Mengusapkan Kedua Jempol Pada Mata Saat Adzan, Sunnahkah?

Mengusapkan Kedua Jempol Pada Mata Saat Adzan, Sunnahkah

Pecihitam.org – Sering kita temukan orang Islam di dalam mesjid atau musalla saat muazzin (orang yang azan) mengucapkan kalimah: أشهد ان محمدا رسول الله. ada yang mengecup kedua jempol tangannya, lalu mengusapkan kedua jempol pada dua mata mereka. Katanya, agar terhindar dari buta mata dan mata hati, atau agar dapat melihat Allah SWT kelak di di akhirat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Selain itu, ada pula kelompok lain dalam Islam yang beranggapan bahwa seolah-seolah hal seperti ini tahayyul belaka, banyak umat Islam zaman sekarang tidak percaya lagi hal-hal seperti ini. apalagi jika tidak didatangkan dalilnya atau pendapat para ulama.

Dalam artikel ini saya ingin menjawab persoalan ini berdasarkan dalil dan teks kitab fiqih Syafiiyah yang populer. Dalam kitab Radd al-Mukhtar jilid I, hal. 398 dijelaskan sebagai berikut:

‎)تتمة) يستحب أن يقال عند سماع الأولى من الشهادة صلى الله عليك يا رسول الله و عند الثانية منها قرت بك عيني يارسول الله ثم يقول اللهم متعني بالسمع و البصر بعد وضع ظفر الإبهامين على العينين فإنه عليه السلام يكون قائدا له إلى الجنة كذا في كنز العباد ~إنتهى قهستاني و نحوه في الفتاوي الصوفية وفي كتاب الفروس من قبل ظفر إبهاميه عند سماع أشهد أن محمدا رسول الله في الأذان أنا قائده و مدخله في صفوف الجنة و تمامه في حواشي البحر للرملي عن المقاصد الحسنة للسخاوي و ذكر ذلك الجراحي ثم قال و لم يصح في المرفوع من كل هذا شيئ

“Dianjurkan ketika mendengar syahadat adzan yg pertama mengucapkan : ”shallallahu alaik ya rasulallah”, dan ketika mendengar syahadat azan yg kedua mengucapkan:”qarrat bika ainii ya rasulallah”, kemudian menempelkan kedua jempol pada kedua mata dan mengucap:”allahumma matti’ni bissam’i wal bashar”. Barang siapa yg melakukan hal tersebut maka nabi saw akan menuntunnya menuju surga. Komentar syekh al-Jarahi: “tidak ada satupun hadits marfu’ yg shahih dalam masalah ini.”

Baca Juga:  Menikahi Janda, Haruskah Ada Wali? Ini Pendapat Ulama

Berdasarkan kitab Radd al-Mukhtar di atas jelaslah bahwa masalah mengusapkan kedua jempol pada mata saat muazzin mengucap kalimah asyhadu anna muhammadan rasulullah adalah sunnah dan ada hadis Nabi yang dinukilkan oleh para ulama fiqih.

Kaifiyahnya adalah setelah mendengar kalimah asyhadu anna muhammadan rasulullah yang pertama maka menjawabnya seperti biasa, lalu disambung dengan mengucap:

صَلَّى اللهُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ

Kemudian setelah muazzin mengucap kalimah asyhadu anna muhammadan rasulullah yang kedua maka setelah menjawab azan disunnahkan mengucap kalimat:

قُرَّتَ بِكَ عَيْنِيْ يَارَسُوْلَ اللهِ

Lalu mengecup kedua jempol dan mengusapkan kedua jempol pada dua mata sambil membaca doa:

اللّهُمّ مَتِّعْنِيْ بِالسَمْعِ وَ البَصْرِ

“ya Allah beri nikmat pendengaran dan penglihatan bagiku”.

Barangsiapa melakukan hal demikian maka Rasulullah akan menuntunnya ke jalan syurga.

Selain itu, dalam kitab Kasyf al-Khafaa’ II/206 ada juga dijelaskan sebagai barikut:

مسح العينين بباطن أنملتي السبابتين بعد تقبيلهما عند سماع قول المؤذن أشهد أن محمدا رسول الله مع قوله أشهد أن محمد عبده ورسوله رضيت بالله ربا وبالإسلام دينا ومحمد صلى الله عليه وسلم نبيا . رواه الديلمي عن أبي بكر أنه لما سمع قول المؤذن أشهد أن محمدا رسول الله قاله وقبل باطن الأنملتين السبابتين ومسح عينيه فقال صلى الله عليه وسلم من فعل فعل خليلي فقد حلت له شفاعتي . قال في المقاصد ولا يصح ، وقال القاري وإذا ثبت رفعه إلى الصديق فيكفي العمل به لقوله عليه الصلاة والسلام عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين من بعدي ، وقيل لا يفعل ولا ينهي ، كذا لا يصح ما رواه أبو العباس ابن أبي بكر الرداد اليماني المتصوف في كتابه موجبات الرحمة وعزائم المغفرة بسند فيه مجاهيل مع انقطاعه عن الخضر عليه الصلاة والسلام أنه قال من قال حين يسمع المؤذن يقول أشهد أن محمدا رسول الله مرحبا بحبيبي وقرة عيني محمد بن عبد الله صلى الله عليه وسلم ثم يقبل إبهاميه ويجعلهما على عينيه لم يعم ولم يرمد أبدا

Baca Juga:  Tabarruk, Mengharap Keberkahan Lewat Kekasih Allah

“Mengusapkan kedua ujung jari telunjuk pada dua mata setelah menciumnya setelah mendengar orang azan membaca “asyhadu anna muhammadan rosuulullaah” sambil membaca أشهد أن محمد عَبْدُهٌ وَرَسُوْلُهُ رَضِيْتُ بِاللهِ رَبَّا وَبِالإسْلَامِ دِيْنَا وَمُحَمّدٍ صلى الله عليه وسلم نَبِيَّا. (HR. ad-Daylami).

Dari sahabat Abu Bakar ra “Adalah Abu Bakar saat mendengar orang azan membaca “asyhadu anna muhammadan rosuulullaah” ia juga membacanya dan mencium perut kedua ujung jari telunjuk dan diusapkan pada kedua matanya, Rasulullah bersabda “Barangsiapa mengerjakan seperti yang dikerjakan sahabat karibku maka ia berhak mendapatkan syafaatku”

Pengarang al-Maqaashid berkata “Hadits ini tidak shahih”. Al-Qaari’ berkata “Kalau ketetapan keberadaan hadits ini sampai pada Abu Bakar as-Shiddiq, maka cukuplah untuk dikerjakan berdasarkan sabda Nabi “Berpeganglah pada sunahku dan Para khulafaaur raasyidyin setelahku”.

Baca Juga:  Kotoran Hewan yang Halal Dimakan Tidak Najis dan Bisa untuk Bersuci, Benarkah?

Dikatakan oleh pendapat lain “Tidak dikerjakan tapi juga tidak dilarang”. Begitu juga tidak shahih apa yang diriwayatkan oleh Abu al-Abbas Bin Abu Bakar ar-Raddaad al-Yamaani dalam kitab Muujibaat ar-Rahmah wa ‘Azaa-im al-Maghfirah.

”Barangsiapa saat mendengar orang azan membaca “asyhadu anna muhammadan rosuulullaah”, membaca “Asyhadu anna muhammadan Rosuulullaah, Marhaban bi Habiibiy wa Qurrata ‘ainii, Muhammad Ibn Abdillaahi shallallaahu alaihi wa sallam” kemudian mencium kedua ibu jarinya dan meletakkannya pada kedua matanya maka ia tidak akan buta atau sakit mata selamanya”.            

Dengan demikian, kesimpulannya berdasarkan kitab Radd al-Mukhtar dan Kasyf al-Khafaa’ adalah hukum mengecup kedua jempol jari tangan lalu mengusapkan kedua jempol pada dua mata sambil membaca doa di atas setelah mendengar muazzin mengucap أشهد أن محمدا رسول الله adalah sunnah dan baik dilakukan untuk akhirat.

Kendatipun ada khilaf para ulama fiqih dalam hal kesahihan hadis. Namun kerancuan tersebut telah diselesaikan oleh ulama fiqih sebagaimana dalam keterangan teks dua kitab di atas. wallahu a’lam wa muwafiq ila aqwami al-thariq

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *