilmu Ghaib, Laknat atau Khurafat?

mengaku mengetahui ilmu ghaib

Pecihitam.org – Ilmu ramal sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, karena hampir semua daerah tersebar dengan hal semacam itu. Biasanya metode ilmu ramal menggunakan tangan, cangkir, atau yang lainnya. Lalu, kira-kira bagaiamana pandangan islam terhadap seseorang yang mengaku mengetahui hal atau ilmu ghaib dengan cara membaca tangan atau yang lainnya? Apakah hal tersebut termasuk laknat atau hanya sebatas khurafat?

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebelumnya harus difahami terlebih dahulu, bahwa makna ghaib adalah apa yang tersembunyi dari manusia tentang perkara yang akan datang atau yang telah lalu dan apa yang tidak mereka lihat. Sedangkan hal ghaib ini hanya diketahui oleh Allah SWT.

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ (النمل: 65)

“Katakanlah, tidak seorang pun di langit dan di bumi mengetahui perkara yang gahib, kecuali Allah.” (an-Naml: 65)

Maka, tak seorang pun mengetahui yang ghaib kecuali Allah SWT semata, namun terkadang Allah memperlihatkan apa yang dikehendaki Nya dari yang ghaib kepada Rasul Nya untuk suatu hikmah dan kemaslahatan. Allah berfirman:

Baca Juga:  Benarkah Muktamar NU Menghukumi Makruh Tahlilan, Seperti Tuduhan Wahabi?

…عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا (26) إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُول

“(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya”. (al-Jin 26-27)

Yang dimaksud adalah Allah tidak akan memperlihatkan apapun dari hal-hal ghaib kecuali kepada orang yang dipilih-Nya untuk mengemban risalah-Nya.

Allah memperlihatkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya dari masalah ghaib, karena bukti kenabiannya adalah mukjizat, dan diantara mukjizat itu adalah mengabarkan tentang masalah ghaib yang diperlihatkan Allah kepadanya.

Dan hal ini berlaku umum untuk semua rasul (utusan Allah), baik dari jenis malaikat ataupun manusia. Maka selain mereka tidak diperlihatkan masalah ghaib, berdasarkan dalil yang memmbatasinya.

Oleh karena itu siapa saja yang mengaku mengetahui ilmu ghaib dengan cara apapun, padahal dia bukan orang yang dipilih Allah sebagai rasul maka dia adalah pendusta, baik dia melakukannya dengan cara membaca telapak tangan, perdukunan, sihir, ilmu nujum dan yang lainnya.

Baca Juga:  Apakah Perang Berarti Membumi Hanguskan?? Ini Etika Perang dalam Islam

Inilah yang terjadi dari sebagian ahli sihir yang mengabarkan keberadaan barang-barang yang hilang serta sebab terjadinya suatu penyakit. Misalnya dia mengatakan, fulan melakukan ini terhadapmu sehingga kamu sakit karenanya. Padahal nyatanya tidak demikian, maka jin dan syetan telah megaburkan pandangan mereka.

Terkadang juga ramalan tersebut melalui ilmu nujum (perbintangan), yaitu menjadikan letak bintang sebagai bukti akan terjadi peristiwa di bumi. Seperti contoh mereka mengatakan, “siapa yang menikah dengan orang yang berbintang ini maka akan terjadi padanya begini dan begitu”. Atau segala perkataan yang berkaitannya.

Namun kita tau bahwa, tidak sediit pula orang yang mempercayai ramalan tersebut, bahkan terkadang sampai pergi kepada ahli nujum untuk bertanya kepada mereka tentang masa depannya.

Padahal siapa saja yang mengaku mengetahui ilmu ghaib atau percaya kepada orang yang mengaku hal tersebut, maka ia telah musyrik, sebab ia telah menyekutukan Allah dan Allah akan turunkah laknat untuknya.

Baca Juga:  Hadis Kepengurusan Perempuan dalam Berbagai Hal, Bagaimanakah Penjelasannya?

Jelas bahwa mengaku mengetahui ilmu ghaib dengan cara apapun dan siapapun yang mempercayainya, termasuk golongan orang musyrik dan hal semacam ini bukan termasuk khurafat (takhayyul), melainkan Allah akan turunkan laknat untuknya.

Ini menjadi peringatan bagi kita semua, bahwa segala yang tidak nampak (ghaib) tidak ada yang mengetahui kecuali Allah dan utusan yang telah dikehendaki-Nya.  Maka stop untuk mempercayai ilmu ramal, perdukunan, ataupun yang lainnya. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.

Refensi: Kitab Tauhid karya Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan.

Nur Faricha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *