Perbedaan Syiah dan Wahabi Mulai dari Ideologi hingga Sumber Hukumnya

PeciHitam.org – Semenjak wafatnya Nabi Muhammad Saw, Islam terpecah menjadi berbagai macam kelompok. Beberapa di antaranya ialah Syiah dan Wahabi. Kelompok Syiah ini muncul sebagai respons politik pada zaman kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kelompok yang membela Ali bin Abi Thalib inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan Syiah. Sedangkan kelompok Wahabi muncul jauh setelah Syiah, yakni pada abad ke-12 Hijriah yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Kedua kelompok ini masih eksis hingga sekarang.

Berikut ini ciri khusus Syiah, antara lain:

Dalam bidang aqidah, rukun Islam Syiah terdiri dari: Shalat, Shaum (puasa), Zakat, Haji dan Wilayah. Sedangkan syahadat mereka, tidak hanya hanya Syahdatain (2 kalimat syahadat) tetapi ditambah dengan menyebut 12 imam (Tiga kalimat syahadat). Sedangkan rukun Iman Syiah hanya ada 5, yaitu: Tauhid, Nubuwwah, Imamah, al-‘Adl dan Ma’ad.

Adapun Syiah, khususnya Syiah ghulat menyakini bahwa al-Qur’an tidak orisinil dan sudah di ubah oleh sahabat (dikurangi da ditambah), surga diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta pada Imam Ali dan neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam Ali. Syiah juga memiliki rujukan hadits sendiri seperti Al Kutub al-Arba’ah yaitu Al Kafi, Al Ibtishar, Man La Yadhuruhu al Faqih, dan At-Tahdzib.

Baca Juga:  Benarkah Muktamar NU Menghukumi Makruh Tahlilan, Seperti Tuduhan Wahabi?

Syiah (khususnya Syiah Rafidah) tidak mengakui Khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsman karena dianggap merampas kekhalifahan Sayyidina Ali. Namun ada kelompok Syiah yang masih mengakui semuanya (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali) yaitu Syiah Zaidiyah.

Syiah berpandangan bahwa kepemimpinan hanya sebatas 12 imam dan termasuk rujukan iman mereka. Mereka juga menyakini kema’shuman 12 imam tersebut seperti para Nabi. Menurut Syiah, pemimpin sudah ditentukan oleh Allah (nas Ilahi) bukan pilihan rakyat. Hukum mengangkat imam menurut Syiah adalah wajib berdasarkan nash ilahi. Pemimpin juga harus dari kalangan  Ahlul Bait.

Syiah menyakini aqidah raj’ah. Raj’ah adalah keyakinan bahwa kelak di akhir zaman sebelum kiamat, manusia akan hidup kembali, dimana pada saat itu ahlul bait akan balas dendam kepada musuh-musuhnya.

Syiah , mereka punya Imam Mahdi sendiri yang berlainan dengan Ahlussunnah wal Jama’ah. Menurut Syiah , Imam Mahdi akan keluar dari persembunyiannya kemudian pergi ke Madinah untuk membangunkan Rasulullah Saw, Imam Ali, Fatimah dan ahlul bait lainnya.

Baca Juga:  Aneh, Salafi Wahabi Menolak Takwil Tapi Malah Melakukan Tajsim

Selanjutnya, ia akan membangunkan Abu Bakar, Umar dan Aisyah. Ketiga orang tersebut akan disiksa sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka pada ahlul bait.

Adapun perbedaan Syiah dan Wahabi sebagai berikut:

Bagi Syiah , nikah mut’ah halal dan dianjurkan, khamar tidak najis, dan air yang telah dipakai istinja’ dianggap suci dan mensucikan. Sedangkan Wahabi, khamar hukumnya jelas haram. Dalam hal air musta’mal (air yang sudah dipakai), Wahabi tidak memiliki pandangan khusus karena tidak bermazhab.

Perbedaan Syiah dan Wahabi juga terlihat pada masalah sumber hukumnya. Sumber hukum Syiah , mashadir al-tasyri-nya adalah (1) al-Quran daan As-Sunnah, (2) Sima (pendengaran) dari Rasulullah, (3) Kitab Ali, disebut Al Jami’ah, (4) al-Isy-raqat al-Ilahiyyah. Syiah mengambil fiqih dari para imam Syiah dan tidak mengikuti 4 mazhab besar fiqih.

Sedangkan Wahabi tidak mengambil fiqih (hukum) dari ulama manapun atau tidak bermazhab. Wahabi hanya berdasarkan Al-Quran dan Sunnah saja. Seperti halnya jargonnya, “kembali kepada al-Quran dan Sunnah”.

Baca Juga:  Kenapa Kaum Khawarij Membenci Ali bin Abi Tholib? Ini Alasannya

Menurut Syiah, potensi ijtihad terbuka namun dalam ranah selain imamah. Kemudian dari sisi Wahabi, jika dirunut ke sumber pemikirannya, yakni Imam Hambali yang notabenenya menjunjung juga tinggi ijtihad, namun tidak mengenal konsep imamah. Wahabi hanya fokus pada bid’ah, khurafat dan syirik.

Hal ini disebabkan karena pada kemunculannya, kelompok Wahabi ini merespon kondisi kaum muslimin pada masa tersebut yang dinilai jauh dari Islam. Banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan akidah. Sehingga muncullah misi pemurnian akidah tersebut.

Mohammad Mufid Muwaffaq