Menghormati Semua Makhluk, Sunnah Nabi yang Banyak Ditinggalkan

sunnah nabi yang banyak ditinggalkan

Pecihitam.org – Suatu kali, melihat orang lewat menggotong jenazah, Rasulullah shallallahu ‘alaih wa aalih wa sallam berdiri menghormat. Ada yang menegur beliau, “Itu jenazah Yahudi!”. Apa sahut Nabi? “Bukankah ia juga manusia?”. Demikian dalam sebuah hadits shahih yang ditakhrij Al-Bukhari dan Muslim.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Perilaku Nabi ini kemudian menjadi sunnah yang diamalkan para sahabatnya. Qais bin Sa’d (wafat 49 H) dan Sahl bin Hunaif (wafat 38 H) ketika menghormati jenazah non muslim di Qadisiyah (wilayah Irak) saat dikritik, ia menjawab dengan hadits ini.

Perbedaan diantara manusia, baik dalam kehidupan maupun keyakinannya, adalah sesuatu niscaya. Ini adalah ketentuan Allah yang telah ditetapkanNya. 

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu” demikian firman-Nya dalam QS. Hud ayat 118 – 119.

Perbedaan yang tidak boleh membuat kita saling membenci dan memusuhi. Saling melecehkan, menghinakan dan merendahkan. Memaksakan agar manusia satu keyakinan dan keimanan sama artinya menentang ketentuan Allah. Pertanda gagal paham memaknai hikmah kehidupan.

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?” (QS.Yunus ayat 99).

Tak ada hak bagi kita memaksakan keyakinan kepada orang lain. Karena tugas dakwah hanya menyampaikan, bukan memaksakan.

Baca Juga:  Corona, Bagaimana Seharusnya Sikap Muslim? Pasrah atau Ikhtiar? Awas Salah langkah!

“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (hidayah) siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al-Baqarah ayat 272)

Penghargaan dan penghormatan kepada sesama manusia karena memandang sisi kemanusiaannya adalah bagian dari kewajiban seorang muslim. Bahwa setiap orang punya hak masing-masing yang mesti ditunaikan oleh pihak lain yang berkewajiban, harus kita kampanyekan, demi terciptanya kehidupan yang rukun dan damai di muka bumi.

Tidak hanya hak sebagai sesama penganut suatu agama. Tapi lebih dari itu. Masing-masing ada hak dan kewajibannya. Kita punya hak sekaligus ada kewajiban disebabkan hubungan kekeluargaan, hubungan pernikahan, pertemanan, bertetangga, sebangsa, pun sesama umat manusia.

Bahkan, lebih jauh lagi, seorang muslim juga berkewajiban menghormati dan menghargai sesama makhluk Tuhan. Entah itu manusia, binatang, maupun tumbuhan. Anjing, misalnya. Meski secara fikih liurnya dihukumkan najis. Namun, hal ini tidaklah menjadikannya boleh dihina dan direndahkan.

Diceritakan Al-Habib Ali Al-Jufri dalam kajian “Al-Insaniyyah Qabla At-Tadayyun” (Humanity Before Religiosity) bahwa suatu kali Imam Taajuddin as-Subki (wafat 771 H) sedang berada di taman rumahnya, tiba-tiba datang anjing masuk ke dalam rumah. Anjing diusir olehnya sembari berkata, “Dasar anjing!”. Ayahnya, Imam Taqiyuddin as-Subki (wafat 756 H) yang ketika itu menyaksikan dari lantai atas, turun dan menegur tindakan sang anak. “Tapi kan benar ia anjing”, bantah Imam Taajuddin”. “Iya, tapi bukan berarti kau boleh menghinanya”, jawab sang ayah. “Tadi itu kau mengatakan ‘dasar anjing’ karena merendahkan dan mencelanya”, jelas Imam Taqiyuddin as-Subki.

Baca Juga:  Bolehkah Menjadikan Ceramah Sebagai Profesi? Begini Cara Memahami Posisi Para Dai

Hari ini, kita menyaksikan ada kelompok-kelompok yang intoleran terhadap orang yang berbeda dengan mereka. Baik dalam berkeyakinan maupun dalam beragama. Mereka tidak segan melakukan tindakan anarkis terhadap yang tidak mau mengikuti pemahaman mereka. Beralasan menegakkan syariat, mereka berbuat melanggar syariat. Berdalilkan sunnah, mereka bertindak menyalahi sunnah.

Sikap hormat Nabi karena memandang sisi kemanusiaan seorang manusia, adalah sunnah yang hari ini langka kita dengar. Perbedaan agama dan keyakinan tak jarang membuat seseorang kehilangan rasa hormat. Ditambah lagi semangat beragama yang tinggi namun tanpa pondasi keilmuan yang kokoh. Pada akhirnya, teriak bela agama, namun faktanya meruntuh sendi agama itu sendiri.

Menghidupkan sunnah Nabi dalam menghormati seluruh makhluk, adalah tugas utama kita hari ini. Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari (wafat 256 H) berkata, “Orang muslim yang paling utama adalah orang yang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan (manusia), maka bersabarlah wahai para pencinta sunnah (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), karena sesungguhnya kalian adalah orang yang paling sedikit jumlahnya (di kalangan manusia)“.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah (wafat 751 H) berkata, “Demi Allah, benar (ucapan ulama tersebut), karena sesungguhnya jika pada suatu zaman, ada seorang yang memahami sunnah (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), (mengamalkannya) dan menyeru (manusia) untuk mengikutinya, maka dialah hujjah (argumentasi penegak kebenaran di jamannya), dialah ijma’ (kesepakatan/konsensus para ulama Ahlus sunnah), dialah as-Sawaadul A’zham (kelompok terbesar/Ahlus Sunnah), dan dialah sabilul mu’minin (jalannya orang-orang yang beriman), yang barangsiapa memisahkan diri darinya dan mengikuti selainnya, maka Allah akan membiarkan dia (dalam kesesatan) yang diinginkannya dan Allah akan masukkan dia ke dalam neraka Jahannam, dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali”.

Baca Juga:  Begini Cara Sederhana Agar Kita Bisa Mengenali Hadits Dhaif

Saling menghormati dan saling menghargai sesama makhluk adalah salah satu sunnah nabi yang sebaiknya ditegakkan juga oleh kita Umat Islam. Karena inilah bagian dari esensi Rahmatan lil Alamin yang sebenarnya.

Ust. Khairullah Zainuddin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *