Pecihitam.org – Sebagaimana kita ketahui, jika sebelum Idul Fitri kita diwajibkan untuk menunaikan puasa Ramadhan, maka sebelum Idul Adha kita juga disunnahkan untuk beribadah puasa. Yaitu puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.
Puasa tarwiyah dilaksanakan pada hari Tarwiyah yaitu hari ke-8 bulan Dzulhijjah. Dinamakan hari tarwiyah sebab pada waktu itu air sangat melimpah. Imam al-Babirti dalam kitab Al-Inayah Syarh Al-Hidayah menjelaskan, disebut hari Tarwiyah karena pada hari tersebut jamaah haji melihat air, yang sebelumnya tidak mereka temui.
Sedangkan puasa dilaksanakan pada hari Arafah atau hari ke-9 Dzulhijjah. Dinamakan hari Arafah, sebab pada hari itu diwajibkan bagi jamaah haji untuk wukuf di Arafah.
Puasa Tarwiyah dianjurkan bagi mereka yang sedang menunaikan ibadah haji maupun yang tidak sedang berhaji, bahkan disunnahkan pula beserta tujuh hari sebelumnya, yaitu tanggal 1-7 Dzulhijjah. Sedangkan untuk puasa Arafah hanya disunnahkan bagi yang tidak berhaji saja.
Anjuran puasa sebelum Idul Adha ini berdasarkan sebuah hadits yang mengatakan bahwa hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa, sehingga dianjurkan untuk menjalankan ibadah puasa. Abnu Abbas r.a meriwayatkan Rasulullah s.a.w bersabda:
ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء
Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid). (HR Bukhari).
Puasa Arafah memiliki keutamaan begitu besar. Itu sebabnya para ulama memasukkan puasa Arafah ini ke dalam puasa sunnah yang sangat dianjurkan (muakkad).
Selain itu, untuk puasa Arafah sendiri juga mempunyai fadhilah atau keutamaan dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Keutamaan ini didasarkan pada hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda :
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
Artinya, “Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim).
Daftar Pembahasan:
Niat Puasa Sebelum Idul Adha
Niat Puasa Tarwiyah
Berikut adalah lafadz niat puasa tarwiyah:
نويت صوم التروية سنة لله تعالى
Nawaitu shauma al tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “Saya niat berpuasa sunnah tarwiyah karena Allah ta’ala.”
Niat Puasa Arafah
Berikut ini lafal niat puasa Arafah pada malam hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”
Niat puasa sunnah Tarwiyah maupun puasa Arafah ini sebaiknya dibaca ketika malam hari agar tidak lupa. Meski demikian bagi yang terlupa bisa membaca niat tersebut pada siang harinya. Hal ini diperbolehkan, karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib.
Sedangkan puasa sunnah, niatnya boleh dilakukan di siang hari selama yang bersangkutan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak subuh hingga gelincir matahari atau Dzuhur.
Berikut ini lafal niat puasa sunnah Arafah di siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT.”