Mengenal Said bin Jubair, Ahli Tafsir dan Hadits dari Golongan Tabi’in

said bin jubair

Pecihitam.org Said bin Jubair bin Hisyam Al-Asadi Al-Walibi atau Abu Muhammad ataupun yang dipanggil pula dengan nama Abu Abdillah merupakan seorang lmam, Al-Hafizh (yang hafal banyak hadits dalam jumlah tertentu dan menghafal Al-Qur’an), ahli tafsir dan salah seorang ulama yang mati syahid.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Mengnai kapan dan dimana kelahirannya tidak ada yang tahu secara pasti. Para sejarawan hanya menjelaskan bahwa dia terbunuh pada bulan Sya’ban tahun 95 Hijriyah. Namun Said bin Jubair pernah berkata kepada puteranya, “Ayahmu tidak akan ada lagi setelah berusia 54 tahun.” Sehingga kelahirannya diperkirakan pada tahun 38 Hijriyah.”

Kemudian Adz-Dzahabi menegaskan bahwa beliau dilahirkan pada masa kekhalifahan Abu Hasan Ali bin Abi Thalib. Sedangkan sumber lain mengatakan, “Beliau berumur 49 tahun, jadi dia lahir pada tahun 46 Hijriyah.”

Daftar Pembahasan:

Sosok Said bin Jubair

Adz-Dzahabi berkata, “Ada yang mengatakan bahwa beliau berkulit hitam”. Adapun Dari Abdullah bin Numair dari Fithr, dia berkata, “Aku melihat Said bin Jubair dengan rambut kepala dan jenggot berwarna putih.”

Sedangkan Dari Isma’il bin Abdul Malik, dia berkata, “Aku melihat Said bin Jubair memakai surban berwarna putih.”

Selain itu, beliau juga dikenal dengan mata rabunnya dikarenakan tangisan beliau ketika hendak melaksanakan Shalat, sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Qasim Al-A’raj, beliau berkata “Pernah pada suatu malam Said menangis hingga penglihatannya rabun.”

Keshalehan

Tiada yang lebih dikenali dari seorang ulama terdahulu kecuali pada persoalan ibadahnya yang tentu bukanlah ibadah kecil yang seringkali diamalkannya. Melainkan ibadah mereka mungkin bagi kita sekarang ini serasa sulit untuk kita lakukan, sebab ketulusannya dalam menjalan Ibadah adalah hanya karena Ridha Allah, bukan untuk mendapatkan pujian ataupun ibadah yang dianggapnya sebagai beban.

Persis dengan apa yang dilakukan oleh seorang Said bin Jubair, sebagaimana yang diriwayatkan oleh beberapa ulama diantaranya

Dari Hilal bin Khabab, dia berkata, “Kami pernah pergi bersama Said bin Jubair dalam melayat jenazah. Selama dalam perjalanan beliau banyak memberikan petuah dan memberikan peringatan kepada kami, hingga sampai di tempat orang yang kami layat. Ketika sudah duduk, dia pun masih begitu hingga kami berdiri dan pulang ke rumah. Dia adalah orang yang banyak berdzikir kepada Allah”

Masih dari Hilal bin Khabab, dia berkata, “Pada suatu ketika pada bulan Rajab, aku pergi bersama said bin Jubair. Dia berniat melakukan ihram dari Kufah untuk ibadah umrah, kemudian dia pulang dari umrahnya, lalu dia melakukan ihram untuk ibadah haji pada pertengahan bulan Dzulqa’dah. setiap tahunnya dia pergi ke Makkah dua kali, sekali untuk melakukan ibadah haji dan sekaii untuk ibadah umrah.”

Dari Nushaif, dia berkata, “Aku melihat Said bin Jubair melakukan shalat dua rakaat di belakang makam Ibrahim sebelum shalat subuh” Dia (perawi) berkata, “Lalu aku mendatanginya dan melakukan shalat di sampingnya, kemudian aku bertanya tentang sebuah ayat Al-Qur’an, tetapi dia tidak menjawabnya. setelah selesai shalat dia berkata, “Jika fajar telah tiba maka janganlah kamu berkata-kata selain berdzikir kepada Allah sampai setelah kamu melaksanakan shalat subuh.”

Adapun dari Umar bin Dzar, dia berkata, “Said bin Jubair menulis sepucuk surat kepada ayahku yang berisi wasiat agar selalu bertakwa kepada Allah saw.,” Dalam surat itu ia mengatakan, “Sesungguhnya kehidupan seorang muslim merupakan harta yang tak ternilai harganya. Pelajarilah ilmu Faraidh (Ilmu Pembagian harta waris) dan selalu ingatlah shalat serta rezeki yang telah diberikan Allah”

Dari Musa bin Rafi’, dia berkata, “Aku pernah menemui Said bin Jubair di Makkah, dan saat itu dia sedang merasakan sakit kepala yang amat sangat. Kemudian, seseorang yang ada di dekatnya berkata kepadanya, “Apakah Anda mau aku panggilkan seseorang yang bisa memberimu mantra-mantra untuk mengusir penderitaanmu ini?” Beliau menjawab, “Aku tidak memerlukan mantra.”

Dan yang perlu diketahui rupanya Said bin Jubair sangat suka mengulang ngulang QS. Al Baqarah/2: 281 dalam shalatnya sebagaimana yang dikatakan oleh Dari Al-Qasim bin Al-Ayyub, dia berkata, “Aku melihat Said bin Jubair membaca ayat ini dalam shalatnya berulang-ulang selama 20-an kali, adapun terjemahan QS. Al Baqarah/2: 281 sebagai berikut:

Baca Juga:  Syaikh Mahfudz at Turmusi, Ulama Nusantara yang Diakui Dunia (Bagian 2)

“Dan Peliharalah dirimu dari (adzab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu knlian semua dikembalikan kepada Allah kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya sedang mereka sedikitpun tidak dirugikan. “

Ahli Tafsir

Dalam catatan sejarah diketahui bahwa Said bin Jubair merupakan murid senior Ibnu Abbas, hingga menjadikannya seorang pemimpin umat dan ahli dalam tafsir AI-Qur’an. Bahkan pernah suatu ketika seorang penduduk Kufah bertanya kepada Ibnu Abbas dan beliau menjawab, “Tidakkah di antara kalian terdapat Ibnu Ummu Ad-Duhama’, maksudnya adalah Said bin Iubair?” Dan berikut ini sebagian hasil yang diperoleh Said dalam bidang tafsir:

Baca Juga:  Mengenal Ibnu Majah, Ahli Hadits dari Irak

Dari Rabi’bin Abi Rasyid dari Said bin Jubair mengenai ayat,

“Wahai hambaku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku itu luas.” (QS. Al Ankabut/29:56)

Said bin Jubair berkata, “Jika seseorang telah banyak melakukan kemaksiatan di muka bumi, maka keluarlah dari bumi ini dan carilah bumi yang lain.”

Dari ‘Atha’ dari Said bin Dinar dari Said bin Jubair mengenai firman Allah,

“lngatlah Aku niscaya Aku akan mengingat kalian.” (QS. Al-Baqarah/2: 152)

Said bin Jubair berkata, “Maksudnya, ingatlah Aku dengan mentaati-Ku, niscaya Aku akan mengingat kalian dengan ampunan-Ku.”

Dari’Atha’ dari Said bin Jubair mengenai firman Allah, “Wanaktubu Maa Qaddamuu wa Aatsaarahum,” (QS. Yaasin/36: 12) Said berkata, “Yaitu apa yang mereka lakukan.”

Selain itu dari Abu Sinan Dharar bin Murrah dari Said mengenai firman Allah, “Wa qad kaanu yud’auna ilas-sujudi wa hum saalimuun, (QS. Al Qalam/68: 43)” Said bin Jubair berkata, “Maksudnya adalah shalat berjamaah.”

Dari Salim dari Said bin Jubair mengenai firman Allah, “Uli Al-Aidi wa Al-Abshar,” Said berkata, “Maksud Al-Aidi adalah kekuatan yang terdapat dalam ilmu pengetahuan, dan penglihatan terhadap apa yang telah mereka lakukan terhadap agama mereka.”

Guru dan Murid Said bin Jubair

Guru-Gurunya sebagaimana yang didiriwayatkan oleh al Mizzi yakni diantaranya:

  1. Anas bin Malik,
  2. Adh-Dhahhak bin Qais Al Fahri,
  3. Abdullah bin Az-Zubair,
  4. Abdullah bin Abbas,
  5. Abdullah bin Umar bin Al-Khathab,
  6. Adi bin Hatim,
  7. Amr bin Maimun Al Audi,
  8. Abu Said Al-Anshari,
  9. Abu Musa Al-Asy’ari,
  10. Abu Hurairah,
  11. Sayyidah Aisyah.
Baca Juga:  Syekh Yusuf al Makassari; Ulama Sulawesi yang Dijuluki Putra Afrika

Adapun murid muridnya sebagaimana yang diriwayatkan oleh al Hafizh diantaranya yakni:

  1. Abdul Malik dan Abdullah,
  2. Ya’la bin Hukaim,
  3. Ya’la bin Muslim,
  4. Abu Ishaq As Subai’i,
  5. Abu Az-Zubair Al-Makki,
  6. Adam bin Sulaiman,
  7. Bakir bin Syihab,
  8. Hubaib bin Abi Tsabit,
  9. Ja’far bin Abi Wahsyiah,
  10. Ja’far bin Abi Al-Mughirah,
  11. Al-Hakam bin ‘Utaibah,
  12. Hushain bin Abdirrahman,
  13. Sammak bin Harb,
  14. Ibnu Khutsaim,
  15. Salamah bin Kahil,
  16. Thalhah bin Musharrif,
  17. Abdullah bin Sulaiman,
  18. ‘Atha’ bin As-Sa’ib,
  19. Amr bin Abi Amr Maula Al-Muthalib,
  20. Amr bin Murrah,
  21. Al-Qasim bin Abi Bazzah.

Pesan Said bin Jubair

Dari Abdul Karim dari Said, beliau berkata, “Sesungguhnya mencambuk kepalaku dengan beberapa cambukan adalah lebih aku sukai daripada harus berbincang-bincang di saat khatib sedang berkhutbah pada hari jum’at.”

Dari Hubaib bin Abi Tsabit, dia berkata, “Said bin Jubair berkata kepadaku, “Sesungguhnya menyebarkan ilmu pengetahuan lebih aku sukai daripada aku harus membawanya ke kuburanku.”

Dari Hilal bin Khabab, dia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Said bin Jubair, “Apa tanda-tanda binasanya manusia?” Dia berkata, “Jika ulama mereka telah pergi  (dipanggil menghadap Allah yang Maha kuasa).”

Adapun dari Ja’far dari Said, beliau berkata, “Barangsiapa yang sedang bersin sedangkan di dekatnya ada saudaranya sesama muslim dan tidak menjawabnya, maka hal itu adalah hutang bagi yang mendengarnya yang harus dibayamya pada Hari Kiamat.”

*Wallahu a’lam bissawab

Sumber: 60 Biografi Ulama Salaf oleh Syaikh Ahmad Farid

Rosmawati