12 Prinsip Hidup Islami Nasehat Kiai Semar Badranaya

Prinsip Hidup Islami

Pecihitam.org – Mungkin bagi orang Indonesia, khususnya Jawa sudah tak asing lagi dengan tokok pewayangan salah satunya adalah Semar. Semar digambarkan dengan badan yang gemuk dan perut besar, namun ia punya sifat yang berbudi luhur dan sakti, bahkan bagi para penganut tasawuf kejawen sosok Semar banyak mengajarkan prinsip hidup islami dan mengandung filosofi yang tinggi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dalam suatu kesempatan, Kiai Mbeling Emha Ainun Nadjib pernah menegaskan bahwa tokoh kunci dalam Punakawan yakni Semar. Ia bukanlah badut sebagaimana yang selama ini terlanjur dikenal banyak orang. Sosok Semar ini justru gagasan tentang Nabi Muhammad Saw, yang mesti dijadikan panutan, terutama oleh manusia Muslim Jawa.

Dari cerita tutur turun-temurun maupun transkrip kuno, Semar adalah sosok yang mengemban “tugas khusus” dari Gusti Kang Murbeng Dumadi atau Tuhan Yang Maha Esa, untuk terus hadir mengajarkan kebaikan kepada siapa saja dan kapan saja menurut apa yang dia kehendaki.

Konon ada yang menelisik makna nama Semar adalah Haseming samar-samar. Dikatakan demikian sebab Semar wujudnya dianggap samar, dia berwajah laki-laki, namun perawakannya seperti perempuan dengan perut dan dada besar.

Semar juga digambbarkan berambut putih dengan kerutan di wajah, menandakan dia sudah lanjut usia. Tapi disisi lain rambutnya juga berbentuk kuncung (kucir) seperti umumnya ciri khas anak-anak kecil.

Bibir Semar juga terlihat tersenyum, namun matanya menandakan tangis. Pakaiannya sarung kawung khas para abdi, tapi di setiap saat genting dan krusial, para Ksatria Pandawa justru menunggu pitutur luhur (tingkat tinggi) berupa solusi dari Semar.

Selain wujud yang samar, kadang samar pula pitutur dan piwulang (nasehat) Kiai Semar ini. Konon hanya manusia yang mau berpikir menggunakan akal dan hati yang akan mampu memahami, tuntunan dari Kiai Semar ini baik secara tersirat maupun tersurat, baik melalui ucapan maupun tindakannya.

Baca Juga:  Ini 7 Aliran Tarekat yang Berkembang di Indonesia

Selain itu, para mistikus Jawa juga menyebut Semar sebagai lambang gelap gulita, penuh misteri dan lambang ketidaktahuan mutlak, yakni ketidaktahuan kita mengenai Tuhan.

Namun di sisi lain, tokoh yang di kalangan para dalang juga dikenal dengan nama Kiai Lurah Semar Badranaya atau Nur Naya ini, dipercaya sebagai pemilik cahaya tuntunan khas seorang penuntun dan pemimpin, yang berkelayakan menjalankan tugas menuntun manusia dengan cahaya ilmunya, ke jalan yang benar, sesuai kehendak Tuhan.

Akan tetapi, dengan sosok yang Samar dan penuh misteri tersebut banyak tuntunan dan nasehat yang diajarkan Kiai Semar. Berikut ini 12 prinsip hidup islami yang dapat kita kaji dan ambil manfaatnya bagi kehidupan kita sebagai manusia.

Pertama: Eling lan bekti marang Gusti Kang Murbeng Dumadi

Prinsip hidup islami yang pertama ini mengandung makna bahwa manusia harus sadar akan dirinya dengan selalu mengingat kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesempatan bagi dirinya untuk hidup dan berkarya di alam semesta ini.

Kedua: Percoyo lan bekti marang Utusane Gusti Kang Murbeng Dumadi

Prinsip hidup islami yang kedua mengandung makna bahwa manusia wajib menghormati dan mengikuti ajaran para Utusan Allah sesuai dengan ajarannya masing-masing. Karena sudah pasti bahwa semua para Utusan Allah tersebut mengajarkan pada kebaikan.

Ketiga: Setyo marang Khalifatullah lan Penggede Negoro.

Prinsip ini berarti bahwa sudah selayaknya setiap manusia wajib untuk menghormati dan mengikuti semua peraturan yang dikeluarkan oleh para pemimpinnya yang baik, benar dan bijaksana.

Baca Juga:  Adakah Cara Mencintai Allah SWT dalam Bentuk Perilaku? Berikut Dalil-Dalilnya

Keempat: Bekti marang Bhumi Nusantoro.

Prinsip ini menekankan agar siapapun yang tinggal dan hidup di bumi Nusantara ini wajib merawat dan memperlakukan bumi Nusantara ini dengan baik. Sebab bumi inilah yang telah memberikan kemakmuran bagi para penduduknya.

Kelima: Bekti marang Wong Tuwo.

Prinsip ini mengingatkan setiap manusia bahwa dirinya tidak denagn sendirinya ada di dunia ini, tetapi melalui perantaraan orang tua. Maka sudah sewajibnya untuk hormat dan muliakan keduanya, yang telah memelihara dan membesarkan kita dengan kasih sayang dan pengorbanan tulusnya.

Keenam: Bekti marang Sedulur Tuwo.

Prinsip yang selanjutnya ini mengajak kita agar senantiasa sadar diri untuk menghormati orang yang lebih tua dari sisi umur dan lebih mengerti daripada kita dari sisi ilmu, pengetahuan dan kemampuannya.

Ketujuh: Tresno marang kabeh Kawulo Mudo.

Prinsip ini mengajarkan agar kita selalu menyayangi mereka yang lebih muda, memberikan bimbingan, nasehat dan menularkan pengetahuan serta pengalaman kepada mereka. Harapannya agar yang muda ini dapat menjadi generasi pengganti yang tangguh dan bertanggung jawab.

Kedelapan: Tresno marang Sepepadaning Manungso.

Prinsip ini mengajarkan bahwa sejatinya semua manusia itu sama, meski berbeda warna kulit, bahasa, budaya dan agamanya. Maka sudah selayaknya kita saling menghormati antar sesama manusia, sebagaimana kita juga pastinya ingin di hormati oleh orang lain.

Kesembilan: Tresno marang Sepepadaning Urip.

Tak hanya menghormati sesama manusia, melainkan juga semua makhluk ciptaan Tuhan. Sebab semua keberadaan makhluk adalah maujud, karena kehendak Allah yang Kuasa. Maka dengan menghormati semua ciptaan-Nya, sama dengan kita telah menghargai dan menghormati Allah sebagai penciptanya.

Baca Juga:  Dimensi Sosial dalam Tasawuf Abu Thalib al-Makki

Kesepuluh: Hormat marang Kabeh Agomo

Prinsip ini mengajarkan sikap toleransi. Itu artinya kita wajib menghormati semua agama atau aliran kepercayaan yang ada, dan otomatis termasuk juga para penganutnya.

Kesebelas: Percoyo marang Hukum Alam

Prinsip ini menggugah kesadaran bahwa Allah juga telah menurunkan Hukum Alam sebagai hukum sebab-akibat. Itu sebabnya kaidah bahwa barang siapa yang menanam maka dia pula yang akan menuai hasilnya akan berlaku. Siapa yang berbuat kebaikan, pasti akan berbuah kebaikan, sebaliknya bagi mereka yang berbuat jahat, sudah pasti akan tertimpa laknat.

Keduabelas: Percoyo marang Kepribaden Dhewe tan Owah Gingsir

Prinsip ini mengingatkan kita bahwa setiap manusia ini pada dasarnya rapuh dan hatinya berubah-ubah. Maka hendaklah kita menyadarinya agar dapat menempatkan diri di hadapan Allah dan selalu mendapat perlindungan dan rahmat-Nya dalam menjalani hidup dan kehidupan ini.

Demikianlah 12 prinsip hidup adiluhur dan islami yang diajarkan oleh Kiai Semar Badranaya kepada manusia. Jika dirangkum, keduabelas prinsip hidup tersebut pada dasarnya mencakup dalam tiga konsep hubungan universal, yakni Hablum Minallah, Hablum Minannas dan Hablum Minal Alam. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik