Peranan Mr Hempher Terhadap Gerakan Muhammad bin Abdul Wahab (Bag 5)

mr hempher

Kerajaan Britania Raya tidak main-main dalam mempersiapkan segala sesuatu untuk menjalankan misi-misi penting dengan memilih orang-orang terbaik, berjiwa patriot, cerdas dan disiplin. Maka Mr.Hempher adalah salah satu di antara 9 orang yang memiliki tugas khusus di kawasan kekhalifahan Islam.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Bahkan Mr. Hempher sudah belajar bahasa-bahasa yang digunakan oleh umat Islam jauh-jauh hari sebelum penugasannya di wilayah musuhnya seperti: Bahasa Arab, Turky, dan Parsi/Persia.

Apa yang dipelajari Mr.Hempher dan kawan-kawan bukan hanya sebatas bahasa tetapi juga bagaimana cara berbicara dengan fasih agar tidak tercium gerak-gerik mereka sebagai mata-mata Britania Raya yang sedang mencari informasi yang akurat agar dapat melemahkan umat Islam.

Umat Islam memang memiliki sangka yang baik dan lapang dada, maka sifat baik ini dimamfaatkan sebaik-baiknya oleh Mr.Hempher untuk menjalankan tujuan busuknya di negara-negara muslim. Lalu, bagaimanakah setibanya di Astana? Berikut kisahnya.

Baca Juga:  Tidak Adanya Konsistensi Wahabi dalam Penggunaan Dalil

Setelah perjalanan itu, kini aku sudah sampai di Astana. Di sana aku punya nama Muhammad, dan aku harus pergi ke masjid supaya tidak menimbulkan kecurigaan umat muslim terhadapku. Aku harus disiplin, bersih, dan menjadi hamba yang taat sebagaimana yang mereka (muslim) lalukan.

Terlintas di benakku:” Mengapa kami memerangi mereka sebagai umat manusia?. Mengapa kami ingin mencerai-beraikan mereka dan mengambil apa yang mereka miliki? Inikah yang diajarkan al-Masih”. Aku cepat-cepat menguasai diriku dan menghindar pikiran “setan” ini. Ku tuang minuman ke dalam gelas lalu kuminum.

Disana (Astana) aku bertemu dengan seorang Syaikh yang ‘alim namanya, Ahmad Afandi. Dia orang yang baik, penyabar, tulus dan cinta kebaikan. Aku tidak menemukan orang sebaik dirinya pada diri pendeta kami.

Baca Juga:  Tri Tauhid ala Wahabi Adalah Bid'ah yang Sesat Menyesatkan! Yuk Telusuri Motifnya

Dia selalu berusaha siang dan malam untuk mencontohkan sunnah Nabi Muhammad SAW dan dia selalu menjadikan Nabinya sebagai figure yang luhur. Setiap disebut nama Nabinya maka terlinanglah air matanya. Mujur nasibku karena ia tidak pernah bertanya –sepatahpun- dari mana aku berasal dan apa bangsaku.Dia memanggilku dengan nama “Muhammad Afandi”.

Dia selalu mengajariku, bila aku bertanya dia menjawab. Dia selalu menyambutku dan besar perhatiannya terhadapku, karena menyadari bahwa aku adalah tamu di negerinya. Aku datang untuk bekerja dan sebagai orang yang patuh di bawah naungan pemerintah, sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad SAW (ini yang aku jadikan alasan untuk bisa memasuki Astana).

Baca Juga:  Peranan Mr. Hempher Terhadap Gerakan Muhammad bin Abdul Wahab (Bag 11)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *