Sikap Khalifah Umar Ketika Negaranya Menangani Bencana Alam

Menangani Bencana Alam

Pecihitam.org – Sebuah ikhtiar yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khatab saat menangani bencana alam yang dialami rakyattnya. Ketika itu terjadi paceklik di Jazirah Arab, tanaman gagal panen di lahan sekitar lembah Eufrat, Tigris dan Nil. Banyak orang arab yang masuk ke Madinah untuk meminta bantuan pemerintah, akhirnya Khalifah Umar membentuk team dalam menanggulangi bencana yang terjadi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Team yang dibentuk oleh Khalifah Umar bin Khatab dibagi menjadi beberapa team dan ditempatkan pada pos-pos perbatasan kota Madinah untuk mencatat orang-orang yang mencari bantuan. Hingga tercatat sepuluh ribu orang yang masuk ke dalam Madinah dan lima puluh ribu orang yang masih berdian di daerah asalnya. Khalifah Umar pun segera menyalurkan bantuan kepada rakyatnya yang berada di luar Madinah, serta menampung orang-orang yang mengungsi.

Segala apa yang ada telah Khalifah Umar berikan, hingga tidak ada barang atau apapun yang bisa diberikan kepada rakyatnya, kemudian Khalifah Umar mengirim surat kepada Abu Musa yang berada di Basrah dan Amru bin Ash yang berada di Mesir, isi suratnya adalah “Bantulah umat Muhammad, mereka hampir binasa.”

Baca Juga:  Sikap Toleransi Khalifah Umar Bin Khatab Kepada Agama Lain

Beliau berdua yang dikirimi surat tersebut merupakan gubernur di daerah asalnya. Kemudian kedua gubernur tersebut mengirimkan bantuannya ke Madinah. Mereka memberikan bantuan dalam jumlah yang besar, sehingga rakyat yang membutuhkan bantuan terpenuhi kebutuhannya.

Sungguh sangatlah mulia Khalifah Umar pada masa pemerintahannya, tidak pernah sedikitpun ia memikirkan dirinya sendiri, segalanya ia dedikasikan untuk kepentingan rakyatnya. Ia tak pernah malu berbaur langsung dengan rakyat, terjun langsung membantu rakyat juga tidak pernah enggan.

Tidak ada perlakuan khusus terhadap Khalifah Umar selama musim paceklik beliau berkata “Akulah sejelek-jeleknya kepala negara, apabila aku kenyang namun rakyatku kelaparan.” Beliau selalu mementingkan rakyatnya.

Khalifah Umar selau tanggap dengan apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya, begitupun ketika menangani bencana alam yang datang. Beliau sadar bahwa harus mempertanggung jawabkan kepemimpinannya, sebagaimana riwayat Imam Bukhari “Imam (waliyul Amri) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang diurusnya.”

Itulah sepenggal kisah dari Khalifah Umar bin Khatab, dimana seorang pemimpin sebuah negara yang tanggap ketika bencana datang, sampai ia tidak mementingkan dirinya sebelum rakyatnya terurus. Apa yang ia makan, itulah yang dimakan oleh rakyatnya.

Baca Juga:  Membantah Tuduhan Kaum Salafi Wahabi Yang Mensyirikkan Orang Bertawassul

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khatab juga pernah terjadi gempa bumi, sampai-sampai gunung hampir runtuh. Kemudian menurut kisahnya beliau memukulkan ambing yang dibawa ketanah seraya berkata “Tenanglah saya orag yang adil. Jika saya tidak berbuat adil, maka celakalah umar.” Tak lama kemudian bumi menjadi tenang , dan tidak pernah lagi terjadi gempa bumi.

Dari penggalan kisah diatas bisa dikatakan bahwa pemimpin negara memiliki caranya dalam menangani bencana yang terjadi, tidak semuanya langsung selesai ada hal yang harus direncanakan dalam menanganinya.

Setiap daerah pasti Allah beri bencana masing-masing karena semata-mata agar manusia selalu ingat kepada Allah dan kuasa-Nya. Bahwa semua yang ada adalah kuasa Allah tidak ada yang bisa menentangnya.

Seperti bencana yang sering terjadi di Indonesia, bencana terjadi karena ketentuan Allah dan juga peringatan dari Allah kepada manusia bahwa terkadang bencana terjadi adalah peringatan dari ulah manusia itu sendiri.

Baca Juga:  Ngabuburit, Menunuggu Berbuka Puasa yang Diisi dengan Santai, Mencari Takjil hingga Tausiyah

Sehingga tidak dengan menyalahkan tindakan pemerintah, namun juga instropeksi diri, apa yang telah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Apakah sudah benar atau tidak, apakah akan membahayakan alam atau tidak.

Setiap kejadian pasti ada hikmah dan pelajaran dibalik itu semua. Tinggal bagaimana kita menyikapi bencana yang terjadi, tetap introspeksi diri, selalu mengingat kuasa yang dimiliki oleh Allah, karena sebagai manusia kita tidak bisa menebak apa yang telah Allah gariskan. Wallahua’lam bisshawab

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik