Pecihitam.org– Wali sebagai hamba pilihan Allah merupakan orang-orang spesial yang tidak bisa diketahui keberadaannya di tengah-tengah kaum muslimin. Ini memang sengaja dirahasiakan oleh Allah dengan hikmah agar seseorang berhati-hati dan tidak mudah menghina orang lain. Ada ungkapan tidak ada yang bisa mengetahui seorang wali kecuali sesama wali. Pertanyaannya, mungkinkah seseorang tidak mengetahui bahwa dirinya seorang wali?
Seorang wali dengan derajat yang lebih tinggi daripada wali lainnya, akan mengetahui siapa saja yang menjadi wali dengan tingkat derajat di bawahnya. Tetapi seorang wali dengan tingkatan terbawah belum tentu bisa mengetahui tingkatan wali yang ada di atasnya.
Beberapa Waliyullah dengan tingkat yang sama, maka mereka bisa mengetahui Wali Wali lainnya. Kembali ke pertanyaan awal di atas, Mungkinkah seseorang tidak mengetahui bahwa dirinya seorang wali?
Kondiai di mana seorang wali tidak mengetahui atau tidak menyadari bahwa dirinya merupakan Wali Allah sangatlah mungkin.
Adalah Abdurrahman Bajalhaban, seorang suami yang diangkat derajatnya menjadi Wali Allah karena kesabarannya menghadapi istrinya yang cerewet. Abdurrahman Bajalhaban tidak menyadari bahwa dirinya seorang wali hingga ia bertemu dengan dua pemuda yang bermunajat kepada Allah dengan bertawasul menggunakan namanya.
Beginilah kisah Abdurrahman Bajalhaban. Dulu di Hadramaut, Yaman ada seorang wali bernama Abdurrahman Bajalhaban. Beliau diangkat menjadi wali Allah karena kesabarannya menghadapi istri yang cerewet dan susah diatur.
Sebelum ditakdirkan bertemu dengan dua orang wali Allah lainnya, beliau tidak sadar kalau dirinya ternyata juga wali Allah. Padahal ia merasa bahwa dirinya hanya manusia biasa seperti orang lain.
Dalam kesehariannya, Abdurrahman dikenal luas sebagai suami yang sangat sabar di sabar saat dimarahi istrinya. Beliau tak pernah membalas kemarahan istrinya meskipun level cerewet istrinya lebih dari perempuan pada umumnya.
Namun sikap istrinya itu lama-lama membuat Syaikh Abdurrahman Bajalhaban tidak betah di rumah. Beliau pun pergi berkelana meninggalkan rumah.
Di perjalanan, Syaikh Abdurrahman kehabisan bekal. Tiba-tiba beliau bertemu dengan dua orang wali yang juga sedang musafir.
Abdurrahman Bajalhaban kagum sekali dengan dua orang wali ini. Sebab dua orang ini setiap kali meminta sesuatu kepada Allah selalu dikabulkan.
Minta makanan, Allah memberinya makanan. Minta minuman, Allah lalu menurunkan minuman. Sehingga dua orang ini tak perlu bekerja namun bisa memenuhi kebutuhan hariannya.
Syaikh Abdurrahman Bajalhaban yang melihat karomah dua wali ini pun takjub dan penasaran, lalu mencoba melakukan hal yang sama diminta oleh dua orang wali.
“Ya Allah, saya minta makanan ini. Ya Allah saya minta minuman ini,” doa Syaikh Abdurrahman. Tak lama kemudian, turunlah makanan yang diminta. Jumlahnya dua kali lipat dari jumlah yang diminta dua wali pengelana tersebut. Ia pun kaget bukan main.
Dua orang wali yang sedang mengembara itu pun takjub penasaran. Ternyata ada orang yang memiliki kemampuan yang lebih hebat dari mereka. Lalu dua orang wali ini pun bertanya kepada Syaih Abdurrahman Bajalhaban.
“Syaikh, doa apa yang Anda panjatkan sehingga bisa mendapatkan makanan dari Allah dua kali lipat daripada yang kami dapat?”
Syaikh Abdurrahman Bajalhaban pun merasa bingung mau menjawab bagaimana, sebab baru pertama kali mendapatkan makanan dari Allah.
Malah beliau bertanya balik, “Mohon maaf. Saya ingin tahu doa apa yang Anda sampaikan sehingga bisa mendapatkan makanan yang kalian minta dari Allah?.”
Salah seorang dari dua wali itu menjawab.
“Begini, wahai Syaih. Ketika kami ingin sesuatu makanan, kami akan shalat lalu kami meminta kepada Allah dengan bertawassul melalui Syaikh Abdurrahman Bajalhaban, seorang wali yang saleh diangkat derajatnya oleh Allah karena kesabarannya menghadapi istrinya yang cerewet. Beliau tinggal di dekat pegunungan ini.”
Syaikh Abdurrahman pun kaget mendengar penjelasannya. Ternyata selama ini beliau dikenal orang sebagai wali yang sabar menghadapi istri.
“Bagaimana dengan Anda, wahai Syaikh?”, pertanyaan salah seorang wali itu memecahkan kebisuan.
Syaikh Abdurrahman pun menceritakan bahwa dirinya adalah orang yang mereka tawassuli. Kedua orang ini langsung sungkem kepada Syaikh Abdurrahman.
Beliau lalu pulang dan menceritakan perihal pertemuannya dengan dua orang wali serta tentang dirinya yang juga seorang wali di sisi Allah.
Mendengar penuturan suaminya, setelah itu kian hari istri Syaikh Abdurrahman menjadi lebih lembut dan makin melunak.
Demikianlah Syaikh Abdurrahman yang awalnya tidak mengetahui bahwa dirinya seorang wali. Dari sini kita bisa mengambil pelajaran agar kita lebih hati-hati dalam berinteraksi dengan orang lain agar tidak mudah meremehkan, karena arangkali orang itu adalah Wali Allah.
Karena Wali Allah adalah satu dari tiga misteri yang disembunyikan oleh Allah.
إن الله أخفى ثلاثا عن ثلاث. وليه في عباده، رضاه في طاعته و غضبه في معصيته
Sesunggunya Allah menyembunyikan tiga hal dari tiga hal. Wali-Nya di antara para hamba-Nya, ridha-Nya dalam ketaatan pada-Nya dan murka-Nya dalam maksiat kepada-Nya.
Selain tu, ini agar kita lebih banyak husnuzan termasuk kepada diri sendiri. Karena sebesar apapun dosa kita sungguh rahmat Allah yang luas harus menjadi motivasi bagi kita untuk senantiasa raja’ (berharap) agar kita menjadi hamba pilihan-Na.
Walaupun tidak menjadi seorang wali Allah, setidaknya kita berharap mendapatkan berkah dari para Wali Allah baik yang telah wafat maupun yang ada di zaman ini. Amin!