Mengenal Sifat Boros Israf dan Tabdzir, serta Perbedaanya dalam Islam

israf dan tabdzir

Pecihitam.org -Pemborosan adalah suatu sikap yang tercela dan sangat tidak di sukai Allah Swt, bahkan orang yang boros di sebut sebagai saudara setan. Istilah yang berkembang di masyarakat adalah israf dan tabdzir. Keduanya memang hampir sama, yaitu sama-sama berlebihan dalam segala hal. Lalu apa yang membedekan antara israf dan tabdzir?

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kata Tabdzir berasal dari bahasa arab yaitu bentuk dari isim mashdar dari kata badzara-yubadziru- tabdziran, yang artinya memboroskan harta, berperilaku boros, berlebih-lebihan, dan membuang-buang harta.

Sedangkan israf adalah bentuk isim mashdar dari asrafa-yusrifu-israafan yang artinya berlebih-lebihan, melampaui batas, pemborosan, dan menghambur-hamburkan harta.

Imam Syafii mengartikan tabdzir sebagai perilaku membelanjakan harta tidak pada jalannya. Sedangkan menurut Imam Malik, mengartikan tabdzir sebagai perilaku mengambil harta dari jalan yang pantas namun, mentasarufkan harta tersebut dengan jalan yang tidak pantas.

Menurut sebagian ulama, memahami tabdzir sebagai suatu pengeluaran yang bukan haq, sehingga apabila ada seorang yang berlebihan dalam mengeluarkan hartanya namun untuk perkara yang haq di jalan Allah Swt maka tidak di sebut sebagai pemboros. Namun apabila seseorang yang mengeluarkan hartanya meskipun sedikit untuk perkara yang bathil, maka tetap akan di sebut sebagai pemboros.

Baca Juga:  Pahami Kembali Ushul dan Furu' Agar Tak Mudah Memvonis Bid'ah, Kafir dan Sesat

Sedangkan israaf adalah suatu bentuk perbuatan yang melampaui batas atau ukuran yang seharusnya. Israaf termasuk perilaku yang sangat tidak di sukai Allah Swt, karena sama saja dengan tidak mensyukuri atas nikmat atau rezeki yang telah Allah Swt berikan.

Larangan berbuat israf dan sikap melampaui batas telah di sebutkan daalam dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadist. Sikap israaf di awali dan di sebabkan oleh suatu hal yang sepele sekali, namun jika di lakukan secara terus-menerus maaka dengan cepat akan menimbulkan bahaya dan kerusakan bagi pelakunya.

وآت ذاالقربي حقه والمسكين وابن السبيل ولا تبذر تبذيرا * ان المبذرين كنوا اخوان الشيا طين وكان الشيطان لربه كفورا

“Dan berikanlah hak nya kepada kerabat dekat juga kepada oraang-orang miskin, da orang-orang yang dalam perjalanan. Dan janganlah kamu menghambur-hamburkaan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros adalah saudaranya setan. Dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” QS. Al-Isra’ : 26-27)

Menurut Abdurrouf al-Munawi, dalam kitabnya Faid al-Qadir menjelaskan bahwa,

Baca Juga:  Menurut KH Marzuqi Mustamar, 3 Hal Ini Menjadi Syarat Wajib Ulama

“Arti israf adalah menggunakan sesuatu berlebihan dari ketentuan yang di anjurkan. Sedangkan mubadzir adalah menggunakan sesuatu pada tempat yang tidak di anjurkan.”

Sering kali, orang membeli barang yang sesungguhnya tidak di perlukan, akibatnya barang tersebut menjadi sia-sia dan tidak bermanfaat. Mereka berbelanja tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan mereka saja, tapi juga untuk bergaya, bermewah-mewahan dan hendak pamer atas kemewahan yang mereka miliki, sehingga di sebut dengan konsumtif life.

Mengadakan perayaan atau pesta-pesta seperti perayaan tahun baru, valentine dan lain sebagainya yang tidak di anjurkan dalam islam, dan menghabiskan banyak biaya sehingga menjadi sia-sia. Maka perbuatan seperti ini di sebut dengan tabdzir, yaitu berlebih-lebihan dalam mengeluarkan harta untuk urusan yang bathil.

Sedangkan israaf itu misalnya ketika ada seseorang yang sedang makan, kemudian ia tetap melanjutkan menghabiskan makanannya meskipun perutnya sudah kenyang, maka inilah yang di sebut dengan perbuatan israaf yaitu belebih-lebihan dan tidak di sukai oleh Allah Swt, maka seharusnya jika sudah kenyang lebih baik menyudahi makannya.

Baca Juga:  Pengertian Al Qur’an Hadits dan Ijtihad, Muslim Harus Paham!

Jadi, israf dan tabdzir secara pengertian sama, namun keduanya berbeda dalam obyek pengamalannya, israaf adalah berlebih-lebihan atau melampaui batas dari yang seharusnya, sedangkan tabdzir adalah berlebih-lebihan dalam menggunakan sesuatu bukan pada tempat yang di anjurkan.

Islam mengajarkan kepada seorang muslim agar mereka dapat membelanjakan hartanya sesuai dengan kebutuhan secara adil, tidak kurang dan tidak berlebihan dari yang seharusnya. Artinya bahwa seorang muslim tidak boleh kikir dan tidak boleh juga boros. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik