Prabowo Tak Percaya Quick Count, Lembaga Survey: Hargailah Ilmu Pengetahuan

Prabowo Tak Percaya Quick Count

Pecihitam.org – Lembaga Survei Indo Barometer meminta Prabowo Subianto atau kubu nomor urut 02 menghargai hasil hitung cepat atau quick count lembaga survei yang bekerja berdasarkan ilmu pengetahuan.

“Hargailah ilmu pengetahuan walaupun memang beberapa lembaga survei ada yang mencurangi atau mengotori ilmu pengetahuan dengan kegiatan quick count yang abal-abal,” ujar Peneliti Senior dari Lembaga Survei Indo Barometer, Asep Saefudin (19/04)

“Jika ada pihak yang tidak percaya membabi buta terhadap quick count yang benar, saya kira perlu belajar bersikap adil terhadap ilmu pengetahuan,” lanjut Asep Saefudin.

Hitung cepat memang bukan hasil akhir, jelas Asep, karena hasil akhir memang dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yakni melalui real count. Namun, QC menjadi proyeksi atau dugaan yang tak bias terhadap real count, serta secara tidak langsung menjadi kontrol terhadap perhitungan suara KPU juga.

“Sekarang hasil hitung cepat pilpres di berbagai lembaga survei menjadi trending topic. Bagi yang tidak percaya sampai membabi buta, saya kira perlu belajar menghargai ilmu pengetahuan,” jelas Asep.

Baca Juga:  Hubungan Islam Dan Politik, Haruskah Dipisahkan?

Quick Count Internal Prabowo vs Lembaga Survei Kredibel

Asep menerangkan, dirinya tetap menghargai pihak yang tidak mempercayai quick count termasuk Prabowo Subianto yang lebih mempercayai exit poll dan quick count internalnya dibandingkan rata-rata lembaga survei kredibel yang kebanyakan memenangkan rival politiknya (Jokowi-Ma’ruf).

“Secara umum sebenarnya survei dan exit poll itu ruang lingkup kegiatannya mirip, jenis datanya yaitu persepsi publik berupa pendapat, cara pandang dan lain-lain,” terang dia.

Bedanya, survei dilakukan sebelum pencoblosan bisa 2 tahun sebelumnya, 1 tahun sebelumnya atau 6 bulan sebelumnya hingga 1 bulan atau bahkan 1 minggu sebelumnya. Sedangkan exit poll dilakukan pada saat pencoblosan (hari pelaksanaan) dimana para surveyor (relawan) mewawancarai pemilih setelah mencoblos dari bilik TPS.

“Dengan demikian, survei dan exit poll kata kuncinya adalah opini publik dari pemilih,” kata Asep.

Sedangkan QC sama dengan real count atau rekapitulasi manual KPU atau KPUD. Quick count menggunakan sampel saja. Tetapi Hitung cepat (QC) tidak apple to apple dengan exit poll maupun survei karena perbedaan jenis data yang diambil.

Baca Juga:  KH. Said Aqil : Terpilihnya KH. Ma'ruf Amin Jadi Wapres Merupakan Kemenangan Santri

“Walaupun memang idealnya survei, exit poll datanya linier terhadap quick count dan real count,” ujar Asep.

Perhitungan cepat umumya tidak akan berbeda secara signifikan dengan real count atau rekapitulasi manual KPU. Artinya tetap terdapat perbedaan secara angka, tetapi deviasinya masih dalam batas wajar margin of error. Quick count yang baik tentu saja hasilnya akan sama dengan
hasil real count dari KPU atau KPUD.

“Ada beberapa faktor yang menyebabkan hitung cepat mestinya mirip dengan real count,” ungkap dia.

Pertama, jenis datanya sama. Kedua, event-nya tidak bias tetapi ada beberapa faktor yang menyebabkan quick count bisa salah dibandingkan real count. Pertama bisa dari faktor sampling error, non sampling error.

“Sampling error lebih kepada metode quick count, sedangkan non sampling error lebih kepada diluar metode (waktu, biaya, orang dan faktor lainnya),” terangnya.

Baca Juga:  KH Afifuddin Harisah: Rasulullah Membenci Chaos, Pelakunya dan Segala Bentuk Provokasi

Artinya, jika perhitungan cepat dilakukan dengan metode yang baik. Sedangkan bias di luar metodenya tetap akan mempengaruhi hasil quick count. Sehingga keduanya harus sinergi.

Sebagaimana diketahui Prabowo Subianto menyebutkan ada upaya provokasi dan penggiringan opini dari sejumlah lembaga survei yang menyatakan Prabowo-Sandiaga Uno kalah dalam Pilpres 2019.

Sejauh ini hasil quick count lembaga-lembaga survei kredibel terdaftar resmi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan Jokowi-Ma’ruf menang secara nasional dalam Pilpres 2019. Sementara Prabowo berdasar survei internal BPN mengklaim kemenangan dalam Pilpres 2019.

Sumber: Tagar.id

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *