Peranan Mr. Hempher Terhadap Gerakan Muhammad bin Abdul Wahab (Bag 7)

mr. hempher

Pecihitam.org – Setelah sekian lama Mr.Hempher berada di Astana, maka tiba waktunya Britania Raya memintanya untuk kembali dan melaporkan berbagai hal seperti wilayah dan apa saja yang disaksikan olehnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Hubungannya dengan Syaikh Ahmad Afandi sangat erat sehingga beliau meminta Mr.Hempher untuk menikahi salah satu putrinya namun ia menolak dengan alasan bahwa ia memiliki penyakit lemah syahwat, pada saat itu hubungannya dengan Syaikh hampir putus namun, Mr.Hempher berusaha untuk tetap menjaga hubungan ini.

Dua tahun yang ia habiskan di Astana adalah masa yang sangat cukup untuk menulis berbagai macam pengalaman dan apa saja yang ia saksikan. Bahkan dalam sebuah catatan yang ia kirimkan ke kementerian negaranya, ia menggambarkan bagaimana buruknya akhlak umat Islam si juragan kayu yang mengajaknya melakukan liwath. Meskipun ia menolak namun tokoh-tokoh Britania Raya menyampaikan protes mengapa tidak dituruti saja demi kepentingan misi besar ini?.

Hati Mr.Hempher heran mengapa tokoh-tokoh di negerinya begitu suka dan tidak mempermasalahkan perbuatan keji dan menjijikkan ini namun ia hanya bisa diam dan tetap duduk bersama-sama dalam sebuah jamuan makan.

Dalam hal kepulangan Mr.Hempher ke London tentunya ini bukanlah akhir dari pertualangannya, ia kembali untuk memberikan laporan dan mengambil tugas-tugas penting selanjutnya. Nampaknya Britania Raya belum puas dan berhenti untuk mencari kelemahan Islam. Berikut kisahnya setelah sampai di London.

Sembilan personel yang ditugaskan demikian pula aku, harus kembali ke London untuk memberikan laporan kepada kementerian tetang apa saja yang kami peroleh selama kami melawat ke negeri muslim.

Namun kabar buruknya, hanya enam orang saja yang kembali, seorang dari mereka telah menjadi muslim dan tinggal di Mesir. Tetapi sekertaris nampak senang kerena dia tidak membuka rahasia negara kepada orang lain.

Baca Juga:  Memahami Gerakan Pendangkalan Agama Islam ala Salafi Wahabi

Satu orang lagi kabur ke Rusia, karena ia memang berasala dari sana. Sekertaris sangat sakit hati dengannya, bukan karena ia kembali ke tanah airnya tetapi sekertaris juga menduga bahwa ia adalah mata-mata Rusia yang ditugaskan kementerian di sana, ketika urusan dan tugasnya selesai ia kembali ke negaranya (Rusia).

Satu orang lain mati di ‘Imarah sebuah negeri sebelah Baghdad. Sekertaris memberi tahu kami bahwa dia mati disebabkan penyakit menular yang mematikan. Adapun yang terakhir, tidak di ketahui jejaknya ketika kementerian menghubunginya ke San’a di Yaman.

Sebelumnya ia selalu kontak dengan kementerian dalam waktu setahun, tetapi setelah itu hubungan terputus. Setiap kementerian melacaknya tetapi tidak  menghasilkan apapun tentangnya.

Dalam hal ini pihak kementerian rugi besar dan duka yang berat atas kehilangan empat dari sepuluh personelnya, di mana menurut perhitungan kami tiap personel bernilai tinggi.

Karena kami adalah bangsa yang jumlahnya sedikit namun memiliki ambisi yang besar. Kehilangan empat orang personel kami sangat menyedihkan hati kami.

Setelah sekertaris mendengarkan laporan-laporanku, ia kemudian menugasi kami (enam orang) untuk membacakan laporan-laporan kami di sebuah pertemuan, di hadapan para pejabat tinggi dari kementerian yang dipimpin langsunng oleh perdana menteri.

Kawan-kawanku telah menyampaikan laporan penting mereka sesuai apa yang menjadi tugas mereka. Begitupula aku dengan laporanku yang di catat oleh dewan juri. Perdana menteri, sekertaris dan sebagian yang hadir memuji atas kerja kerasku, tetapi dua kawanku lebih hebat dari ku. Mereka adalah George Blacud yang menjadi terbaik pertama dan Henry Fans yang menjadi terbaik kedua, sedangkan aku terbaik ketiga.

Baca Juga:  Peranan Mr Hempher Terhadap Gerakan Muhammad bin Abdul Wahab (Bag 5)

Aku telah benar-benar berhasil menguasai bahasa Turky , Arab, Al-Qur’an dan syariat. Tetapi belum berhasil dalam memberikan laporan kepada kementerian tentang sisi-sisi kelemahan pemerintahan Ustmaniyah.

Usai pertemuan yang memakan waktu enam jam, aku tunjukkan kepada sekertaris sebuah poin yang bisa melemahkan dengan mengatakan. ” Target sementaraku adalah mempelajari bahasa, hukum Islam, dan Al-Qur’an, karena itu sangat sukar bagiku meluangkan waktu untuk mengerjakan apa yang harus ku kerjakan selain ini, dan aku pastikan pada tugas mendatang –jika aku masih dipercaya- akan kuserahkan amanat yang anda berikan”.

Sekertaris berkata, “aku percaya karena kau berhasil, tapi aku berharap kau pertahankan keberhasilanmu ini untuk meraih yang lebih bagus lagi. Sesungguhnya tugas pentingmu untuk perjalanan yang akan datang ada dua:

  1. Menemukan titik kelemahan kaum muslimin. Kita harus mampu menyusup ke dalam tubuh mereka dan mencerai beraikan akar-akar mereka. Inilah letak kemenangan kita yang mendasar atas musuh-musuh kita.
  2. Kau harus berterus terang kepada kami jika tidak mampu menemukan titik kelemahan, tapi jika kau merasa mampu menjalannkannya mudah-mudahan kau akan menjadi yang terbaik dari yang terbaik, dan kau layak mendapatkan bintang jasa dari kementerian.

Aku tinggal di London selama enam bulan dan aku menikahi putri pamanku (Mary Shway). Ia lebih tua dariku setahun, saat itu umurku 22 tahun dan dia 23 tahun. Ia adalah gadis biasa yang cerdas dan sangat cantik.

Baca Juga:  Peranan Mr. Hempher Terhadap Gerakan Muhammad bin Abdul Wahab (Bag 10)

Aku bahagia hidup dengannya dalam waktu enam bulan dia mengandung. Dengan penuh sabar aku menanti kelahiran buah hatiku, tiba-tiba aku diberikan tugas oleh kementerian untuk berangkat ke Iqlim (Iraq) negeri arab yang di jajah sejak dari dahulu.

Sungguh hal ini sangat tidak menyenangkan bersama menunggu kelahiran anakku. Namun negaraku, kepentingan negaraku dan cintaku kepada kawan-kawan melebihi perasaan cintaku kepada istri dan anakku.

Karena itu aku menerima tugas ini meskipun istriku memohon agar ditunda sampai anak kami lahir namun aku tetap harus meninggalkan dirinya walau memang berat karena kejayaan negaraku bergantung kepada kesuksesan aku dalam tugas ini. Kini tiba saatnya aku berpisah dengan istriku.

Ketika perpisahanku dengannya, kami menangis tersedu-sedu. Istriku berkata, “sempatkan kirim surat tentang keadaanmu disana, dan akan kukabarkan bila buah hati lahir dan tentang keadaan aku disini”.

Kata-katanya begitu mengharukan sampai-sampai aku berniat untuk membatalkan keberangkatanku, tetapi kukuasai diriku dan perasaan ini. Aku memeluknya dan berangkat ke kementerian untuk mengambil pesan-pesan penting. Kini aku menuju ke Basharah (Iraq).

Besambung…

Sebelumnya … Peranan Mr. Hempher Terhadap Gerakan Muhammad bin Abdul Wahab (Bag 6)