Surah Al-Ahzab Ayat 63-68; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Ahzab Ayat 63-68

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Ahzab Ayat 63-68 ini, menjelaskan Banyak manusia bertanya kepada Nabi Muhammad tentang kapan datangnya hari Kiamat. Orang-orang musyrik menanyakan tentang kiamat tersebut secara mengejek dan mencemooh, serta menantang supaya hari Kiamat segera didatangkan. Berikutnya Allah menceritakan kabar orang-orang zalim yang dimasukkan kedalam neraka.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Ahzab Ayat 63-68

Surah Al-Ahzab Ayat 63
يَسۡـَٔلُكَ ٱلنَّاسُ عَنِ ٱلسَّاعَةِ قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ ٱللَّهِ وَمَا يُدۡرِيكَ لَعَلَّ ٱلسَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا

Terjemahan: Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah”. Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.

Tafsir Jalalain: يَسۡـَٔلُكَ ٱلنَّاسُ (Manusia bertanya kepadamu) yakni penduduk Mekah عَنِ ٱلسَّاعَةِ (tentang hari kiamat) kapankah akan terjadi. قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ ٱللَّهِ وَمَا يُدۡرِيكَ (Katakanlah! “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu hanya di sisi Allah”. Dan tahukah kamu) maksudnya kamu tiada mengetahui kapan ia akan terjadi لَعَلَّ ٱلسَّاعَةَ (boleh jadi hari kiamat itu waktunya) yakni terjadinya تَكُونُ قَرِيبًا (sudah dekat).

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala mengabarkan Rasul-Nya saw. bahwa dia tidak mengetahui tentang terjadinya hari kiamat, jika manusia bertanya tentang hal tersebut. Juga memberikan petunjuk untuk menyerahkan ilmunya kepada Allah swt.

Sebagaimana Allah berfirman dalam surah al-A’raaf yang tergolong surah Makkiyyah. Sedangkan Ayat ini tergolong Madaniyyah. Keadaannya tetap berlangsung untuk menyerahkan ilmunya kepada Rabb yang menetapkannya, akan tetapi Allah mengabarkannya kepada Nabi, bahwa peristiwa itu telah dekat dengan firman-Nya:

وَمَا يُدۡرِيكَ لَعَلَّ ٱلسَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا (“Dan tahukah kamu hai [Muhammad], boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.”) Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman: ٱقۡتَرَبَتِ ٱلسَّاعَةُ وَٱنشَقَّ ٱلۡقَمَرُ (“Telah dekat [datangnya] saat itu dan telah terbelah bulan.”)(al-Qamar: 1)

Tafsir Kemenag: Banyak manusia bertanya kepada Nabi Muhammad tentang kapan datangnya hari Kiamat. Orang-orang musyrik menanyakan tentang kiamat tersebut secara mengejek dan mencemooh, serta menantang supaya hari Kiamat segera didatangkan.

Orang-orang munafik menanyakan tentang hari Kiamat karena terdorong oleh anggapan bahwa Nabi saw akan menjawab seperti yang mereka perkirakan. Adapun orang-orang Yahudi bertanya dengan maksud menguji kebenaran Nabi saw, apakah jawabannya akan sama atau tidak dengan yang tercantum dalam kitab Taurat, bahwa soal hari Kiamat itu sesungguhnya berada di tangan Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang bertanya kepadamu, Muhammad, tentang masa datangnya kiamat. Katakan kepada mereka yang bertanya itu, “Pengetahuan tentang hal itu hanya ada pada Allah. Siapa tahu, kalau-kalau hari kiamat itu hampir tiba.”

Surah Al-Ahzab Ayat 64
إِنَّ ٱللَّهَ لَعَنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ وَأَعَدَّ لَهُمۡ سَعِيرًا

Terjemahan: Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka),

Tafsir Jalalain: إِنَّ ٱللَّهَ لَعَنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ (Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir) yakni menjauhkan mereka dari rahmat-Nya وَأَعَدَّ لَهُمۡ سَعِيرًا (dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala) yaitu neraka yang keras apinya tempat mereka dimasukkan.

Baca Juga:  Surah Al-Maidah Ayat 70-71; Seri Tadabbur Al Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian firman Allah: إِنَّ ٱللَّهَ لَعَنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ (“Sesungguhnya Allah melaknat orang-orang kafir.”) yaitu menjauhkan mereka dari rahmat-Nya. وَأَعَدَّ لَهُمۡ سَعِيرًا (“Dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala [neraka].”) di negeri akhirat.

Tafsir Kemenag: Kemudian Allah menerangkan bahwa yang mengetahui kapan terjadinya hari Kiamat hanya Allah. Mungkin saja waktu datangnya hari Kiamat sudah dekat, karena setiap yang akan datang memang selalu mendekat dan mungkin dekat. Pepatah Arab mengatakan:

“Setiap yang akan datang adalah dekat.” Kemudian Allah akan melaknat dan menjauhkan orang-orang kafir dari kebaikan dan rahmat-Nya. Allah juga menyediakan bagi mereka neraka Sa’ir.

Tafsir Quraish Shihab: Allah telah mengharamkan orang-orang kafir dari rahmat-Nya dan telah menyediakan bagi mereka api yang menyala dengan dahsyat.

Surah Al-Ahzab Ayat 65
خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا لَّا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا

Terjemahan: mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindungpun dan tidak (pula) seorang penolong.

Tafsir Jalalain: خَٰلِدِينَ (Mereka kekal) dipastikan kekekalan mereka فِيهَآ أَبَدًا لَّا يَجِدُونَ (di dalamnya selama-lamanya, mereka tidak memperoleh seorang pelindung pun) yang memelihara mereka dari neraka وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا (dan tidak pula seorang penolong) yang dapat mencegah neraka daripada mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا (“mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.”) yaitu mereka tinggal terus-menerus, tidak keluar dan tidak hilang darinya. لَّا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا (“Mereka tidak memperoleh seorang pelindung pun dan tidak [pula] seorang penolong.”) yaitu mereka tidak memiliki pelindung dan penolong yang dapat menyelamatkan mereka dari apa yang mereka alami.

Tafsir Kemenag: Mereka kekal di dalam neraka selama-lamanya, dan tidak menemukan seorang pun yang dapat melindungi mereka dari azab Allah. Mereka juga tidak mendapatkan seorang penolong yang dapat menyelamatkan dari siksaan-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka tidak akan pernah bisa beranjak dari neraka selamanya. Mereka tidak akan pernah mendapatkan pelindung atau orang yang bisa menghindarkan mereka dari siksa.

Surah Al-Ahzab Ayat 66
يَوۡمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمۡ فِى ٱلنَّارِ يَقُولُونَ يَٰلَيۡتَنَآ أَطَعۡنَا ٱللَّهَ وَأَطَعۡنَا ٱلرَّسُولَا۠

Terjemahan: Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul”.

Tafsir Jalalain: يَوۡمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمۡ فِى ٱلنَّارِ يَقُولُونَ يَٰلَيۡتَنَآ (Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata, “Aduhai!) lafal Yaa menunjukkan makna Tanbih atau memohon perhatian أَطَعۡنَا ٱللَّهَ وَأَطَعۡنَا ٱلرَّسُولَا۠ (andai kata kami taat kepada Allah dan taat pula kepada Rasul.”).

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: يَوۡمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمۡ فِى ٱلنَّارِ يَقُولُونَ يَٰلَيۡتَنَآ أَطَعۡنَا ٱللَّهَ وَأَطَعۡنَا ٱلرَّسُولَا۠ (“Pada hari ketika muk mereka dibolak-balik dalam neraka, mereka berkata: ‘Alangkah baiknya, andaikan kami taat kepada Allah dan taat [pula] kepada Rasul.”) yaitu mereka dijerumuskan ke dalam api neraka [di] atas wajah-wajah mereka serta memanggang wajah-wajah mereka di neraka jahanam. Mereka berkata dalam keadaan demikian dengan penuh angan-angan: “ Seandainya dulu di dunia aku termasuk orang yang taat kepada Allah dan taat kepada Rasul.”

Baca Juga:  Surah Al-Hijr Ayat 14-15; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Sebagaimana firman Allah: رُّبَمَا يَوَدُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَوۡ كَانُواْ مُسۡلِمِينَ (“Orang-orang kafir itu seringkali [nanti di akhirat] menginginkan, kiranya mereka dulu [di dunia] menjadi orang-orang Muslim.”)(al-Hijr: 2)

Tafsir Kemenag: Mereka tidak memperoleh pelindung dan penolong seorang pun ketika mereka dibolak-balikkan di dalam neraka. Dengan penuh penyesalan mereka berkata, “Alangkah bahagianya seandainya kami dahulu di dunia taat kepada Allah dan taat pula kepada Muhammad utusan-Nya.”.

Tafsir Quraish Shihab: Pada hari ketika wajah mereka dibolak-balikkan di atas api. Dan dengan penuh rasa sesal, mereka mengatakan, “Alangkah baiknya, kalau dulu kami menaati Allah dan Rasul-Nya.”

Surah Al-Ahzab Ayat 67
وَقَالُواْ رَبَّنَآ إِنَّآ أَطَعۡنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَآءَنَا فَأَضَلُّونَا ٱلسَّبِيلَا۠

Terjemahan: Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).

Tafsir Jalalain: وَقَالُواْ (Dan mereka berkata) yakni para pengikut dari kalangan mereka, رَبَّنَآ إِنَّآ أَطَعۡنَا سَادَتَنَا (“Ya Rabb kami! Sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin kami) menurut suatu qiraat dibaca Saadatanaa, dalam bentuk Jam’ul Jam’i وَكُبَرَآءَنَا فَأَضَلُّونَا ٱلسَّبِيلَا۠ (dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan petunjuk) dari jalan hidayah.

Tafsir Ibnu Katsir: Demikianlah, Allah mengabarkan tentang mereka, bahwa mereka menginginkan seandainya mentaati Allah dan mentaati Rasul di dunia. وَقَالُواْ رَبَّنَآ إِنَّآ أَطَعۡنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَآءَنَا فَأَضَلُّونَا ٱلسَّبِيلَا۠ (“Dan mereka berkata: ‘Ya Rabb kami, sesungguhnay kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan [yang benar].”)

Thawus berkata: saadatanaa; yaitu para pembesar dan kubaraa-anaa adalah para ulama.” (HR Ibnu Abi Hatim)

Tafsir Kemenag: Mereka berkata dengan penuh perasaan mendongkol karena tertipu oleh para pemimpin dan pembesar mereka di dunia, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami di dunia telah mengikuti pemimpin dan pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan yang benar.”.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka memohon dengan mengatakan, “Wahai Tuhan, kami hanya mengikuti para pemimpin dan pembesar kami dalam usaha mengingkari-Mu dan Rasul-Mu, lalu mereka menjauhkan kami dari jalan yang lurus.

Surah Al-Ahzab Ayat 68
رَبَّنَآ ءَاتِهِمۡ ضِعۡفَيۡنِ مِنَ ٱلۡعَذَابِ وَٱلۡعَنۡهُمۡ لَعۡنًا كَبِيرًا

Terjemahan: Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”.

Tafsir Jalalain: رَبَّنَآ ءَاتِهِمۡ ضِعۡفَيۡنِ مِنَ ٱلۡعَذَابِ (Ya Rabb kami! Timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat) daripada azab yang kami terima وَٱلۡعَنۡهُمۡ لَعۡنًا كَبِيرًا (dan kutuklah mereka) azablah mereka terus (dengan kutukan yang banyak.”) bilangannya; dan menurut Qiraat lain lafal Kabiiran dibaca Katsiiran yang artinya kutukan yang besar.

Baca Juga:  Tafsir Surah Al Baqarah Ayat 255 dan Terjemahan (Ayat Kursi)

Tafsir Ibnu Katsir: رَبَّنَآ ءَاتِهِمۡ ضِعۡفَيۡنِ مِنَ ٱلۡعَذَابِ (“Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka adzab dua kali lipat.”) yaitu dengan sebab kekafiran dan tipu daya mereka kepada kami. وَٱلۡعَنۡهُمۡ لَعۡنًا كَبِيرًا (“dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar.”)

Sebagian qari membacaa dengan “ba” [kabiiran} sedangkan ulama lain membacanya dengan “tsa” [katsiiran]. Keduanya mempunyai makna yang dekat sebagaimana di dalam hadits ‘Abdullah bin ‘Amr, bahwa Abu Bakar berkata: “Ya Rasulallah, ajarkanlah kepadaku sebuah doa yang dapat aku panjatkan di waktu shalat.” Beliau menjawab:

“Ucapkanlah: allaaHumma innii dhalamtu nafsii dhulman katsiiran walaa yaghfirudz dzunuuba illa anta faghfirlii maghfiratan min ‘indika warhamnii innaka antal ghafuurur rahiim (Ya Allah, sesungguhnya aku telah mendhalimi diriku sendiri dengan kedhaliman yang besar.

Dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku sebuah ampunan dari sisi-Mu. Dan sayangilah aku, sesungguhnya Engkau Mahapengampun lagi Mahapenyayang.’” (ditakhrij oleh keduanya [al-Bukhari dan Muslim] di dalam ash-Shahihain)

Diriwayatkan dengan kata-kata “katsiiran” [banyak] dan kabiiran [besar].” Kedua makna tersebut benar. Sebagian mereka menganjurkan pepada orang yang berdoa untuk menggabungkan kedua lafadz tersebut di dalam doanya.

Dalam masalah ini perlu kajian. Yang lebih utama adalah terkadang menggunakan lafadz “katsiiran” dan menggunakan lafadz “kabiiran”, sebagaimana seorang qari memilih di antara dua qiraat, mana saja yang dibacanya, maka itu adalah baik dan tidak perlu menggabung antara keduanya.

Tafsir Kemenag: Mereka dengan perasaan dendam terhadap orang-orang yang telah menyesatkan itu berkata, “Ya Tuhan kami, berikanlah kepada mereka azab dua kali lipat, pertama karena mereka telah tersesat, dan keduanya telah pula menyesatkan orang lain, dan kutuklah mereka dengan kutukan yang sangat besar.” Keluhan mereka itu diperkuat dengan Ayat lain seperti pada firman Allah:

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul. Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku), sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur’an) ketika (Al-Qur’an) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia.” (al-Furqan/25: 27-29).

Tafsir Quraish Shihab: Wahai Tuhan kami, lipatgandakanlah siksaan mereka. Usirlah mereka dari rahmat-Mu sejauh-jauhnya, sebanding dengan kejahatan yang telah mereka perbuat.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Ahzab Ayat 63-68 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S