Rais PBNU: Persoalan Gus Muwafiq Jadi Bahan Oknum Tak Bertanggung Jawab Untuk Diskreditkan NU

Rais PBNU

Pecihitam.org –  Dai Nadhlatul Ulama (NU) KH Ahmad Muwafiq yang akrab disapa Gus Muwafiq melakukan silaturahim ke sejumlah kiai di Jawa Timur (Jatim), Senin, 9 Desember 2019.

Dalam kunjungannya tersebut, Gus Muwafiq menyambangi Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Kehadirannya disambut hangat oleh para masyayikh Ponpes Lirboyo.

Turut hadir menyambut Gus Muwafiq diantaranya,  KH M Anwar Manshur, KH Abdulloh Kafabihi Mahrus, KH An’im Falahuddin Mahrus, KH Ma’uf Zainuddin, KH Adibussholeh Anwar, KH Abdul Mu’id Shohib serta keluarga besar lainnya.  

Kedatangan dai kondang ini dalam rangka silaturahim dan memohon doa masyayikh Pesantren Lirboyo usai ceramah agamanya menjadi kontroversi di tengah-tengah umat Islam.

Menurut penuturan KH Abdul Mu’id Shohib yang hadir dalam pertemuan tersebut, silaturahim dibuka dengan penyampaian maksud kedatangan oleh Gus Muwaffiq ke Lirboyo.

Baca Juga:  Sempat Dapat Penolakan, Gus Muwafiq Tetap Ceramah di Ponpes Al-Muayyad Solo

Selanjutnya sebagai tuan rumah, kata Abdul Mu’id, Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdulloh Kafabihi Mahrus menyampaikan sambutannya.

Menurut KH Abdulloh Kafabihi Mahrus, permasalahan Gus Muwafiq dianggap sudah selesai karena yang bersangkutan sudah memohon maaf kepada umat Islam sekaligus memohon ampun kepada Allah SWT.  

“Kalau dianggap keliru, semestinya sudah selesai dengan memohon ampun kepada Allah, karena hal itu berkaitan dengan haqqullah atau hak Allah SWT,” ujarnya.

Meski begitu, KH Abdulloh Kafabihi Mahrus mengatakan bahwa permasalah tersebut tidak semudah yang dibayangkan.

Apalagi, kata dia, saat ini ada upaya dari berbagai kalangan untuk menjadikan kasus ini tidak lagi masalah agama semata, namun ada tendensi lain. 

Baca Juga:  UIM Makassar Dipercaya Kemendikbud Gelar Pelatihan Penguatan Kepala Sekolah

“Namun permasalahan tidak sesederhana itu, karena justru sekarang dijadikan kesempatan orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk mendeskreditkan Nahdlatul Ulama,” ujar KH Abdulloh Kafabihi Mahrus.

Muhammad Fahri