Penemuan Makam Imam al Bukhari dan Peran Presiden Soekarno

makam imam al bukhari

Pecihitam.org – Banyak yang mengatakan bahwa orang Indonesia sangat dihormati di Bukoro dan Uzbekistan umumnya. Konon penyebabnya yaitu Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno. Cerita yang berkembang di masyarakat sekitar, bahwa makam Imam al Bukhari ditemukan dan dibangun sebagaimana layaknya makam ulama yang berjasa besar bagi sejarah keislaman, setelah ada permintaan dari Presiden Soekarno.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Hampir semua umat Islam di Dunia mengenal Imam al Bukhari, seorang perawi hadits ternama. Imam Bukhari lahir dengan nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju’fi al-Bukhari. Diperkirakan beliau lahir pada 21 Juli 810 Masehi, atau bertepatan dengan tanggal 13 Syawal 194 Hijriyah. Tepatnya lahir di Kota Bukhara, yang terletak di tengah negara Uzbekistan, Asia Tengah.

Ayahnya bernama Ismail ibn Ibrahim. Imam al Bukhari meninggal pada malam Idul Fitri tahun 870 M, hingga kini makam beliau terus diziarahi oleh kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia. Bahkan beberapa agen travel membuka kemudahan untuk berkunjung ke makam beliau.

Diceritakan, pada tahun 1961 pemimpin partai Komunis Uni Soviet sekaligus penguasa tertinggi Uni Soviet, Nikita Sergeyevich Khrushchev mengundang Soekarno ke Moskow. Dengan tujuan ingin menunjukkan pada Amerika bahwa Indonesia negara besar pemimpin Gerakan Non Blok berdiri di belakang Uni Soviet.

Baca Juga:  Inilah Dalil Tahlilan 3,7,25,40,100, & 1000 Hari Yang Perlu Anda Tahu

Namun saat itu Presiden Soekarno tidak mau begitu saja datang ke Moskow. Soekarno sadar, sebagai presiden Indonesia yang dianggap sebagai pemimpin negara-negara nonBlok harus bersikap netral terhadap Blok Barat maupun Blok Timur. Sehingga Soekarno melakukan siasat dan mengajukan syarat untuk menemukan makam Imam Bukhari terlebih dahulu. Saat itu, tak ada yang mengenal Imam Bukhari seperti saat ini.

Disisi lain Soekarno juga sadar bahwa Indonesia juga butuh dukungan Uni Soviet untuk menghadapi berbagai upaya yang dilakukan negara-negara Barat yang ingin menjajah Indonesia. Akhirnya, setelah melalui penelurusan yang tidak mudah, makam Imam al Bukhari ditemukan.

Kondisi makamnya saat itu dalam keadaan rusak, tak terawat, ditengah-tengah semak belukar dan berada di tengah ladang kapas yang jauh dari jangkauan masyarakat. Kemudian pemerintah Uni Soviet memugar dan merenovasi makam Imam al Bukhori menjadi bersih dan terawat, demi menyambut kedatangan Soekarno.

Baca Juga:  Mengenal Qasidah Man Ana Karya Habib Umar Muhdhor bin Abdurrahman Assegaf

Diluar dugaan, penghormatan presiden Soekarno terhadap Imam Bukhari begitu tinggi. Ketika turun dari mobil yang mengantarnya, Presiden Soekarno melepas sepatu dan berjalan merangkak dari pintu depan menuju makam, lalu beliau memanjatkan doa, dilanjutkan sholat dan membaca Al-Qur’an. Kisah ini diperkuat oleh penjaga makam Imam al Bukhari yaitu Muhammad Maksud.

Kini makam Imam al Bukhari dipugar kembali, hingga terlihat sangat megah. Kompleks makam yang luasnya sekitar 10 ha kini menjadi wisata religius bagi Umat Islam diseluruh dunia setelah makam Rasulullah Saw.

Dalam catatan sejarah, karya Imam Bukhari yang pertama kali berjudul Qudhaya As- Shahabah wat Tabi’ien. Kitab ini ditulisnya ketika masih berusia 18 tahun. Saat menginjak usia 22 tahun, Bukhari menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama dengan ibu serta kakaknya yang bernama Ahmad. Di sanalah ia menulis kitab At-Tarikh (sejarah) yang terkenal.

Karya Imam Bukhari lainnya adalah kitab Al-Jami’ Ash-Shahih, Al-Adab al Mufrad, At-Tharikh as Shaghir, At-Tarikh Al-Awsat, At-Tarikh Al-Kabir, At-Tafsir Al-Kabir, Al-Musnad Al-Kabir, Kitab al ‘Ilal, Raf’ul Yadain fis Salah, Birrul Walidain, Ad-Du’afa, Asami As-Sahabah dan Al Hibah. Diantara semua karyanya tersebut, yang paling monumental adalah kitab Al-Jami’ As-Shahih yang lebih dikenal dengan nama Shahih Bukhari.

Baca Juga:  Masjidil Haram: Lengkap dari Zaman Pra Sejarah Hingga Era Kekuasaan Raja Saudi

Imam Bukhari menjadi ulama besar tak lepas dari peran ibunya yang merawatnya sendiri atau singel parent yang tangguh. Berkat kesabaran dan ketangguhan ibunyalah atas izin Allah Imam Bukhari sembuh dari kebutaan disaat kecil dan kelak menjadi perawi hadis nabi yang sangat masyhur.

*Diolah dari berbagai sumber

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik