Perbedaan Nabi Dan Rasul Menurut Mayoritas Ulama

Perbedaan Nabi Dan Rasul Menurut Mayoritas Ulama

Pecihitam.org- Nabi dan rasul adalah dua kata yang sering kita dapatkan dalam nash-nash syariat. Tentu sebuah kewajaran ketika muncul pertanyaan, “Adakah perbedaan Nabi dan Rasul? Apakah keduanya memiliki makna yang sama atau berbeda?” Sebagian ulama berpendapat bahwa nabi dan rasul sama, tidak ada perbedaan di antara keduanya dari sisi makna. Namun, pendapat ini tidak diperkuat oleh dalil. Bahkan, dalil-dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah tampak tidak sejalan dengan pendapat ini. Pendapat yang benar adalah pendapat jumhur (mayoritas) ulama. Mereka menyatakan adanya perbedaan nabi dan rasul.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pendapat tentang adanya perbedaan antara Nabi dan Rasul ini diperkuat oleh dalil-dalil yang shohih dari al-Qur’an dan al-Hadist, termasuk hadits Abu Dzar dan Abu Umamah radhiyallahu ‘anhuma tentang jumlah nabi dan jumlah rasul. Setelah menyebut hadits Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Asy-Syaikh al-Albani rahimahullah berfatwa bahwa, “Ketahuilah, hadits Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu yang baru saja kita sebut, demikian pula hadits-hadits lain yang telah kita terangkan sebelumnya, semua menunjukkan adanya perbedaan antara rasul dan nabi. Perbedaan ini ditunjukkan pula oleh al-Qur’an, seperti firman Allah Subhanahu wata’ala,

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ إِلَّا إِذَا تَمَنَّىٰ أَلْقَى الشَّيْطَانُ فِي أُمْنِيَّتِهِ فَيَنسَخُ اللَّهُ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ ثُمَّ يُحْكِمُ اللَّهُ آيَاتِهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Baca Juga:  Rafidhi dan Nashibi Saudara Kembar Sekte Islam yang Salah Jalan

“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi, kecuali apabila ia mempunyai sebuah keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu. Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh setan itu dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (al-Hajj : 52)

seluruh ahli tafsir seperti al-Imam Ibnu Jarir ath-Thabari, Ibnu Katsir, hingga yang terakhir dari ahli tafsir, al-Imam al-Alusi rahimahumullah mengikuti pendapat tersebut. Pendapat ini pula yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam banyak fatwa beliau. Beliau berkata:

“Semua Rasul itu pasti Nabi, namun tidak semua Nabi itu Rasul.” (lihat Majmu’ Fatawa [10/ 209] dan [18/7]) Al-Imam al-Qurthubi rahimahullah dalam tafsirnya berkata bahwa al-Mahdawi menyatakan, “Inilah yang benar, semua rasul adalah nabi, namun tidak setiap nabi itu rasul.” (Tafsir al-Qurthubi [12/80]).

Baca Juga:  Betulkah Laduni adalah Ilmu Sesat dari Setan Seperti Tuduhan Kaum Salafi?

Sebagaimana pembahasan di atas, mayoritas ulama menyatakan adanya perbedaan antara nabi dan rasul. Akan tetapi ada beberapa pendapat mengenai letak perbedaan antara nabi dan rasul, antara lain sebagai berikut:

  1. Rasul adalah orang yang diturunkan wahyu oleh Allah kepadanya berupa syariat dan diperintahkan untuk menyampaikan kepada umat manusia. Sedangkan Nabi, adalah orang yang diberikan wahyu oleh Allah kepadanya yakni berupa syariat, namun tidak diperintah untuk menyampaikannya.
  2. Rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu berupa syariat baru. Adapun nabi diutus dengan membawa syariat rasul sebelumnya. Pendapat kedua ini menyatakan bahwa nabi dan rasul diperintahkan menyampaikan syariat kepada umatnya.
  3. Rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu berupa syariat baru. Adapun nabi diutus dengan membawa syariat rasul sebelumnya. Pendapat kedua ini menyatakan bahwa nabi dan rasul diperintahkan menyampaikan syariat kepada umatnya.

إِنَّا أَنزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا

Baca Juga:  Menyingkap Rahasia Ilmu Laduni yang Dimiliki Para Waliyullah

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat. Di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang berserah diri kepada Allah.” (al-Maidah: 44) Ayat ini menunjukkan bahwa para nabi bani Israil setelah Musa ‘Alaihissalam berhukum dengan Taurat dan menyeru manusia (berpegang dengan) Taurat. Berdasarkan ayat di atas, kita bisa katakan tentang perbedaan antara nabi dan rasul, bahwasanya Rasul adalah orang yang diberikan wahyu oleh Allah kepadanya berupa syariat dan diturunkan kepadanya al-Kitab. Adapun Nabi, ia adalah orang yang diberikan wahyu oleh Allah kepadanya untuk menyampaikan risalah rasul sebelumnya. (diringkas dari Qathfu Jana ad-Dani hlm. 110).

Mochamad Ari Irawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *