Menjawab Wahabi yang Mengatakan Peringatan Isra Mi’raj Adalah Bid’ah

peringatan isra mi'raj bid'ah

Pecihitam.org – Di Bulan Rajab, umat Islam diseluruh dunia biasanya akan memperingati satu peristiwa yang sangat luar biasa, yaitu Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, sebuah perjalanan dari Makkah ke Baitul Maqdis, kemudian naik ke Sidratul Muntaha.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Peristiwa ini begitu penting, karena pada Isra Mi’raj ini lah Nabi Muhammad dans seluruh umatnya mendapat perintah Allah untuk mengerjakan shalat lima waktu. Untuk memperingati dan memaknai peristiwa yang luar biasa tersebut, biasanya kaum muslimin akan mengadakan berbagai acara seperti: Pengajian, dzikir, tafakkur dan acara-acara lain yang berkaitan dengan pemaknaan Isra Mi’raj itu sendiri.

Tujuan peringatan tersebut dalam rangka menanamkan rasa kebanggaan serta menumbuhkan rasa kecintaan dengan ajaran Islam dalam hati para pemeluknya. Adapun memang beberapa kelompok kecil yang mengatakan bahwa peringatan isra mi’raj hukumnya bid’ah itu adalah hak mereka.

Hemat kami peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW merupakan momentum penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Yang mana sebagai bentuk rasa syukur, bahagia dan bangga atas diutusnya Nabi Muhammad Saw oleh Allah untuk membawa petunjuk sepanjang zaman. Selain itu juga sebagai ajang silaturahim mempererat persatuan dan kesatuan umat Islam.

Baca Juga:  Jangan Salah Paham! Hadits Qudsi dan Al-Quran Memiliki 5 Perbedaan yang Signifikan

Peringatan Isra Mi’raj bisa disamakan dengan memperingati Maulid Nabi, umpama dikatakan bid’ah maka itu adalah bid’ah yang paling baik. Sebab walaupun Nabi Muhammad SAW sendiri dan para sahabat tidak pernah melakukannya bukan berarti hal tersebut tidak diperbolehkan. Hal ini sebagaimana riwayat hadits shahih.

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ

“Barangsiapa merintis, atau memulai dalam Islam suatu sunnah -perilaku atau tradisi- yang baik, dia akan mendapat pahalanyadan pahala mereka yang melakukannya setelah dia tanpa kurang sedikitpun dan barangsiapa merintis suatu sunnah yang buruk, dia akan mendapatkan dosanya dan dosa mereka yang melakukannya setelah dia tanpa kurang sedikitpun.” (dari hadits panjang Shahabat Abu Amr dab Jarir bin Abdillah r.a. riwayat Imam Muslim).

Hadits diatas shahih dan silahkan bisa dicek dalam kitab shahih Muslim. Kemudian berdasarkan satu qoidah fiqih:

Baca Juga:  Menerima Upah atau Memasang Tarif Dakwah, Bolehkah?

الأَصْلُ فِي العَادَاتِ وَالُمعاَمَلاتِ الإِبَاحَةُ حَتَّى يَدُلَّ الدَّلِيْلُ عَلَى التَّحْرِيْمِ

“Hukum asli adad dan mu’amalat adalah boleh, sehingga ada dalil yang menunjukkan keharamannya”.

Dari sini kita bisa ketahui bahwa peringatan-peringatan seperti Isra Miraj, Maulid Nabi, dan Tahun Baru Hijriyah merupakan sebuah budaya atau tradisi masyarakat (bid’ah atau sunnah) yang menurut kami semua itu baik, alasannya:

  • Pertama, hal tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam
  • Kedua, karena di dalam peringatan itu kita selalu diingatkan kepada Nabi Saw, perilaku dan tuntutannya yang mulia.
  • Ketiga, faktanya praktek dan peringatan Isra’ Mi’raj yang selama ini berjalan, justru mengandung hal-hal yang bermanfaat bagi kepentingan syiar agama Islam. Seperti ada silaturrahim, shalawat Nabi, ada mau’idhoh hasanah, terkadang juga ada shadaqahnya, dan masih banyak hikmah-hikmahnya yang lain.
Baca Juga:  Hukum Membuat Patung Haram, Namun Diperbolehkan Jika Hal Ini Terpenuhi

Perlu digaris bawahi, kegiatan-kegiatan peringatan hari besar Islam seperti Isra’ Mi’raj ini termasuk ‘umuru ghairut-ta’abbudiy, bukan ibadah yang langsung ditujukan kepada Allah Swt, oleh karenanya hal itu boleh dilakukan dan tidak dilarang.

Bahkan memperingati Isra’ Mi’raj bisa menjadi sebagai suatu ibadah kepada Allah swt, jika kegiatan itu menambah syiar agama serta tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama Islam. Semoga bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik