Sejarah Singkat Lahirnya Hizbut Tahrir dari Palestina hingga Indonesia

Hizbut Tahrir

Pecihitam.org – Hizbut-Tahrir adalah sebuah organisasi politik pan-Islamis, yang menganggap ideologinya sebagai ideologi Islam. Hisbut Tahrir bertujuan membentuk Khilafah Islamiyah atau negara Islam. Kekhalifahan baru akan menyatukan umat Muslim dalam negara Islam kesatuan dari negara-negara mayoritas Muslim.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Daftar Pembahasan:

Lahirnya Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir lahir pada tahun 1953 di Al-Quds, Palestina. Hizbut Tahrir awalnya adalah sebuah partai politik yang di dirikan oleh Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani, seorang ulama alumni Al-Azhar Mesir dan pernah menjadi hakim di Mahkamah Syariah di Palestina.

Dalam perkembangannya gerakan Hizbut Tahrir menitikberatkan pada perjuangan membangkitkan umat di seluruh dunia untuk mengembalikan kehidupan Islam melalui tegaknya kembali Daulah Khilafah Islamiyah.

Tujuan Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir tahrir diharapkan dapat membawa umat islam untuk kembali taat kepada hukum-hukum syariat Islam, merubah sistem dan hukum negara yang dinilai tidak Islami, serta membebaskan Negara dari sistem hidup dan pengaruh negara Barat.

Pandangan hidup mereka adalah berdirinya Daulah Islamiyah, yang dipimpin oleh seorang Khalifah. Khalifah harus diangkat dan dibai’at oleh kaum Islam untuk didengar dan ditaati, dan agar menjalankan pemerintahannya berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasulnya. Juga untuk mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan Jihad

Hizbut Tahrir pada dasarnya merupakan kegiatan politik dengan cara mengemukakan konsep-konsep dan hukum-hukum Islam untuk diwujudkan dalam pemerintahan Negara.

Gerakan yang awalnya di Palestina, berkembang ke beberapa negara di Timur Tengah, di Afrika seperti Mesir, Libya, Sudan dan Aljazair. Selain itu juga ke Turki, Perancis, Inggris, Jerman, Austria, Belanda, negara-negara Eropa lainnya sampai ke Amerika Serikat, Rusia, Uzbekistan, Tajikistan, Kirgistan, Pakistan, Australia, hingga ke Negara-negara Asia seperti Philipin, Malaysia dan Indonesia.

Baca Juga:  Sekilas Sejarah Masuknya Kelompok Islam Trans-Nasional ke Indonesia

Perkembangan Hizbut Tahrir di Indonesia

Meski di negara asalnya, Palestina, Hizbut Tahrir merupakan organisasi partai politik, namun di Indonesia Hizbut Tahrir pernah menjadi ormas berbadan hukum yang terdaftar di Kemenkumham sebelum dibubarkan.

Organisasi Hitzbut Tahrir masuk ke Indonesia sekitar tahun 1980-an. Berawal ketika KH Abdullah bin Nuh pimpinan pesantren Al-Gazhali Bogor bertemu dengan aktivis Hizbut Tahrir di Australia, Abdurrahman al Baghdadi.

Abdullah tertarik dengan ceramah yang disampaikan Abdurrahman tentang kewajiban persatuan umat dan kewajiban menegakkan khilafah guna melawan hegemoni penjajahan dunia.

Abdullah lalu mengajak Abdurrahman al Baghdadi ke Indonesia untuk melakukan dakwah bersama. Pergerakan ini akhirnya meluas ke masjid kampus IPB, Al-Ghifari. Halaqah-halaqah kemudian terbentuk untuk mendalami gagasan Hizbut Tahrir. Ketika Orde Baru berkuasa, aktivitas mereka menjadi gerakan ‘bawah tanah’.

Menjelang pertengahan 1990-an, pengaruh Hizbut Tahrir sudah masuk ke lingkungan kelas menengah sehingga tumbuh di 150 kota se-Indonesia. Gerakan ini juga menerbitkan materi-materi, semisal buletin Al-Islam dan majalah bulanan Al-Wa’ie (Agustus 2000).

Masuknya Era Reformasi yang membuka kran kebebasan berpendapat. Pada 2000, HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) membuat acara fenomenal yakni Konferensi Internasional Khilafah Islamiyah di Senayan, Jakarta. Tercatat, kurang lebih 5.000 peserta memadati lokasi acara tersebut.

HTI juga tampil dalam unjuk rasa di depan Kedubes AS di Jakarta untuk menentang invasi Amerika Serikat atas Afghanistan. Demikian pula dengan aksi anti-invasi AS atas Irak. Massa mereka saat itu berjumlah sekitar 12 ribu orang.

Dalam sidang tahunan MPR-RI 2002, HTI menyampaikan tuntutan penerapan syariat Islam. Pada 29 Februari 2004, HTI mengerahkan massa berjumlah 20 ribu orang dari Monas hingga sekitar Bundaran HI, Jakarta. Mereka menyuarakan dukungan bagi penegakan syariat Islam dan sistem Khilafah di Indonesia.

Baca Juga:  Inilah Hal-Hal yang Menjadikan Pentingnya Kontekstualisasi Terhadap Sejarah Masyarakat Arab Pra Islam

Hizbut Tahrir bertujuan mengubah sistem politik negara yang dimasukinya dengan sistem Khilafah al-Islamiyah. Ada tahapan dakwah yang diterapkan Hizbut Tahrir.

  • Pertama, pembinaan dan pengkaderan untuk mendoktrin dan membentuk kader-kader dengan pemikiran dan metode Hizbut Tahrir.
  • Kedua, berinteraksi dengan masyarakat tujuannya supaya mereka ikut memikul kewajiban dakwah Islam, hingga umat menjadikan ide khilafah Islam sebagai permasalahan utamanya, dan supaya umat berjuang untuk mewujudkannya dalam realitas kehidupan dan bernegara.
  • Ketiga, tahapan penerimaan kekuasaan yang dilaksanakan untuk menerapkan Islam secara menyeluruh dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia.

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam situsnya menyebut perkembangan dakwah HTI tumbuh secara pasti. Awalnya HTI hanya ada satu kota dengan belasan kader. Lalu tahun 1990 hingga 2000 HTI sudah berkembang ke seluruh Indonesia.

Masuk di dekakde ketiga, dakwah HTI sudah menyebar di 33 provinsi, di lebih dari 300 kota dan kabupaten. Bahkan sebagiannya telah merambah jauh hingga ke pelosok desa.

Aksi-aksi HTI

HTI pernah menggelar Konferensi Khilafah Internasional pada 12 Agustus 2007 di Gelora Bung Karno Jakarta. Konferensi itu dihadiri oleh 100 ribu perserta dan dianggap sebagai konferensi luar biasa karena banyaknya peserta dan tema yang diusungnya cukup provokatif yakni “Saatnya Khilafah Memimpin Dunia”.

HTI juga sering terlibat dalam berbagai aksi. Misalnya pada 5 Februari 2017 HTI mengadakan aksi bela ulama dengan tema ‘Aksi Umat Peduli Jakarta’ yang dihadiri ribuan orang di Patung Kuda, Monas, Jakarta.

Pada 4 April 2017 di Surabaya, HTI menggelar aksi long march bertema “Khilafah Kewajiban Syar’i, Jalan Kebangkitan Ummat”. Aksi ini dibubarkan polisi karena tak memiliki izin resmi.

Baca Juga:  6 Agama di Indonesia yang Resmi dan Diakui, Lengkap Sejarah Masuknya

Pembubaran HTI

Walaupun tujuan mereka sepertinya benar namun nyatanya, organisasi ini terlibat dalam politik kebencian dan intoleransi yang melakukan pembenaran ideologis untuk kekerasan, memanggil pelaku bom bunuh diri sebagai martir, menuduh negara-negara barat melancarkan perang terhadap Islam dan Muslim, dan menyerukan penghancuran umat Hindu di Kashmir, orang Rusia di Chechnya dan orang Yahudi di Israel hingga negara Islam telah didirikan.

Hingga pertengahan 2015 organisasi ini sudah dilarang di Jerman, Rusia, Cina, Mesir, Turki, dan semua negara Arab kecuali Lebanon, Yaman dan UEA.

Secara resmi Pemerintah Indonesia telah membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia pada 19 Juli 2017. Pembubaran HTI dilandasi atas ideologi yang mereka bawa, pendirian negara syariah, dinilai tidak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

Organisasi radikal dengan ideology transnasionalnya ini dianggap mengancam eksistensi ideology Pancasila dan demokrasi bangsa Indonesia. Atas dasar itulah, pemerintah akhirnya membubarkan HTI.

Faktanya, dengan jargon mereka “Tegakkan Khilafah” Hizbuh Tahrir banyak melakukan pembenaran dan pemaksaan ideologi dengan jalan kekerasan.

Dalam sejarah Khilafah sudah selesai sejak runtuhnya Daulah Utsmaniah di Turki , cita-cita Hizbuh Tahrir ingin kembali menghidupkan Khilafah hanyalah Utopia kejayaan masa lalu, karena nyata-nyata di dalam islam tidak ada tuntunannya.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik

2 comments

  1. Sadman Reply

    Koreksi , maaf konferensi tsb 2017 atau 2007, … seingat saya 2013 ada haul hti di gbk juga. Trims

    • Arif Rahman Hakim Post authorReply

      Terima kasih atas kritik dan sarannya. Hal tersebut sebagai koreksi untuk kami agar semakin lebih baik lagi kedepannya. jazakallah khairan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *