Nabi Tak Pernah Sekalipun Mencela Makanan

Nabi Tak Pernah Sekalipun Mencela Makanan

PeciHitam.org – Salah satu sifat teladan Rasulullah SAW ialah Beliau tidak pernah mencela makanan atau mengeluarkan komentar buruk sekalipun terhadap masakan atau makanan yang dimakan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ مَا عَابَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ

Artinya: “Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan sama sekali.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan sama sekali dan apabila makanan yang dihidangkan disukai maka Beliau menyantapnya, sedangkan sikap Rasulullah SAW dalam menghadapai jamuan yang tidak menarik hati maka Beliau tidak menjamahnya dengan tanpa mengeluarkan komentar apapun terhadapnya kecuali santapan yang haram dimakan.

كَانَ إِذَا اشْتَهَى شَيْئًا أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ

Artinya: “Kalau Beliau (Rasulullah) menyukainya maka akan Beliau makan, dan jika tidak menyukainya, Beliau meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sikap tersebut merupakan keluhuran dan keagungan akhlak dari Rasulullah SAW yang mana Beliau menghormati perasaan orang yang telah memasak atau membuatnya.

Baca Juga:  Renungan, Apakah Engkau Tak Memperhatikan Bagaimana Unta Diciptakan?

Rasulullah SAW tidak suka mencela hasil kerja orang yang masak makanan tersebut sehingga dapat menyakiti hati karena tidak menutup kemungkinan ada orang lain yang menyukai makanan tersebut dan hadits di atas juga mengajarkan sikap bijaksana dalam menghadapi makanan yang tidak disuka ataupun yang haram yaitu dengan cara tidak menyentuh dan meninggalkannya.

Makanan adalah ciptaan Allah SWT sehingga tidak sepatutnya dicela dan mencela makanan menyebabkan orang yang membuat dan menyajikannya menjadi tersinggung dan sakit hati karena sudah berusaha menyiapkan hidangan dengan sebaik mungkin tetapi ternyata hanya mendapatkan celaan, karenananya Islam melarang mencela makanan agar tidak menimbulkan kesedihan dalam hati seorang.

Syekh Muhammad Sholeh al-Utsaimin menjelaskan makanan ialah segala sesuatu yang dinikmati rasanya baik itu berupa makanan atau minuman dan yang sepantasnya jika diberi suguhan berupa makanan maka hendaknya menyadari betapa besar nikmat yang telah Allah SWT berikan dan bukan mencelanya.

Baca Juga:  Man Jadda Wajada: Siapa yang Bersungguh-sungguh Pasti Berhasil

Sesuai hadits dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan, mencela makanan yang merupakan nikmat Allah SWT dan mencela nikmat yang Allah SWT mudahkan untuk didapat merupakan hal yang tidak sepantasnya dilakukan.

Begitupun jika ada yang membuat suatu jenis makanan kemudian disuguhkan kepada kita tetapi ternyata makanan tersebut tidak kita sukai maka tidak boleh mencelanya dan jika masakan tersebut kita sukai sebaiknya dimakan dan jika tidak maka biarkan saja tanpa mencela ataupun mengomentari miring. (Lihat: Syarah Riyadhus Shalihin, Juz.7)

Rasulullah SAW adalah orang yang memperhatikan perasaan orang yang memasak makanan dan oleh karenanya tidaklah baik mencela pekerjaan yang sudah mereka lakukan, tidak menyakiti perasaan serta tidak melakukan hal-hal yang menyedihkan mereka.

Rasulullah SAW juga menunjukkan sopan santun karena bisa jadi suatu makanan yang tidak disukai seseorang akan disukai oleh orang lain dan segala sesuatu yang diizinkan oleh syariat tidaklah mengandung cacat maka tidak boleh dicela.

Baca Juga:  Menjaga Diri dari Maksiat Menurut Imam Al Ghazali

Hadits di atas sekaligus merupakan adab yang di ajarkan Rasulullah SAW dalam menyikapi makanan yang tidak disukai dengan cara paling bijaksananya yaitu dengan meninggalkan tanpa mencelanya. (Lihat: Bahjatun Nazhirin Jilid.3)

Mencela makanan tidak diperbolehkan, bahkan kita dianjurkan untuk memuji makanan, jadi pelajaran yang bisa diambil dari hadits tersebut ialah:

  • Terpujinya sikap bijaksana berkenaan dengan makan karena sikap tersebut merupakan kunci agar bisa hidup menyenangkan.
  • Hendaklah keinginan untuk mencela segala sesuatu yang tidak disukai dikontrol karena tidak semua yang tidak disukai oleh seseorang tidak disukai pula oleh orang lain.
  • Anjuran untuk memuji makanan untuk menyenangkan hati orang yang memberikan atau memasaknya.
Mochamad Ari Irawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *