Pecihitam.org – Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustadz Tengku Zulkarnain menanggapi soal meme hoaks yang menunjukkan komentar Presiden Jokowi terkait peristiwa penusukan Ulama Syekh Ali Jaber.
Lewat cuitannya di akun Twitter miliknya, ia mengatakan bahwa komentar Jokowi dalam meme tersebut yang menyebut penusukan ulama Syekh Ali Jaber sebagai tindakan kriminal biasa adalah hoaks dan mencatut nama media Republika.
“Jokowi Minta Kasus Penyerangan Ulama Sebelum Kasus Syekh Ali Jaber Diusut Lagi. Agar Tidak Menjadi Liar di Masyarakat” Berita Republika yg Mengatakan Penusukan Beliau adalah Kriminal Biasa HOAKS dan Mencatut Nama Republika,” ujar Tengku Zul lewat akun Twitter-nya, Kamis, 17 September 2020.
Oleh karenanya, ia meminta masyarakat untuk waspada dengan jebakan pemberitaan yang beredar di media sosial.
“Waspada Jebakan Berita…!” cuitnya lagi.
Sebelumnya diberitakan, sebuah meme hoax yang menunjukkan komentar Jokowi terkait peristiwa penusukan Ulama Syekh Ali Jaber beredar di media sosial.
Meme tersebut menunjukkan Jokowi seolah mengganggap enteng peristiwa penusukan ulama.
Bahkan, meme itu ikut disebarkan oleh Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustaz Tengku Zulkarnain.
“Kemarin kok tidak ngomong yang sama: Tdk usah dibesar-besarkan penusukan Wiranto, itu kriminal biasa…” tulis postingan tersebut, yang diduga ditulis @Ustadtengkuzul. Capture postingannya pun banyak dibagikan, meski saat ini status itu sudah tidak ditemukan.
Meme hoaks tentang berita Syekh Ali Jaber tersebut mencatut media online Republika.co.id. Dalam meme itu dituliskan Presiden Jokowi memberikan komentar kasus Syekh Ali Jaber.
Kepala Republika Online Elba Damhuri mengatakan berita asli foto bergambar Presiden Jokowi itu adalah tentang tempat isolasi pasien covid-19. Jadi bukan berita penusukan Syekh Ali Jaber.
Berita aslinya, kata Elba, berjudul “Jokowi Instruksikan Tempat Isolasi Pasien Covid-19 Ditambah”.
Adapun berita aslinya yakni berbunyi: Jumlah tempat isolasi kini semakin berkurang imbas dari jumlah kasus yang meningkat. Sementara pada meme hoaks yang mencatut Republika bernada provokatif, mengadu domba, dan tidak sesuai kaidah jurnalistik.
“Meme hoaks itu sangat jelas ingin merusak reputasi Republika dan menciptakan suasana tidak kondusif,” ujarnya.
Elba pun menegaskan bahwa media Republika mengedepankan prinsip jurnalistik secara ketat.
“Etika, moral, dan verifikasi menjadi pijakan utama Republika dalam kebijakan pemberitaannya,” tegas Elba seperti dikutip dari republikacom.