Nasihat Seorang Guru Sufi: Berhentilah Menjadi Gelas

nasehat guru sufi

Pecihitam.org – Suatu ketika, seorang guru sufi memperhatikan wajah muridnya yang beberapa hari sedang murung. Sang guru tadi kemudian mendatanginya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

“Kenapa kau selalu murung, nak ? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini ? Ke mana perginya wajah bersyukurmu ?” sang Guru bertanya pada muridnya.

“Guru, belakangan ini hidup saya penuh dengan masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya,” jawab sang murid muda tersebut.

Sang Guru terkekeh mendengar perkataan muridnya tadi. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.”

Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan perintah sang guru itu, kemudian kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta olehnya.

“Coba ambil segenggam garam, dan lalu masukkan ke dalam segelas air itu,” kata Sang Guru. “Setelah itu coba kau minum airnya sedikit saja.”

Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air yang begitu asin. “Bagaimana rasanya ?” tanya Sang Guru. “Asin, dan perutku menjadi mual,” jawab si murid muda tadi dengan wajah yang masih meringis keasinan.

Baca Juga:  Adab Terhadap Teman, Menurut Syekh Nawawi al-Bantani

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan. “Sekarang kau ikut aku.”

Sang Guru kemudian membawa muridnya ke tepi danau di dekat tempat mereka.

“Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.” Si murid lalu menebarkan segenggam garam yang tersisa ditangannya ke danau, tanpa bicara.

Rasa asin di mulutnya belum juga hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin di mulutnya, namun tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan guru mursyid-nya, begitu pikir si murid.

“Sekarang, cobalah kau minum air danau itu,” kata Sang Guru sambil mencari batu besar yang cukup datar untuk tempat duduknya, tepat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, lalu mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya kemudian meneguknya.

Ketika air danau yang dingin dan begitu segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru kemudian bertanya kepadanya, “Bagaimana rasanya ?” “Segar, segar sekali,” kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangan.

Baca Juga:  Gara gara Nabi Adam dan Kesalahan Terbesar Iblis

Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah barang tentu, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulut si murid.

“Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi ?” “Tidak sama sekali,” kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru itu hanya tersenyum melihat muridnya, membiarkannya untuk meminum air danau sampai puas.

“Nak,” kata Sang Guru sufi setelah muridnya selesai minum…..
“Segala masalah dalam hidup itu ibarat segenggam garam. Tidak kurang dan tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah SWT, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan juga tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi sekalipun, yang bebas dari penderitaan dan masalah.”

Baca Juga:  Inilah 10 Sifat Terpuji Anjing yang Perlu Kita Tiru

Si murid terdiam, mendengarkan.

“Tapi Nak, … rasa `asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ‘qalbu’ (hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah menjadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi luas laksana danau.”

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *