Metode Holistik; Praktik Dakwah yang Mampu Mengobati Keresahan Umat

Metode Holistik; Praktik Dakwah yang Mampu Mengobati Segala Keresahan Umat

Pecihitam.org – Dakwah merupakan seruan mengajak umat bersama-sama berjalan di jalan Allah swt. Para pengemban dakwah berfungsi sebagai pemandu mengarahkan umat menuju kehidupan yang lebih Islami.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Proses dakwah ini tidaklah dilakukan secara instan, namun menggunakan metode yang dirinci, terorganisir, dan dipikirkan dengan matang. Setiap proses akan dilakukan evaluasi secara terus menerus untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Dakwah juga bisa diartikan sebagai sarana revitalisasi nilai agama ke dalam aspek kehidupan manusia berdasarkan Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Kedua sandaran ini berfungsi sebagai pegangan para da’i agar tidak melenceng dari tujuan dakwahnya.

Tugas pendakwah adalah menerjemahkan Al-Qur’an dan hadits untuk dihasilkan tatanan kehidupan masyarakat yang Islami secara menyeluruh. Namun karena keterbatasan pengetahuan pendakwah, dia akhirnya tidak mampu menerjemahkan keduanya sesuai keadaan masyarakat. Hasil penerjemahannya sering kali mengundang kontra dan makin menjauhkan umat dari tataran nilai Islam.

Maka untuk menjawab berbagai permasalahan di atas, diperlukan dakwah yang bersifat holistik. Dakwah yang mampu menjangkau seluruh aspek kehidupan manusia, tentunya dengan semangat uswatun hasanah yang diwariskan oleh Rasulullah. Menjawab permasalahan dengan melakukan dialog dan media yang tepat.

Baca Juga:  Hati-hati! Masih Banyak Gerakan Khilafah yang Merongrong NKRI

Kita pun sering menjumpai masyarakat yang secara tegas menolak dakwah dari seorang penceramah. Hal ini bukannya disebabkan masyarakat ingkar akan ajaran agama Islam, namun lebih diakibatkan pada tataran keilmuan dari pendakwah yang masih dangkal.

Di sisi lain, kita sering melihat konflik sosial dan isu internal yang menguat di berbagai belahan masyarakat. Hal itu bisa terjadi karena adanya pengembangan dakwah yang dilakukan beberapa kalangan menggunakan metode yang keliru.

Bahkan menjebak masyarakat ke dalam konflik internal yang memanas. Akhirnya nilai-nilai Islami yang menjadi kunci utama dari dakwah kurang didapatkan.

Yang diperlukan saat ini bukanlah dakwah yang dilakukan tanpa perencanaan yang matang. Tanpa kesiapan materi apalagi kecukupan ilmu yang diperlukan. Memang tidak ada salahnya menyampaikan sedikit ilmu yang kita miliki, namun alangkah baiknya melengkapi ilmu tersebut dan meminta panduan kepada orang yang lebih berilmu banyak.

Dalam aktivitas dakwah, kita sering menjumpai sejumlah pertanyaan berkaitan dengan masalah yang tengah berkembang. Tidak hanya masalah agama, namun masalah politik, kemanusiaan, dan berbagai permasalahan pelik lainnya. Semua masalah itu tampak rumit dan harus dijawab dengan bijaksana tanpa melukai pihak manapun.

Baca Juga:  Belajar dari Pengalaman Menjadi Minoritas, Saat Jadi Mayoritas Jangan Diskriminatif

Oleh karenanya dibutuhkan pendakwah yang berwawasan luas dan memiliki pemahaman mendalam mengenai persoalan yang berkembang. Hal itu bisa dimaklumi, karena kunci dakwah yang efektif adalah dakwah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pendakwah harus memiliki keluasan ilmu serta kearifan untuk menyikapi persoalan.

Eksistensi Islam sebagai agama rahmatan lil alamin harus selalu dibawa oleh seorang pendakwah. Menularkan prinsip tersebut kepada semua orang. Menerapkannya ke dalam setiap kegiatan, baik yang bersifat individual maupun kelompok.

Tanggung jawab manusia sebagai khalifah penjaga perdamaian haruslah dipegang erat-erat. Sebagai khalifah, manusia tidak hanya bertanggung jawab terhadap dirinya dihadapan Allah, namun juga ikut mengabdi kepada kehidupan sosial kemasyarakatan.

Islam hadir di muka bumi untuk menyelesaikan segala problematika hidup yang biasa dijalani manusia. Dan Islam tidak pernah memandang manusia sebagai makhluk individual. Namun Islam memandang manusia sebagai makhluk sosial yang aktif dalam pergaulan.

Baca Juga:  Fokus Belajar atau Ikut Demo? Pahami Dulu Agar Tak Salah Langkah

Untuk itu, setiap pendakwah harus menyambungkan ajaran agama dengan permasalahan riil yang tengah terjadi di masyarakat, mengelola lembaga keagamaan dengan sistematik dan sesuai dengan problematika umat, memperkenalkan Islam yang lebih dinamis melalui ajaran yang disampaikan ataupun melalui tingkah lakunya.

Dengan cara ini slogan rahmatan lil alamin dapat diterapkan pada prosesi dakwah. Setiap ajaran yang disampaikan tidak akan menjadikan umat tersinggung dan menjauh padanya. Dan harapannya mampu mewujudkan masyarakat madani.

Muhammad Nur Faizi