Surah Al-Ahzab Ayat 9-10; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Ahzab Ayat 9-10

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Ahzab Ayat 9-10 ini, Allah mengingatkan kepada kaum Muslimin akan nikmat besar yang telah dilimpahkan-Nya kepada mereka pada Perang Ahzab ketika mereka dikepung rapat oleh tentara yang bersekutu yang terdiri dari tentara kaum Quraisy, Bani Gathafan, Bani an-Nadhir yang telah dibuang Rasulullah ke Khaibar dan tentara-tentara yang lain yang datang menyerang mereka ke Medinah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Ahzab Ayat 9-10

Surah Al-Ahzab Ayat 9
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ جَآءَتۡكُمۡ جُنُودٌ فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمۡ رِيحًا وَجُنُودًا لَّمۡ تَرَوۡهَا وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرًا

Terjemahan: Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.

Tafsir Jalalain: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ جَآءَتۡكُمۡ جُنُودٌ (Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada kalian ketika datang kepada kalian tentara-tentara) orang-orang kafir yang bersekutu sewaktu perang Khandaq فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمۡ رِيحًا وَجُنُودًا لَّمۡ تَرَوۡهَا (lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang kalian tidak dapat melihatnya) yakni bala tentara malaikat.

وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ (Dan adalah Allah terhadap apa yang kalian kerjakan) kalau dibaca ta’maluuna yang dimaksud adalah bekerja menggali parit, dan kalau dibaca ya’maluuna yang dimaksud adalah mereka yang bersekutu yaitu kaum musyrikin بَصِيرًا (Maha Melihat.).

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman mengabarkan tentang nikmat, anugerah dan kebaikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dengan dihindarkannya dari musuh-musuh mereka dan menghacurkan mereka pada tahun al-Ahzab [golongan yang bersekutu dari kaum musyrikin], yaitu tahun perang Khandaq. Peristiwa itu terjadi pada bulan Syawal tahun 5 Hijrah menurut pendapat yang shahih dan masyhur.

Musa bin ‘Uqbah dan selainnya berkata: “Peristiwa itu terjadi pada tahun ke 4, sebab kedatangan golongan-golongan yang bergabung itu adalah kelompok dari tokoh Yahudi Bani Nadlir yang dahulu pernah diusir oleh Rasulullah saw. dari Madinah ke Khaibar.

Di antara mereka terdapat Salam bin Abil Huqaiq, Salam bin Masykam dan Kinanah bin ar-Rabi’ yang keluar menuju Ghathfan. Lalu mereka bersekutu dengan tokoh-tokoh Quraisy guna menyatakan perang dengan Nabi saw. serta menjanjikan kepada orang-orang Quraisy itu sebuah dukungan dan bantuan dari mereka.

Maka orang-orang Quraisy menyambut tawaran mereka dengan mengerahkan seluruh kelompok dan para pengikutnya serta dipimpin oleh Abu Sufyan Shakhr bin Harb. Sedangkan Ghathfan dipimpin oleh ‘Uyainah bin Hishan bin Badr. Seluruhnya berjumlah sekitar 10.000 orang.

Ketika Rasulullah mendengar perjalanan mereka, beliau memerintahkan kaum Muslimin untuk menggali parit di sekeliling Madinah dari arah Timur. Hal tersebut atas saran Salman al-Farisi.

Kaum Muslimin melakukan penggalian parit dengan sungguh-sungguh, sedang Rasulullah juga turun tangan turut memindahkan tanah dan menggali. Kaum musyrikin datang mengambil tempat di arah timur Madinah dekat gunung Uhud. Di antara mereka terdapat satu kelompok yang mengambil tempat di tanah tinggi Madinah,

sebagaimana firman Allah: إِذۡ جَآءُوكُم مِّن فَوۡقِكُمۡ وَمِنۡ أَسۡفَلَ مِنكُمۡ (“[yaitu] ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu.”)

Pasukan Muslimin berjumlah 300 orang. Mereka hadapkan punggung-punggung mereka kepada satu bagian gunung, sedangkan wajah-wajah mereka menghadap musuh. Khandaq adalah sebuah lobang yang tidak berair. Di antara pasukan muslimin dan pasukan musyrikin dijaga oleh pasukan berkuda dan pasukan berjalan kaki. Sedangkan kaum wanita dan anak-anak berada berada di bawah kota madinah.

Sebelumnya, Bani Quraidhah adalah sekelompok orang Yahudi yang menjaga benteng bagian timur kota Madinah. Mereka memiliki perjanjian dan ikatan dengan Nabi saw. mereka mencapai 800 personil perang. Kemudian mereka dihasut oleh Huyay bin Akhthab an-Nadhari sehingga membatalkan perjanjian dan ikut bergabung dengan golongan yang bersekutu untuk memerangi Nabi saw. maka pasukan itu semakin besar dan berat untuk dihadapi sebagaimana Allah berfirman:

Baca Juga:  Surah Al-Ahzab Ayat 18-19; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

هُنَالِكَ ٱبۡتُلِىَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَزُلۡزِلُواْ زِلۡزَالًا شَدِيدًا (“Di situlah diuji orang-orang Mukmin dan digoncangkan [hatinya] dengan goncangan yang sangat.”) mereka dalam keadaan mengepung Nabi saw. dan para shahabatnya hampir satu bulan, akan tetapi mereka tidak mampu menembus pertahanan dan tidak terjadi peperangan.

‘Amr bin ‘Abdi Wadd al-‘Amiri, seorang di antara pasukan berkuda yang pemberani dan termasyur di masa jahiliyah bersama pasukan kuda lainnya berhasil menerobos. Rasulullah memerintahkan ‘Ali untuk menghadapinya dan berhasil membunuh ‘Amr bin ‘Abdi Wadd al-‘Amiri.

Kemudian Allah mengutus angin yang sangat dahsyat kepada pasukan penyerang, hingga tidak lagi tersisa satu kemah pun, dan perlengkapannya, tidak ada lagi api yang dinyalakan dan tidak ada lagi tempat yang dapat didiami, sehingga mereka harus menyingkir dalam keadaan celaka dan merugi.

Sebagaimana firman Allah: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ جَآءَتۡكُمۡ جُنُودٌ (“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah [yang telah dikaruniakan] kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara.”) Mujahid berkata:

“Yaitu angin timur yang berhembus.” Hal tersebut didukung oleh hadits: “Aku ditolong oleh angin yang berhembus dari arah timur dan kaum ‘Aad dibinasakan dengan angin yang berhembus dari barat.” (HR Bukhari)

Firman Allah: وَجُنُودًا لَّمۡ تَرَوۡهَا (“Dan tentara yang kamu tidak dapat melihatnya.”) mereka adalah para malaikat yang menggoncangkan mereka dan menaburkan perasaan gentar dan takut ke dalam hati mereka. Maka, pemimpin setiap kabilah berkata kepada kabilahnya: “Hai bani fulan, kesinilah!” lalu mereka berkumpul dan pemimpin berkata: “Selamatkan diri kalian, selamatkan diri kalian.”

Imam Muslim meriwAyatkan di dalam Shahihnya dari hadits al-A’masy, dari Ibrahim at-Taimi, bahwa ayahnya berkata: Dahulu kami berada di sisi Hudzaifah Ibnul Yaman. Seorang laki-laki berkata kepadanya: “Seandainya aku ini menjumpai Rasulullah saw., niscaya aku akan berperang bersamanya hingga aku binasa.” Hudzaifah lalu bertanya kepadanya: “Engkau akan melakukan hal itu? Sesungguhnya engkau telah melihat kami bersama RAsulullah saw. pada malam Ahzab, suatu malam yang dipenuhi angin yang sangat dingin.

Lalu Rasulullah bersabda: ‘Ketahuilah, seorang laki-laki membawa berita tentang suatu kaum, dia akan bersamaku pada hari kiamat.’ Tidak ada satu orangpun yang menjawabnya.” Kemudian beliau mengatakannya untuk yang kedua kalinya dan yang ketiga kalinya seperti itu pula.

Kemudian Rasulullah saw. bersabda: “Hai Hudzaifah, bangunlah! Carilah untukku berita tentang satu kaum.” Maka aku tidak dapat mengelak, saat beliau memanggil namaku untuk berdiri, maka beliau bersabda: “Carilah berita suatu kaum untukku dan janganlah engkau kagetkan mereka denganku.” Lalu aku berlalu seakan aku berjalan dalam kematian, hingga aku mendatangi mereka. Tiba-tiba terdapat Abu Sufyan yang sedang menghangatkan punggungnya kea pi, lalu aku meletakkan satu anak panah di busurku dan hendak aku lontarkan kepadanya. Kemudian aku ingat sabda Rasulullah saw.: “Janganlah engkau kagetkan mereka denganku.”

Seandainya aku memanahnya, pasti akan mengenainya. Lalu aku kembali seakan aku berjalan dalam kematian, dan mendatangi Rasulullah saw., kemudian udara dingin mulai menyelimutiku, ketika aku telah selesai dan berdiam, lalu aku mengabarkan kepada Rasulullah saw. dan beliau memberiku satu kelebihan mantel yang dipakai beliau untuk shalat. Maka aku terus tidur hingga shubuh. Saat di pagi hari, Rasulullah saw. bersabda: “Bangunlah hai orang yang tidur.”

Abu Dawud meriwAyatkan di dalam sunannya, bahwa jika Rasulullah saw. dihadapkan satu urusan, maka beliau shalat; diriwAyatkan dari hadits ‘Ikrimah bin ‘Ammar.

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini, Allah mengingatkan kepada kaum Muslimin akan nikmat besar yang telah dilimpahkan-Nya kepada mereka pada Perang Ahzab ketika mereka dikepung rapat oleh tentara yang bersekutu yang terdiri dari tentara kaum Quraisy, Bani Gathafan, Bani an-Nadhir yang telah dibuang Rasulullah ke Khaibar dan tentara-tentara yang lain yang datang menyerang mereka ke Medinah.

Baca Juga:  Surah Al-Ahzab Ayat 39-40; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Setelah sebulan terkepung, maka Allah menghalau musuh-musuh mereka itu dengan tentara malaikat dan topan yang amat dingin dan kencang di malam yang sangat dingin pula, sehingga menerbangkan kemah-kemah tentara itu.

Pada waktu itu, timbullah kegentaran dan ketakutan dalam hati musuh-musuh itu, sehingga salah seorang pemimpin mereka yang bernama thulaihah bin Khawailid al-Asadi berkata, “Muhammad telah menyihir kamu, maka selamatkan dirimu, selamatkan dirimu!” Dengan demikian, Perang Ahzab ini dimenangkan oleh kaum Muslimin tanpa terjadi pertempuran, karena musuh telah dihalau oleh tentara malaikat dan topan angin dingin yang amat kencang itu.

Pada akhir Ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dia melihat dan mengetahui segala yang dikerjakan kaum Muslimin dalam Perang Ahzab itu, seperti menggali parit, menyusun taktik, dan strategi peperangan untuk menegakkan agama-Nya.

Allah juga mengetahui segala penderitaan yang mereka alami selama dikepung musuh, tetapi semua penderitaan itu mereka hadapi dengan tabah dan sabar. Semua yang dialami kaum Muslimin itu akan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Wahai orang-orang beriman, renungkanlah nikmat dan karunia Allah yang telah diberikan kepada kalian. Ingatlah saat kalian diserbu oleh pasukan gabungan pada peristiwa perang Khandaq. Saat itu Kami mengirimkan angin kencang yang teramat dingin kepada mereka. Kami juga menurunkan sejumlah malaikat yang tidak dapat kalian lihat wujudnya, yang menebarkan rasa takut dalam hati setiap musuh. Allah Maha Melihat perbuatan dan kesungguhan niat kalian. Dialah yang akan menjadi pembela kalian.

Surah Al-Ahzab Ayat 10
إِذۡ جَآءُوكُم مِّن فَوۡقِكُمۡ وَمِنۡ أَسۡفَلَ مِنكُمۡ وَإِذۡ زَاغَتِ ٱلۡأَبۡصَٰرُ وَبَلَغَتِ ٱلۡقُلُوبُ ٱلۡحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِٱللَّهِ ٱلظُّنُونَا۠

Terjemahan: (Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka.

Tafsir Jalalain: إِذۡ جَآءُوكُم مِّن فَوۡقِكُمۡ وَمِنۡ أَسۡفَلَ مِنكُمۡ (Yaitu ketika mereka datang kepada kalian dari atas dan dari bawah kalian) dari lembah bagian atas dan bawah, datang dari arah timur dan barat وَإِذۡ زَاغَتِ ٱلۡأَبۡصَٰرُ (dan ketika tidak tetap lagi penglihatan) perhatiannya hanya tertuju kepada musuh saja yang datang dari berbagai penjuru وَبَلَغَتِ ٱلۡقُلُوبُ ٱلۡحَنَاجِرَ (dan hati kalian naik menyesak sampai tenggorokan) lafal hanaajir bentuk jamak dari lafal hanjarah, artinya adalah tenggorokan, diungkapkan demikian karena takut yang amat sangat.

وَتَظُنُّونَ بِٱللَّهِ ٱلظُّنُونَا۠ (dan kalian menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam sangkaan) dengan berbagai macam prasangka, apakah mendapat pertolongan ataukah tidak, sehingga putus harapan dari pertolongan-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: إِذۡ جَآءُوكُم مِّن فَوۡقِكُمۡ (“[yaitu] ketika mereka datang kepadamu dari atas.”) yaitu golongan-golongan yang bersekutu itu. وَمِنۡ أَسۡفَلَ مِنكُمۡ (“Dan dari bawahmu.”) Dari Hudzaifah as. bahwa mereka adalah Bani Quraidhah.

وَإِذۡ زَاغَتِ ٱلۡأَبۡصَٰرُ وَبَلَغَتِ ٱلۡقُلُوبُ ٱلۡحَنَاجِرَ (“Dan ketika tidak tetap lagi penglihatan[mu] dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan.”) yaitu disebabkan rasa takut dan kaget. وَتَظُنُّونَ بِٱللَّهِ ٱلظُّنُونَا۠ (“Dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka.”) Ibnu Jarir berkata: “Sebagian orang yang berada bersama Rasulullah saw. menyangka bahwa bencana akan menimpa kaum Muslimin dan Allah akan melakukannya.”

Muhammad Ishaq berkata tentang firman Allah: وَإِذۡ زَاغَتِ ٱلۡأَبۡصَٰرُ وَبَلَغَتِ ٱلۡقُلُوبُ ٱلۡحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِٱللَّهِ ٱلظُّنُونَا۠ (“Dan ketika tidak tetap lagi penglihatan[mu] dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan. Dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka.”)

orang-orang beriman menyangka dengan bermacam-macam sangkaan dan timbul kemunafikan, hingga Mut’ab bin Qusyair, saudara Bani ‘Amr bin ‘Auf berkata: “Muhammad menjanjikan kita untuk memakan perbendaharaan Kisra dan Kaisar [yang tempatnya sangat jauh], padahal salah seorang dari kita ada yang tidak mampu pergi ke tempat buang air.”

Baca Juga:  Tiga Keutamaan Membaca Surat Al-Fatihah

Al-Hasan berkata tentang firman-Nya: وَتَظُنُّونَ بِٱللَّهِ ٱلظُّنُونَا۠ (“Dan kamu menyangka terhadap “Allah dengan bermacam-macam prasangka.”) berbagai sangkaan yang bermacam-macam. Orang-orang munafik menyangka bahwa Muhammad saw. dan shahabatnya kehilangan pegangan. Sedangkan orang-orang yang beriman meyakini bahwa apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya adalah benar dan akan dimenangkan oleh Allah atas seluruh agama, sekalipun orang-orang musyrik membencinya.

Ibnu Abi Hatim meriwAyatkan, bahwa Abu Sa’id berkata: “Pada hari perang Khandaq, kami bertanya: “Ya Rasulallah, apakah ada sesuatu yang kami katakan yang dapat menghilangkan hati yang naik menyesak sampai ke tenggorokan?” Rasulullah bersabda: “Ya. Ucapkanlah oleh kalian:

AllaaHummastur ‘auraatinaa wa aamin rau-‘aatinaa (Ya Allah tutuplah aurat kami dan tenangkanlah kekagetan kami).” Lalu angin memukul wajah-wajah musuh dan menghancurkan mereka. Demikian yang diriwAyatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dari Abu ‘Amir al-‘Aqdi.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa Allah mengetahui ketika tentara yang bersekutu datang dari bawah lembah, yaitu dari sebelah timur yang terdiri dari golongan Gathafan, penduduk Nejed, dan ikut pula beserta mereka Bani Quraidhah dan Bani an-Nadhir.

Allah mengetahui pula kedatangan golongan yang bersekutu lain yang datang dari atas lembah dari sebelah barat yang terdiri dari orang-orang Quraisy dan pengikut-pengikutnya dari bermacam-macam suku dengan Bani Kinanah dan penduduk Tihamah. Dalam keadaan musuh mulai mengepung itu, timbullah rasa takut dan gentar terutama dalam hati orang-orang munafik yang ikut bersama-sama kaum Muslimin.

Mata mereka terbelalak dan kerongkongan mereka terasa tersumbat akibat ketakutan, dan timbul dalam hati mereka was-was, ragu-ragu, dan berbagai prasangka. Bahkan di antara mereka ada yang telah menduga bahwa kaum Muslimin akan dikalahkan oleh tentara sekutu, mengingat jumlah mereka yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah kaum Muslimin.

Adapun orang-orang yang beriman percaya benar akan janji Allah, bahwa Rasulullah saw dan kaum Muslimin akan memenangkan peperangan itu, dan pertolongan Allah pasti datang, serta mereka percaya benar akan kekuasaan dan kebesaran-Nya. Sedang orang-orang munafik berprasangka bahwa kaum Muslimin dan agama Islam akan hancur dan binasa. Kaum musyrik Mekah akan menaklukkan kota Medinah dan mengembalikannya kepada keadaan masa Jahiliah.

Tafsir Quraish Shihab: Musuh-musuh itu datang menyerbu dari atas dan dari bawah lembah. Pada saat itu pandangan mata manusia telah condong dari titik normal, hati mereka melonjak ke pangkal tenggorokan oleh rasa panik dan goncang. Di saat-saat kritis itu kalian terbuai oleh berbagai prasangka buruk akan janji Allah. (1).

(1) Ungkapan ini tidak harus dipahami bahwa pasukan musuh-musuh itu datang dari semua arah. Kalau kita kembali kepada rincian peristiwa, dapat kita mengerti bahwa musuh yang datang dari atas itu adalah kabilah Ghatafan dan penduduk Nejed, karena mereka memasuki kota Madinah dari atas semenanjung bagian timur. Sementara nusuh yang datang dari bawah adalah suku Quraisy karena mereka tiba melalui bawah semenanjung arah barat.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Ahzab Ayat 9-10 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S