Niat dan Keutamaan Sholat Dhuha Beserta Tata Cara Pelaksanaannya

Niat dan Keutamaan Sholat Dhuha Beserta Tata Cara Pelaksanaannya

PeciHitam.org – Sholat dhuha merupakan salah satu sholat sunnah yang popular dan istimewa di kalangan umat Islam. Sebab di dalam sholat ini terkandung begitu banyak keutamaan yang luar biasa. Adapun mengenai waktu pelaksanaan sholat dhuha ialah mulai dari matahari naik hingga condong ke barat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Jika kita baca dalam literatur hadis, terdapat suatu riwayat yang menunjukkan waktu yang tepat mengerjakan sholat dhuha. Rasulullah saw bersabda:

أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ فِى غَيْرِ هَذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ. إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ

Bahwasanya Zaid bin Arqam melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha (di awal pagi). Dia berkata, “Tidakkah mereka mengetahui bahwa shalat di selain waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Shalat orang-orang awwabin adalah ketika anak unta mulai kepanasan’” (HR. Muslim)

Jika di Indonesia, berkisar selama beberapa jam sejak 20 menit setelah matahari terbit hingga 15 menit sebelum masuk waktu dhuhur. Ada pula yang lebih mantap jika mengerjakannya setelah seperempat siang atau sekitar pukul 8.30 WIB – 9.30 WIB.

Apa sajakah keutamaannya? Berikut ini kami rangkai beserta tata cara, niat, bacaan dan doa sholat sunnah ini.

Daftar Pembahasan:

Keutamaan Sholat Dhuha

Adapun mengenai beberapa keutamaan sholat dhuha yang berhasil kami himpun, antara lain:

Amal Harian yang Diwasiatkan Rasulullah

Hal ini berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:

أَوْصَانِى خَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- بِثَلاَثٍ بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ

“Kekasihku –Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- mewasiatkan tiga hal padaku: berpuasa tiga hari setiap bulannya, melaksanakan sholat dhuha dua rakaat dan sholat witir sebelum tidur.” (Muttafaq ‘alaih)

Merupakan Sholat Awwabin

Sholat dhuha merupakan sholat awwabin, yang artinya sholatnya orang-orang yang kembali (bertaubat) alias taat. Men-dawam-kan (istiqamah) amalan shalat dhuha agar dikerjakan setiap hari mampu menjadikan seseorang dicatat sebagai orang-orang yang taat. Hal ini berdasarkan hadis berikut:

أوصاني خليلي بثلاث لست بتاركهن أن لا أنام إلا على وتر وأن لا أدع ركعتي الضحى فإنها صلاة الأوابين وصيام ثلاثة أيام من كل شهر

Baca Juga:  Keringanan dalam Hukum Syariat Menurut Kaidah Ushul Fiqih

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Kekasihku (Muhammad) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang aku tidak meninggalkannya: agar aku tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir, agar aku tidak meninggalkan dua rakaat shalat Dhuha karena ia adalah shalat awwabin serta agar aku berpuasa tiga hari setiap bulan” (HR. Ibnu Khuzaimah)

Mengerjakannya Sebanyak Dua Rakaat Setara dengan 360 Sedekah

Begitu besarnya keutamaan yang dapat diperoleh seseorang yang mengerjakan sholat ini, bahkan Rasulullah saw sampai meyamakan pahalanya seperti senilai dengan 360 sedekah.

Disetarakannya pahala dengan 360 sedekah ini seringkali diartikan sebagai kelancaran rezeki. Adapun bunyi hadisnya adalah sebagai berikut:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

“Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua rakaat.” (HR. Muslim)

Mengerjakan Empat Rakaat Membawa Kecukupan

Salah satu motivasi seseorang mengerjakan sholat dhuha ialah agar diberikan kecukupan rezeki. Hal ini tertuang dalam sebuah hadis qudsi, bahwa Allah Ta’ala berfirman:

يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُعْجِزْنِى مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فِى أَوَّلِ نَهَارِكَ أَكْفِكَ آخِرَهُ

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)

Niat sholat dhuha

Niat merupakan salah satu hal terpenting dalam suatu ibadah. Saking pentingnya, para ulama mengibaratkannya seperti hati (jantung). Oleh sebab itu, setiap amal ibadah yang kita kerjakan hendaknya diawali dengan niat. Adapun mengenai lafadz niat sholat dhuha adalah sebagai berikut:

أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ لِلَّهِ تَعَالَى

Baca Juga:  Ya Tabtab, Nissa Sabyan dan Hukum Musik dalam Islam

Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala”

Ada juga yang melafadzkan niat yang lebih panjang sebagai berikut:

أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala”

Tata Cara Sholat Dhuha

Setelah mengetahui niat sholat dhuha, mari kita bahas mengenai jumlah rakaat sholat dhuha dan ‘bagaimana tata cara sholat dhuha?’

Sholat dhuha dikerjakan dengan dua rakaat salam, minimal dua rakaat sampai delapan rakaat. Hal ini berdasarkan hadis berikut:

عَنْ أُمِّ هَانِئٍ بِنْتِ أَبِى طَالِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ الْفَتْحِ صَلَّى سُبْحَةَ الضُّحَى ثَمَانِىَ رَكَعَاتٍ يُسَلِّمُ مِنْ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ

Artinya: “Dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib, Rasulullah saw pernah mengerjakan sholat dhuha sebanyak delapan rakaat. Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam.” (HR. Abu Dawud)

Pada rakaat pertama membaca surat Asy Syams dan rakaat kedua membaca surat Adh Dhuha. Hal ini bersumber dari riwayat Uqbah bin Amr berikut ini:

صلوا ركعتى الضحى بسورتيهما والشمس وضحاها والضحى

“Shalatlah dua rakaat dhuha dengan membaca dua surat dhuha, yaitu surat Was syamsi wadhuhaa haa dan surat Adh dhuha.” (HR. Ad-Dailami)

Seperti halnya shalat-shalat lain pada umumnya, tata cara sholat dhuha juga sama, antara lain:

  • Niat
  • Takbiratul ihram, lalu dilanjutkan membaca doa iftitah
  • Membaca surat Al-Fatihah
  • Membaca surat atau ayat Al-Quran
  • Ruku’ dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud dengan tuma’ninah
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
  • Sujud kedua dengan tuma’ninah
  • Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
  • Membaca surat Al-Fatihah
  • Membaca surat atau ayat Al-Quran
  • Ruku’ dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud dengan tuma’ninah
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
  • Sujud kedua dengan tuma’ninah
  • Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
  • Salam

Kemudian, setelah melaksanakan sholat dhuha, dianjurkan untuk membaca doa.

Doa Sholat Dhuha

Sebenarnya memang tidak ada doa sholat dhuha khusus yang diajarkan Rasulullah. Namun ada satu doa sholat dhuha yang sangat popular di kalangan masyarakat yang bersumber dari kitab dalam I’anatuth Thalibiin, yaitu:

Baca Juga:  Fiqih Salat Jumat: Rukun-Rukun Shalat Jumat (Bagian - III)

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Alloohumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka wal ‘ishmata ‘ishmatuka. Alloohumma inkaana rizqii fis samaa-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’assiron fayassirhu, wa inkaana harooman fathohhirhu, wa inkaana ba’iidan faqorribhu bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika aatinii maa aataita ‘ibaadakash shoolihiin

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih”.

Meskipun bukan berasal dari hadis Nabi, doa sholat dhuha di atas tentu boleh saja dibaca dan diamalkan selama isinya baik. Jika memang tidak hapal doanya, kita juga diperbolehkan berdoa menggunakan bahasa Indonesia.

Demikian panduan lengkap sholat dhuha. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam bi ash-Shawab.

Mohammad Mufid Muwaffaq