Sifat Basyariah Nabi Muhammad; Bukti Beliau Masih Seorang Manusia

Sifat Basyariah Nabi Muhammad; Bukti Beliau Masih Seorang Manusia

PeciHitam.org – Muhammad SAW dipersepsikan sebagai orang paling sempurna, insan kamil, tidak pernah alfa, bertindak dalam koridor hukum yang  paling sempurna dan manusia terbaik yang  paripurna.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Keseluruhan sifat tersebut adalah benar adanya tanpa ada penyalahan terhadapnya. Dalam teologi/ akidah Islam juga diatur bahwa mengikuti Nabi Muhammad SAW adalah bersifat Mutlak, sama kedudukan dengan mengikuti Allah SWT sebagaimana ayat;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا (٥٩)

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (Qs. An-Nisa: 59)

Jika kita menghindari atau tidak mengikuti Rasul sama dengan bermaksiat kepada Allah SWT. Sederhananya, mengikuti Rasul bersifat wajib (menjalankan mendapat pahala, meninggalkan mendapat dosa).

Baca Juga:  Lima Konsep Hak-Hak Asasi Manusia atau yang Dikenal dengan Dharuriyyat Al Khams

Keseluruhan sifat Rasulullah adalah sebuah  teladan sempurna bagi sekalian umat Manusia. Kesempurnaan sifat Muhammad setidaknya terwakili dalam sifat Wajib bagi Rasul, yakni sifat fathanah, tabligh, amanah, dan shidiq. Akan tetapi banyak kealfaan kita dalam membahas sifat Basyariatul Nabi.

Sifat Basyariah Nabi adalah sifat yang menunjukan bahwa Nabi adalah seorang Manusia juga. Artinya Nabi juga bertindak dan berperilaku sebagaimana Manusia pada Umumnya.

Untuk memahami sifat basyariah ini beberapa Ulama menyandarkan pada Hadits Riwayat Imam Bukhari dalam Kitab Sahih Bukhari Jilid 3 pada kitabu Nikah;

وبين أيدينا حديث لرسول الله — صلى الله عليه وسلم — فيه التأكيد على هذا المعنى، فقد روى البخاري ومسلم عن أنس بن مالك – رضي الله عنه — أنه قال: جاء ثلاث رهط إلى بيوت أزواج النبي – صلى الله عليه وسلم – يسألون عن عبادة النبي – صلى الله عليه وسلم -، فلما أُخبِروا كأنهم تقالُّوها [أي: عدُّوها قليلة]، فقالوا: أين نحن من النبي – صلى الله عليه وسلم -؟ قد غفر الله له ما تقدم من ذنبه وما تأخر، قال أحدهم: أما أنا فإني أصلي الليل أبدًا، وقال آخر: أنا أصوم الدهر ولا أفطر وقال آخر- أنا أعتزل النساء فلا أتزوج أبدًا.
فجاء رسول الله – صلى الله عليه وسلم — فقال: “أنتم الذين قلتم كذا وكذا؟ أما والله إني لأخشاكم لله وأتقاكم له، لكني أصوم وأفطر، وأصلي وأرقد، وأتزوج النساء، فمن رغب عن سنتي فليس مني.

Baca Juga:  Nasehat Kyai Maimoen Zubair Bagi Kamu yang Ingin Menikah

Dijelaskan bahwa Nabi pada melarang orang untuk berlebih-lebihkan dalam pengamalan Agama. Tamu yang datang menemui Istri Rasul SAW bercerita bahwa untuk dekat dengan Allah SWT dia berpuasa tanpa berbuka, untuk menjaga Nafsu ia tidak akan menikah seumur hidup, dia shalat dan tidak berhenti untuk istirahat. Nabi Melanjutkan bahwa barang siapa yang membenci caraku dalam beragama, bukan termasuk golongan Umat yang selamat.

Yakinlah bahwa Nabi sebagai insan kamil dalam panutan agama dan akhlak mencontohkan untuk selalu proporsional dalam beribadah. Tidak berlebih-lebihan dan tidak meninggalkan sama sekali.

Sifat basyariah ini yang sekarang sering tidak dipahami oleh Umat Islam. Memandang Nabi dari segi kesempurnaan beribadah dengan mengesampingkan sifat kemanusiaan. Sifat-sifat  kemanusiaan Nabi juga terkait dengan sifat penghormatan dan mafu permaafan dalam pada kesalahan-kesalahan alamiah manusia.

Baca Juga:  Benarkah Nabi Muhammad Orang Arab? Ini Pandangan Para Mufassir

Jangan terjebak seperi pikiran khawarij yang melihat segala gejala dan tindakan pada posisi sempurna, kalau tidak sempurna maka dihukumi berdosa dan kafir. Naudzubillah. Ash-shawabu minallah

Mohammad Mufid Muwaffaq