Menlu Iran: Penjajah AS Harusnya Tak Invasi Afghanistan

Pecihitam.org – AS akan meninggalkan Afghanistan setelah dua dekade mengalami “penghinaan” menyusul apa yang disebut kesepakatan damai antara Taliban dan Amerika Serikat.

Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dalam cuitannya di Twitter miliknya, Minggu, 1 Maret 2020, kemarin.

“Penjajah AS seharusnya tidak pernah menginvasi Afghanistan. Tetapi mereka melakukannya, dan menyalahkan semua orang atas konsekuensinya,” cuit Zarif.

“Sekarang setelah 19 tahun dipermalukan, AS telah mengajukan tawaran menyerah,” sambungnya.

Kehadirsn militer AS, kata Zarif, telah menjadi sumber penderitaan bagi Afghanistan dan negara-negara lain seperti Suriah, Irak dan Yaman.

“Mereka (AS) akan pergi, sambil meninggalkan kekacauan besar di belakangnya,” ujar Zarif.

Baca Juga:  32 Perempuan dan Anak-anak Tewas dalam Serangan ISIS di Afghanistan

Diketahui, Amerika Serikat dan Taliban pada Sabtu menandatangani perjanjian yang bertujuan membuka jalan bagi penarikan penuh pasukan Amerika dari Afghanistan, yang secara efektif mengakhiri apa yang banyak orang menyebutkan sebagai “perang terpanjang” Amerika.

Taliban atas kesepakatan itu akan memutuskan hubungan dengan al-Qaeda dan kelompok-kelompok teror lainnya dan duduk untuk pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan.

Sebagai imbalannya, Washington akan memulai penarikan pasukan secara bertahap.

Pemerintah Afghanistan tidak mengambil bagian dalam pembicaraan yang mengarah pada kesepakatan itu.

Kementerian Luar Negeri Iran sebelumnya pada hari Minggu mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa pakta tersebut adalah upaya Washington untuk membenarkan kehadiran ilegalnya di Afghanistan.