Pecihitam.org – Shintya Ayu Kartikasari (19), warga Purwosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur menceritakan pengalamannya usai dinyatakan sembuh dari Corona.
Sebelumnya, karyawati di salah satu pusat perbelanjaan di Ponorogo ini tak menyangka harus menjalani isolasi di rumah sakit akibat reaktif positif saat dilakukan rapid test Corona oleh petugas setempat.
Hal itu sempat membuat Shintya kalut dan frustasi bahkan sempat berpikir pendek untuk mengakhiri hidupnya.
Namun, itu semua kini menjadi buah syukur dan berakhir bahagia setelah Shintya mengenal Shalawat Tibbil Qulub. Ia pun menjadi pasien yang tercepat sembuh.
“Waktu itu, saya sudah benar-benar frustasi, ya Allah hidup kok gini amat ya?” kata Shintya, dikutip dari NU Online, Minggu, 14 Juni 2020.
Bahkan, Shintya sempat berpikir pendek dan mencoba untuk melakukan sesuatu yang dilarang agama.
Namun, hal itu tidak ia lakukan berkat doa dan jerih payah ibunya. Shintya pun seolah mendapat petunjuk.
“Akhirnya saya menghubungi seorang teman yang aktif di Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Puyut Ponorogo, Mas Yoga namanya,” ungkapnya.
Setelah menghubungi Yoga, Shintya diberikan amalan berupa Shalawat Tibbil Qulub lengkap kalimat Arab sekaligus artinya. Kiriman tersebut kemudian disampaikan ke ibunya.
“Ibu saya bilang shalawatnya bikin hati adem,” ceritanya.
Alhasil, ia pun akhirnya berhasil sembuh dengan kebulatan tekadnya sembari mengamalkan petunjuk temannya itu. Shalawat tersebut, kata Shintya, benar-benar bisa membuatnya tenang.
“Ibu saya juga membantu, mengamalkannya dan diniatkan untuk kesembuhan saya. Alhamdulillah saya jadi pasien yang tercepat sembuh yakni hanya 4 hari dirawat,” kata Shintya dengan mata berbinar.
Kendati telah dinyatakan sembuh oleh dokter, Shintya mengaku akan tetap mengamalkan Shalawat Tibbil Qulub, kemudian juga menambah dengan shalawat lain.
“Pokoknya saya senang sekali, dan merasa in dengan shalawat ini. Alhamdulillah, dan terima kasih buat Mas Yoga,” pungkasnya.
Diketahui, Shalawat Tibbil Qulub merupakan ijazah dari Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama.