Surah Al-Anbiya Ayat 76-77; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Anbiya Ayat 76-77

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Anbiya Ayat 76-77 ini, mengatakan Allah mengingatkan Rasulullah dan kaum Muslimin kepada kisah Nabi Nuh a.s., yang disebut sebagai bapak kedua bagi umat manusia. Jauh sebelum Nabi Muhammad, bahkan sebelum Nabi Ibrahim dan Lut, Nabi Nuh telah diutus Allah sebagai Rasul-Nya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Bahwa Allah telah menurunkan pertolongan kepada Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman terhadap kejahatan orang-orang yang telah mendustakan ayat-ayat-Nya, dan tidak menerima bukti-bukti dan keterangan yang disampaikan Rasul-Nya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Anbiya Ayat 76-77

Surah Al-Anbiya Ayat 76
وَنُوحًا إِذْ نَادَىٰ مِنْ قَبْلُ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيمِ

Terjemahan: Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan Kami memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar.

Tafsir Jalalain: وَ (Dan) ingatlah kisah نُوحًا (Nuh) kalimat yang sesudahnya merupakan Badal atau kata ganti daripadanya إِذْ نَادَىٰ (ketika dia berdoa) yakni berdoa bagi kebinasaan kaumnya, sebagaimana yang disitir oleh ayat lain, yaitu firman-Nya, “Ya Rabbku! Janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.” (Q.S. Nuh, 26).

مِنْ قَبْلُ (sebelum itu) sebelum Nabi Ibrahim dan Nabi Luth فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ (dan Kami memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya) beserta orang-orang yang ada di dalam bahteranya مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيمِ (dari bencana yang besar) dari bencana tenggelam dan permusuhan kaumnya yang mendustakannya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala mengabarkan tentang pengabulan-Nya terhadap seorang hamba dan Rasul-Nya, Nuh as. saat dia mendo’akan kaumnya yang mendustakannya. Fada’aa rabbaHuu annii maghluubun fantashir (“Maka, dia mengadu kepada Rabbnya; Bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah aku.’”) (QS. Al-Qamar: l0)

Nuh berkata: “Ya Rabb ku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.” (QS. Nuh: 26-27)

Baca Juga:  Surah Ali Imran Ayat 46-52; Seri Tadabbur Al Qur'an

Untuk itu Dia berfirman di sini: إِذْ نَادَىٰ مِنْ قَبْلُ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ (“Sebelum itu ketika dia berdoa dan Kami memperkenankan do’anya, lalu Kami selamatkan dia beserta pengikutnya,”) yaitu orang-orang yang beriman sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

“Dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.” (QS. Huud: 40)

Firman-Nya: مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيمِ (“Dari bencana yang besar”) yaitu dari kekerasan, pendustaan dan bencana. Karena dia tinggal bersama mereka selama 950 tahun dengan menyeru mereka kepada Allah swt. Tidak ada yang beriman terhadapnya kecuali sedikit saja di kalangan mereka. Mereka terus melakukan siksaan kepadanya serta berpesan kepada satu generasi demi generasi untuk menentangnya.

Tafsir Kemenag: Dengan ayat ini Allah mengingatkan Rasulullah dan kaum Muslimin kepada kisah Nabi Nuh a.s., yang disebut sebagai bapak kedua bagi umat manusia. Jauh sebelum Nabi Muhammad, bahkan sebelum Nabi Ibrahim dan Lut, Nabi Nuh telah diutus Allah sebagai Rasul-Nya. Karena keingkaran kaumnya yang amat sangat, sehingga mereka tidak memperdulikan seruannya kepada agama Allah, akhirnya ia berdoa kepada Tuhan:

Dan Nuh berkata, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. (Nuh/71: 26)

Dan doanya lagi: “Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).” (al-Qamar/54: 10), Akan tetapi doa-doa tersebut diucapkannya setelah 950 tahun lamanya ia melakukan dakwahnya, namun kaumnya tetap juga ingkar dan tidak memperdulikan seruannya kepada agama Allah.

Menurut riwayat, Nabi Nuh a.s. diutus Allah menjadi Rasul-Nya pada waktu itu ia berusia 40 tahun. Sesudah terjadinya azab Allah berupa angin taufan dan banjir besar Nabi Nuh masih hidup selama 40 tahun. Dengan demikian, maka diperkirakan usianya mencapai ±1050 tahun.

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 6; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa setelah Nuh a.s. mengucapkan doa-doa tersebut maka Allah mengabulkannya, yaitu dengan menimpakan banjir yang amat dahsyat, sehingga air laut meluap tinggi dan membinasakan negeri tersebut bersama orang-orang yang tidak beriman.

Adapun Nabi Nuh dan keluarganya kecuali istri dan anaknya yang durhaka, serta kaumnya yang beriman, telah diselamatkan Allah dari malapetaka yang dahsyat itu, yaitu dengan sebuah perahu besar yang dibuat Nabi Nuh sebelum terjadinya banjir atas perintah dan petunjuk Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Setelah itu semua, berikut ini Aku sampaikan kisah Nûh yang hidup sebelum Ibrâhîm dan Lûth. Dia memohon kepada Tuhannya agar membersihkan bumi dari orang-orang yang keluar dari aturan agama. Doa itu Kami kabulkan, dan dia Kami selamatkan bersama keluarganya yang beriman dari bencana topan yang besar.

Surah Al-Anbiya Ayat 77
وَنَصَرْنَاهُ مِنَ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمَ سَوْءٍ فَأَغْرَقْنَاهُمْ أَجْمَعِينَ

Terjemahan: Dan Kami telah menolongnya dari kaum yang telah mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka semuanya.

Tafsir Jalalain: وَنَصَرْنَاهُ (Dan Kami telah menolongnya) Kami pelihara dia مِنَ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا (dari kaum yang telah mendustakan ayat-ayat Kami) yang menunjukkan kerasulannya, hingga mereka tidak dapat menimpakan keburukan kepadanya إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمَ سَوْءٍ فَأَغْرَقْنَاهُمْ أَجْمَعِينَ (Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka semuanya).

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: وَنَصَرْنَاهُ مِنَ الْقَوْمِ (“Dan Kami telah menolongnya dari kaum,”) yaitu Kami telah menyelamatkan dan membebaskannya dengan memberikan pertolongan dari suatu kaum.

الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمَ سَوْءٍ فَأَغْرَقْنَاهُمْ أَجْمَعِينَ (“Yang telah mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka semuanya,”) yaitu Allah membinasakan mereka secara menyeluruh dan tidak ada lagi seorang pun yang tersisa di muka bumi seperti yang dido’akan oleh Nabi-Nya.

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 148-149; Seri Tadabbur Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Ayat ini menegaskan bahwa Allah telah menurunkan pertolongan kepada Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman terhadap kejahatan orang-orang yang telah mendustakan ayat-ayat-Nya, dan tidak menerima bukti-bukti dan keterangan yang disampaikan Rasul-Nya.

Pada akhir ayat ini Allah menerangkan alasan mengapa Dia menolong Nabi Nuh sehingga kaum kafir itu dimusnahkan oleh azab yang dahsyat karena kejahatan kaumnya seperti syirik, baik perkataan maupun perbuatan mereka. Mendurhakai Allah, dan menyalahi perintah-perintah-Nya adalah perbuatan jahat kaumnya turun temurun. Maka sepantasnyalah mereka menerima balasan dari Allah.

Kisah-kisah yang dikemukakan dalam Al-Qur’an ini haruslah menjadi pelajaran bagi umat manusia, setelah diutusnya Nabi Muhammad saw, kepada seluruh umat manusia. Allah berfirman: Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan! (al-Hasyr/59: 2).

Tafsir Quraish Shihab: Dengan pertolongan Kami itu, berarti dia telah Kami selamatkan dari tipu daya kaumnya yang mendustakan ayat-ayat Kami yang membuktikan kerasulannya. Mereka benar-benar pelaku kejahatan yang, akhirnya, Kami tenggelamkan.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Anbiya Ayat 76-77 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag, dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S