Pecihitam.org – Sebagai makhluk yang beragama, tentu sudah menjadi pengetahuan umum bahwasanya ada dua hubungan yang perlu kita jaga dengan baik guna menyempurnakan ajaran agama itu, yakni menjaga hubungan kita dengan Allah dan menjaga hubungan kita dengan sesama manusia.
Salah satu cara menjaga hubungan baik antar sesama manusia itu dengan tidak saling menyakiti. Dan salah satunya ialah tidak menyakiti hati tetangga. Itu sebabnya Islam mengajrakan pemeluknya mengenai adab adab dalam bertetangga.
Mengapa ada larangan untuk tidak menyakiti hati tetangga? Tentu hal ini berangkat dari kita sebagai makhluk sosial yang mana tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Sehingga berdamai dengan tetangga tentu akan mewujudkan suatu masyarakat yang memiliki kultur saling membantu, saling mengasihi dan saling menjaga.
Dan tidak bisa kebayang jikalau antar sesama tentangga saling meremehkan dan mengabaikan, tentulah ini akan membuat kita jauh dari kebaikan dan dekat dengan keburukan.
Allah swt., berfirman
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada orang tua, karib kerabat, anak anak yatim, orang orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, …” (QS. An-Nisa/4: 36)
Sedangkan dalam al hadits sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam al Bukhari dan Muslim meriwayatkannya dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw., pernah bersabda
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia tidak mengganggu tetangganya, ..”
Ancaman Menyakiti Hati Tetangga dalam Pandangan Agama
Dalam agama Islam sendiri rupanya telah dijelaskan Rasulullah Saw terkait ancaman ancaman bagi mereka yang menyakiti hati tetangga. Berikut yang perlu kita perhatikan:
1. Imanya dianggap tidak sempurna
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam ath Thabrani dan al bazzar dengan isnad yang berkualitas hasan, dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah saw., bersabda,
“Seseorang belum sempurna Imannya kepadaku apabila ia melewati malamnya dengan perut kenyang, sementara ia tahu ada tetangga disampingnya yang kelaparan.“
Tentu hadis diatas menggambarkan tentang seorang tetangga yang tidak membantu tetangganya dengan memberikan makanan, padahal itu tahu bahwa ada yang sedang kelaparan. Salah satu fungsi seorang tetangga ialah dengan membagi dan saling membantu.
2. Tidak termasuk sebagai orang mukmin
Hal ini berdasarkan dengan riwayat al Khara’ithi (dalam makarim al akhlaq) dari Amru bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya bahwa Rasulullah saw., bersabda
“Barang siapa yang menutup pintunya terhadap tetangganya karena takut keluarga dan hartanya terusik, maka ia bukanlah seorang mukmin, seseorang tidak dinamakan mukmin apabila tetangganya merasa tidak aman dari keburukannya. Tahukah kalian apa saja hak tetangga? Apabila ia meminta bantuanmu, engkau membantunya; apabila ia meminjam uang kepadamu, engkau meminjaminya; apabila ia membutuhkanmu, engkau mendatanginya; apabila ia meninggal, engkau mengiringi jenazahnya; apabila ia sakit, engkau membesuknya; apabila ia mendapatkan kebaikan, engkau mengucapkan selamat kepadanya; apabila ia tertimpa musibah, engkau menghiburnya; …”
Ada pun dalam hadis lain sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam at Tirmidzi dan yang lain, dari Abu Hurairah ra., menceritakan bahwa Rasulullah bertanya
“Sipa yang mau mengambil kalimat kalimat ini dariku lalu mengamalkannya atau mengajarkannya kepada orang yang mau mengamalkannya?” Aku menjawab, “Aku mau wahai Rasulullah”. Beliau lantas meraih tanganku lalu menyebut lima hal,
“Jagalah darimu dari hal hal yang diharamkan, niscaya kamu menjadi hamba Allah yang paling baik; Terimalah pemberian Allah dengan rela, niscaya kamu menjadi oang yang paling kaya; Berbuat baiklah kepada tetanggamu, niscaya kamu menjadi mukmin; perlakukanlah orang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan niscaya kamu menjadi muslim; dan janganlah sering tertawa karena hal itu bisa membuat hati menjadi mati”
3. Merupakan suatu bencana
Menyakiti hati tetangga dianggap sebagai suatu bencana, dan hal ini dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam ath Thabrani
“Ada tiga yang merupakan bencana, (1) Pemimpin yang tidak berterima kasih ketika engkau berjasa kepadanya dan tidak memaafkan ketika engkau berbuat salah; (2) tetangga jahat, yang memendam kebaikanmu dan menyebarkan keburukanmu; (3) Istri yang menyakitimu kala engkau berada di rumah dan mengkhianatimu kala engkau tiada”
Itulah kiranya ancaman agama bagi mereka yang sangat senang menyakiti tetangganya. Dan semoga kita semua termasuk tetangga tetangga yang senantiasa menebarkan kebaikan hingga mendapatkan rahmat dan ridha Allah swt., Aamiin