Sejarah Singkat Terjadinyaa Perang Salib 9 (1271 M – 1272 M)

perang salib 9

Pecihitam.org – Perang salib 9 berlangsung pada tahun 1271 M- 1272 M dan di anggap sebagai perang salib besar yang terakhir di Tanah Suci pada abad pertengahan. Kegagalan yang di alami oleh Louis IX dalam Perang salib 8 untuk menguasai Tunis inilah yang mendorong Edward, yaitu putra Henry III dari Inggris untuk melangsungkan rencana serangan perang salib 9.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebelumnya pada tahun 1260 dalam pertempuran Ain Jalut oleh Saif ad-Din al-Qutuz dan jenderalnya Baibars, menyusul kemenangan Mamluk atas suku Mongol. Namun Qutuz meninggal karena terbunuh sehingga situasi ini menjadikan Baibars sebagai satu-satunya orang yang mengklaim tahta kesultanan.

Sebagai seorang sultan, maka Baibars pun melanjutkan penyerangan terhadap tentara salib di Arsuf, Atlet, Haifa, Safed, Jaffa, Ashkelon dan Kaisarea. Saat itu kota-kota yang menjadi benteng tentara salib perlahan runtuh secara satu per satu sehingga mereka meminta bantuan kepada pihak Eropa, namun bantuan tersebut datang terlambat.

Kemudian pada tahun 1268 M Baibars berhasil merebut Antiokhia sehingga sisa-sisa Kepangeranan Antiokhia pun hancur. Selanjutnya ia mengamankan front utara dari Mamluk dan mengancam Country Tripoli milik tentara salib.

Baca Juga:  Ghanimah Hunain, Harta Rampasan yang Menimbulkan Beragam Polemik dan Fitnah

Louis dari Prancis sebelumnya telah mengorganisir para tentara saib dengan jumlah yang cukup banyak untuk menyerang Mesir dan kemudian pindah ke Tunis. Namun akhirnya ia meninggal karena penyakit pada tahun 1270 M.

Saat itu Edward I dari Inggris datang terlambat untuk ikut berpartisipasi dalam sisa perang salib di Tunis. Sebaliknya, ia justru melanjutkan perjalanan ke Tanah suci untuk ikut membantu Bohemond VI, Pangeran Antiokhia dan Comte Tripoli dalam upaya menghadapi ancaman dari Mamluk atas Tripoli serta sisa-sisa Kerajaan Yarussalem.

Pada tanggal 1271, Edward akhirnya tiba di Akko dengan membawa sekelompok pasukan yang berjumlah sekitar 1.000 orang termasuk 225 ksatria. Saat itu Edward memutuskan untuk menggabungkan kekuatan dengan pasukan salib Prancis yang di pimpin oleh Charles I dari Anjou.

Baca Juga:  Tidak Belajar Adab, Albani Diserang Oleh Muridnya Sendiri

Mereka bersepakat untuk menggerakkan pasukannya menuju ke wilayah Tripoli tengah yang waktu itu sedang di kepung oleh Baibars. Setibanya mereka di Tripoli, mereka di kejutkan dengan situsai di sana yang sangat memperihatinkan.

Pasukan salib dari Eropa baru menyadari bahwa wilayah Tripoli menjadi tempat pengungsian oleh puluhan ribu kaum Kristen akibat dari pengepungan Baibars terhadap penduduknya. Namun kedatangan Edward di Akko membuat Baibars mengubah rencananya dan memutuskan untuk berpaling dai Akko.

Perang salib 9 meraih beberapa kemenangan yang cukup mengesankan bagi Edward atas Baibars. Dan akhirnya Perang Salib 9 ini di anggap tidak begitu banyak mengalami kegagalan saat memutuskan untuk mundur dan kembali ke Inggris.

Edward memiliki kecemasan bahwa akan ada banyak permasalahan yang terjadi di negaranya dan ia merasa tidak akan mampu menangani segala permasalahan terseut serta tidak sanggup menyelesaikan beberapa konflik di wilayah Outremer yang tersisa.

Dalam keadaan ini bisa di katakan bahwa semangat mereka untuk melkukan perang salib telah hampir hilang pada periode saat itu juga. Hal ini juga menjadi sebuah pertanda bahwa pertahanan dari pihak tentara salib berada di ambang keruntuhan yang masih tersisa di Mediterania.

Baca Juga:  5 Cara Dakwah Wali Songo Hingga Islam Diterima di Tanah Jawa

Hasil dari perang salib 9 ini ialah di sepakatinya Perjanjian Kaesarea yang berisi tentang di cabutnya pengepungan terhadap Tripoli, Lebanon dan Armada Mamluk yang akan di hancurkan, serta genjatan senjata antara kaum Mamluk dan Tentara Salib selama 10 tahun.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik