Sayyidah Khadijah, Sosok Wanita Pertama yang Masuk Islam

Khadijah

Pecihitam.org – Setelah Rasul menerima wahyu yang pertama di Goa Hira, beliau menceritakan kejadian tersebut kepada Sayyidah Khadijah, peristiwa yang belum pernah ia dengar sebelumnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun, Khadijah tidak pernah menampakkan ketidakpercayaanya kepada suami tercinta. Beliau selalu membenarkan apa yang dialami suaminya tersebut.

Sehingga dari kejadian tersebut, Sayyidah Khadijah menyatakan bahwa dirinya beriman kepada Allah, dan mempercayai bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Maka Khadijah adalah wanita pertama yang masuk islam.

Saat itu, tatkala Rasulullah SAW diperintahkan Rabbnya untuk memberi peringatan kepada keluarga dan kerabatnya, beliau berfikir ragu atas apa yang diperintahkan Rabbnya tersebut.

Siapa yang akan beliau dakwahi? Apakah mereka akan beriman dan percaya? Apakah mereka mau meninggalkan keyakinan dan sesembahan warisan nenek moyang?

Dalam kodisi seperti inilah, Sayyidah Khadijah berkata kepadanya, “Dengarlah wahai anak pamanku”. Kemudian Rasul SAW begegas menghampiri Sayyidah Khadijah. Khadijah lalu berkata, “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang patut disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” .

Mendengar ucapan itu, hati Rasul tersentak kemudian tersenyum memandang wajah isterinya yang mulia. Dari ucapan itu, hilanglah rasa sedih dan was-was yang ada pada dirin Rasulullah SAW.

Baca Juga:  Kisah Ummu Mahjan, Marbot Masjid Perempuan di Masa Rasulullah Saw

Inilah potret Sayyidah Khadijah, beliau orang yang hebat pada masa Jahiliyah, namun beliau lebih hebat ketika islam datang. Beliau telah mengukir tinta emas dalam sejarah dakwah islam.

Ibnu Atsir berkata, “Khadijah adalah makhluk Allah pertama yang masuk islam, yang tidak di dahului seorangpun baik laki-laki maupun perempuan.”  

Ibnu Ishaq berkata, “Khadijah senantiasa beriman dan membenarkan apa yang diturunkan kepadanya (Rasul) serta mentaati perintahnya. Beliau adalah wanita yang pertama kali beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan membenarkan apa yang telah diturunkan kepadanya, sehingga karenanya Allah meringankan penderitaan Rasulnya. Jika Rasulullah pulang menemuinya beliau selalu meyakinkan dan membenarkan apa yang ia katakan. Semoga Allah merahmatinya.”  (Lihat di Sirah an-Nabawiyah, karya Ibnu Hisyam, juz 1, hal. 240)

Pernah suatu ketika Rasulullah SAW keluar menuju sebuah gunung di Mekah. Jibril pun datang menemui Rasul dengan tujuan mengajarkan tata cara bersuci untuk shalat. Kemudian Rasul berwudhu sebagaimana Jibril berwudhu. Kemudian Jibril melakukan shalat, begitu juga dengan Rasulullah, kemudian Jibril pun pergi.

Rasulullah ingin orang yang pertama kali mempelajari wudhu dan shalat adalah isteri tercintanya, kemudian beliau menemuinya, sedangkan ia sedang menanti kedatangan Rasulullah di rumah.

Baca Juga:  Kisah Pernikahan Nabi Muhammad dan Sayyidah Khadijah

Rasulullah berkata, “Aku akan mengajarkan kepadamu apa yang sudah Jibril ajarkan kepadaku, ia pun merasa sangat gembira akan hal itu.”

Kemudian ia bergegas menyiapkan air untuk berwudhu, dan Rasul pun berwudhu di depan Khadijah, agar Khadijah melihat bagaimana Rasulullah berwudhu. Lalu Khadijah berwudhu dan shalat sebagaimana apa yang diajarkan Jibril kepada Rasul.

Adapun shalat yang disyariatkan disini adalah shalat yang disyariatkan sebelum isra’ mi’raj, yaitu sebelum adanya syariat sholat lima waktu. Shalat yang dimaksud adalah shalat sebelum tenggelamnya matahari dan shalat sebelum terbitnya matahari. Sebagaimana firman Allah SWT:

وسبح بحمد ربّك بالعشي والإبكار

“Dan bertasbilah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.”  (QS. Ghafir: 55).

Sayyidah Khadijah melakukan shalat dengan sangat bahagia, sebagai rasa syukurnya kepada Allah karena telah memberinya hidayah ke jalan yang lurus, yaitu beribadah hanya kepada-Nya.

Sayyidah Khadijah menginginkan agar keluarganya merasakan keimanan kepada Allah dan membenarkan apa yang datang dari-Nya. Sehingga mereka termasuk golongan orang-orang pertama yang beriman.

Kemudian Khadijah mengumpulkan anak-anaknya dan menjelaskan kepada mereka apa yang telah dibawa oleh ayahnya, yaitu ajaran untuk mengesakan Allah SWT, dan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah. Dan Muhammad adalah utusan Allah.

Baca Juga:  Kasus Pelecehan Seksual dan Hukumannya di Zaman Nabi Saw

Zainab, Ruqayah dan Ummu Kultsum pun memenuhi panggilan ibunya. Sedangkan Fatimah yang masih kecil waktu itu senantiasa dibisikkan ke telinganya dua kalimat syahadat di setiap waktu dan tempat. Dan akhirnya hati mereka dipenuhi dengan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Dari penjelasan diatas, tidak perlu diragukan lagi bahwa beliau adalah sosok wanita dan isteri yang sangat mulia, terbukti dari segala perkataan dan perbuatannya, maka tak heran jika beliau adalah wanita yang pertama kali masuk islam.

Semoga kita para wanita dapat meneladani sifat-sifat beliau, serta mendapat keberkahan dari melalui beliau Sayyidah Khadijah al-Kubro. Wallau A’lam.

Refrensi: Khadijah Teladan Agung Wanita Mukminah, karya Ibrahim Muhammad Hasal al-Jamal.   

Nur Faricha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *