Benarkah Mengeringnya Sungai Eufrat Salah Satu Tanda Hari Kiamat?

sungai eufrat tanda kiamat

Pecihitam.org – Sungai Eufrat adalah salah satu sungai yang punya ikatan sejarah kuat dengan Islam. Sungai Eufrat yang menjadi sumber mata air di Anatolia, Turki, dan bermuara di Teluk Persia itu berkali-kali disebutkan dalam berbagai hadis, bahkan konon salah satu tanta-tanda hari kiamat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Umat Isalm memang wajib percaya bahwa akan ada masanya dunia dan seluruh alam semesta hancur lebur ketika kiamat. Kiamat juga merupakan salah satu kepastian yang misterius, tidak ada yang tahu kapan persisnya namun sudah jelas peristiwa maha dahsyat ini akan terjadi.

Sebagaimana Rasulullah SAW menyampaikan tanda-tandanya dalam banyak riwayat. Selain keluarnya Ya’jud Ma’jud dan Dajjal, ada pula beberapa wilayah berikut disebutkan Nabi sebagai tanda semesta mendekati kiamat salah satunya adalah sungai Eufrat.

Sungai Eufrat ini terbentang melintasi tiga negara yakni Turki, Suriah, dan Irak. Dalam sabdanya Rasulullah SAW mengatakan bahwa pada akhir zaman nanti sungai ini akan mengering dan mengeluarkan harta karunnya yang menyebabkan peperangan. Lantas benarkah fakta tersebut hari ini sudah terjadi? Dan apakah peparangan tanpa henti di Timur Tengah termasuk buktinya?

Dalam sejarahnya Sungai Eufrat dan juga Sungai Tigris punya peran besar dalam membesarkan peradaban terkenal kota Mesopotamia. Dalam agama Islam, sungai Eufrat ini termasuk penting karena pernah disinggung dalam sabda Rasulullah SAW sebagai salah satu tanda datangnya hari kiamat.

Berikut ini tiga sabda Nabi tentang Eufrat. Rasulullah SAW bersabda,

Baca Juga:  Mengenal Qasidah Man Ana Karya Habib Umar Muhdhor bin Abdurrahman Assegaf

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَحْسِرَ الْفُرَاتُ عَنْ جَبَلٍ مِنْ ذَهَبٍ، يَقْتَتِلُ النَّاسُ عَلَيْهِ، فَيُقْتَلُ مِنْ كُلِّ مِائَةٍ، تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، وَيَقُولُ كُلُّ رَجُلٍ مِنْهُمْ: لَعَلِّي أَكُونُ أَنَا الَّذِي أَنْجُو

“Hari Kiamat tak akan terjadi sebelum Sungai Eufrat mengering dan menyingkapkan gunung Emas yang mendorong manusia berperang. 99 dari 100 orang akan tewas (dalam pertempuran), dan setiap dari mereka berkata, ‘Mungkin aku satu-satunya yang akan tetap selamat’.” (HR Bukhari).

Dalam riwayat lain dengann redaksi yang hampir sama dikatakan,

عن أبي بن كعب قال: “لا يزال الناس مختلفة أعناقهم في طلب الدنيا سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: يوشك أن ينحسر الفرات عن جبل من ذهب فإذا سمع به الناس ساروا إليه فيقول من عنده لئن تركنا الناس يأخذون منه ليذهبن به كله قال: فيقتتلون عليه فيقتل من كل مائة تسعة وتسعون

Artinya, “Dari Ubai bin Ka’ab berkata, ‘Orang-orang terus sibuk mencari dunia. ‘Hampir saja Furat terbuka dan banyak simpanan emas. Saat mendengarnya, orang-orang menghampirinya lalu orang yang didekatnya berkata, ‘Bila kita biarkan orang-orang mengambilnya, mereka akan menghabiskan semuanya.’ Rasul bersabda, ‘Mereka berperang karenanya, dari setiap seratus orang, sembilan puluh sembilannya terbunuh.’

Dalam riwayat lain, Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيرَةَ قالَ: قالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: “يُوشِكُ الفُرَاتُ يَحْسِرُ عن كَنْزِ مِنْ ذّهَبِ، فَمَنْ حَضَرَهُ فَلاَ يَأْخُذْ مِنْهُ شَيْئاً” .

Baca Juga:  Olahraga Gulat Ala Rasulullah, Apakah Ini Termasuk Sunnah?

Artinya, “Hampir terbuka al-furat dengan (beirisi) simpanan emas. Siapa yang mendatanginya jangan sekali-kali mengambilnya,” (HR At-Tirmidzi).

Lantas, apa sebenarnya maksud Rasulullah Saw dengan harta karun berupa kekayaan seperti gunung emas ini? Mari kita sedikit melihat terlebih dahulu kondisi Eufrat saat ini.

Ilmuan NASA, Irvine dan peneliti lainnya dari Univeritas California, menemukan bahwa sejak tahun 2003 silam, sepanjang sungai Eufrat dan Tigris kehilangan debit air sebanyak 144 juta kilometer kubik. Hal ini berarti menunjukkan bahawa sungai tersebut sudah mulai mengering.

Debit air ini ternyata semakin menurun dalam jumlah yang signifikan pada periode tahun 2010 hingga 2015. Para peneliti mengatakan sekitar 60 persen dari menurunnya air ini adalah akibat “pompa air yang terus menghisap air tanah.”

Jika di lihat kembali, tiga negara yang terdiri dari Irak, Suriah dan Turki ternyata tidak berkoordinasi dengan baik dalam pengelolaan air. Selain itu Turki juga membangun bendungan raksasa, Ataturk, yang penuh dengan polemik dan kontroversi.

Bendungan ini dibangun pada tahun 1975 dengan tinggi sekitar 210 meter. Suriah dan Irak mengaku mengalami kekurangan air yang ekstrem akibat pengembangan proyek bendungan ini.

Terjadilah kecemburuan, sebab wilayah Turki menjadi begitu subur dan makmur dengan adanya bendungan tersebut. Namun berbanding terbalik dengan Suriah dan Irak. Hal ini menimbulkan polemik antar tiga negera dan kini merambat ke banyak negara.

Baca Juga:  Makna Ikhlas dalam Islam, Ini Penjelasannya Menurut Al Qur'an

Sebagian mengkhawatirkan jika apa yang disebutkan Nabi mulai menjadi kenyataan. Yakni ketika Sungai Eufrat mulai mengering, maka setelahnya akan diikuti dengan perang.

Lantas bagaimana dengan gunung emas yang diungkapkan oleh Rasulullah SAW? Benarkah di dalam Sungai Eufrat tersimpan harta karun yang begitu banyak? Ataukah yang dimaksud adalah “Emas Hitam” (Batu Bara, Minyak Bumi, Gas alam, bijih besi, timah , aspal dan hasil hasil bumi yang lain) yang kini menjadi perebutan antar negara adidaya.

Timbul pertanyaan lagi apakah perang di Timur Tengah yang tidak berkesudahan juga karena perebutan semua hal tersebut diatas? Jawabannya, sudah menjadi rahasia umum, jika peperangan yang terjadi tidak semata-mata faktor agama atau penggulingan kekuasaan. Namun juga ingin menguasai minyak di wilayah tersebut.

Namun bagaimana hakikat sebenarnya, semua adalah Rahasia sang Maha Pencipta. Kita sebagai manusia sebaiknya lebih banyak mendekatkan diri kepada-Nya. Demikian Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik