Pecihitam.org – Mahasiswa Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdhiyah merupakan organisasi mahasiswa atau pemuda yang bergerak di bidang Thariqah. Pentingnya gerakan-gerakan pemuda yang menjadi estafet generasi masa yang akan datang, MATAN hadir dilingkungan kampus untuk memberikan warna baru dalam suatu gerakan Islam.
Lahirnya MATAN berupaya melestarikan Islam ala ahl as-sunnah wa al-jamā’ah yang moderat, toleran dan inklusif secara konsisten dalam bidang syariat, hakikat dan ma’rifat di tengah masyarakat dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sebagaimana para ulama dan Organisasi NU yang berperan aktif dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Secara historis, gagasan pembentukan MATAN dimulai dari sebuah diskusi kecil tanggal 2 Agustus 2009 sekitar pukul 15.30-17.00 WIB, di area rumah Habib Luthfi bin Ali bin Yahya Pekalongan. Dalam diskusi tersebut, turut terlibat DR. KH. Hamdani Mu’in, M.Ag, KH. Dimyati (Rais Mustasyar PBNU Periode 2010 –2015 dan Pengasuh Pesantren Al-Fadlu Kaliwungu), bersama beberapa mahasiswa; Abdul Rosyid, M. Mahfudz, Syariful Anam, Asep Syaiful Zulfikar, M. Ridlo, Kholid Abdillah, Nurul Mu’amar, Dedi Rosadi, Ubaidillah dan Riyadli Muhlisin.
Diskusi ini dimulai dengan pembahasan akan gejala radikalisme dan juga pragmatisme yang mulai melanda golongan pemuda (mahasiswa) yang sangat memperihatinkan. Diskusi kemudian berlanjut bersama Habib Luthfi, di dalam rumah Beliau, tepatnya sekitar pukul 21.00-22.30. Setelah pemaparan deskripsi tentang fenomena gerakan radikal hingga pragmatisme dikalangan pemuda, secara spontan, Habib Luthfi kemudian mengatakan “kita dirikan MATAN”.
Habib Luthfi secara tersirat, berharap bahwa akan lahir mursyid tarekat dari MATAN. Dengan kata lain, beliau berharap bahwa akan lahir mursyid-mursyid yang mampu mengikuti perkembangan zaman.
Artinya, MATAN diharapkan menjadi sarana untuk mewadahi dan membentuk generasi penerus bangsa agar menjadi manusia yang utuh dan lengkap, bukan hanya dalam wilayah spiritual tapi juga keilmuan umum dan visioner dalam melihat dinamika perkembangan zaman.
Harapan besar Habib Luthfi yang tersirat ketika awal-mula MATAN membuat semangat para murid-muridnya termasuk Dr. KH. Hamdani Mu’in. Seiring dengan berjalannya waktu, atas arahan dan masukan dari Habib Luthfi bin Yahya, deklarasi MATAN akhirnya dilakukan bersamaan dengan Muktamar XI JATMAN di Pondok Pesantren Al-Munawariyyah Bululawang Malang Jawa Timur pada tanggal 10 – 14 Januari 2012 M / 16 –20 Shafar 1433 H.
Muktamar XI menyepakati lahirnya MATAN sebagai Badan Lajnah Mustaqillah dari JATMAN. Dan tepatnya pada acara penutupan MUKTAMAR XI tersebut, Habib Luthfi yang memimpin sendiri deklarasi pembentukan MATAN.
Pembentukan MATAN didasarkan atas pertimbangan strategis dan harapan Habib Luthfi yang menghendaki agar MATAN lahir atas dasar niat suci, ikhlas dan sungguh-sunggh berjuang untuk generasi, agama dan bangsa dan negara Indonesia, bukan karena dorongan nafsu atau hanya eforia semata.
Untuk bisa berjalan roda organisasi dan merealisasikan harapan Habib Luthfi. Maka MATAN mempunyai tiga dasar landasan yang menjadi pijakan dalam berorganisasi.
- Pertama, landasan Normatif, yaitu Alquran, Hadis, Ijma’ dan Qiyās.
- Kedua, Landasan Ideologis, yaitu berfahamkan Islam ala ahl as-sunnah wa al-jamā’ah.
- Ketiga, landasan Konstitusional, yaitu Pancasila, UUD 1945 dan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Jamiyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdhiyah.
Tiga komponen dasar landasan MATAN yang secara tidak langsung atas rekomendasi dari Habib Lutfhi inilah yang hingga saat ini MATAN menjadi organisasi yang mensinergikan antara Intelektualitas, Sipiritualitas, Emosionalitas, dan Nasionalisme.
Dengan mensinergikan ke empat komponen tersebut maka harapan Habib Luthfi kepada MATAN supaya bisa menjadi kader pemuda yang mandiri, cerdas, dan tidak meninggalkan dimensi ruhaniyah yaitu spiritualitas.