Surah Al-Anfal Ayat 5-8; Seri Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah Al-Anfal Ayat 5-8

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Anfal Ayat 5-8 ini menceritakan tentang adanya sekelompok umat Islam yang meski telah beriman kepada Allah dan Nabi-Nya, akan tetapi mereka memprotes Nabi SAW berkenaan dengan pembagian rampasan perang Badar.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah Al-Anfal Ayat 5-8

Surah Al-Anfal Ayat 5
كَمَا أَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنْ بَيْتِكَ بِالْحَقِّ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ لَكَارِهُونَ

Terjemahan: Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya,

Tafsir Jalalain: كَمَا أَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنْ بَيْتِكَ بِالْحَقِّ (Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran) jar dan majrur berta’alluq pada lafal akhraja

وَإِنَّ فَرِيقًا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ لَكَارِهُونَ (padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya) yakni mereka tidak menyukai keluar bersama Nabi.

Jumlah kalimat maa akhrajaka dan seterusnya merupakan keterangan keadaan dari huruf kaf yang terdapat pada lafal kamaa. Kemudian lafal kamaa akhrajaka berkedudukan menjadi khabar atau kalimat berita dari mubtada yang dibuang, yakni keadaan yang tidak mereka sukai adalah sewaktu engkau diminta keluar sedangkan mereka tidak menyukai hal itu, padahal itu baik untuk mereka, demikianlah keadaan mereka.

Demikian itu karena Abu Sufyan yang datang membawa kafilah perdagangan dari negeri Syam, beritanya sampai kepada Nabi saw. Maka Nabi saw. segera keluar bersama para sahabat guna mencegah kafilah tersebut.

Akan tetapi berita keberangkatannya diketahui oleh orang-orang Quraisy. Maka keluarlah Abu Jahal beserta pasukan perang kota Mekah untuk melindungi kafilahnya itu, mereka bersenjata lengkap dan banyak pasukannya.

Abu Sufyan membawa kafilahnya mengikuti jalan tepi pantai sehingga selamatlah mereka dari cegatan kaum Muslimin. Lalu ada yang berkata kepada Abu Jahal, “Mari kita kembali.” Akan tetapi Abu Jahal menolak dan bahkan terus bermusyawarah dengan para sahabatnya;

Nabi saw. bersabda kepada mereka, “Sesungguhnya Allah swt. telah menjanjikan kepadaku kemenangan atas salah satu dari dua rombongan,” yaitu rombongan Abu Sufyan atau rombongan Abu Jahal.

Akhirnya mereka sepakat untuk memerangi pasukan yang bersenjata; tetapi sebagian dari kaum Mukminin tidak menyukai hal itu, mereka mengatakan, “Kami masih belum siap untuk menghadapi hal itu”.

Tafsir Ibnu Katsir: Imam Abu Ja’far ath-Thabari berkata: “Para ulama tafsir berbeda pendapat dalam sebab adanya huruf kaf pada firman Allah: كَمَا أَخْرَجَكَ رَبُّكَ (Sebagaimana Rabbmu menyuruhmu pergi)

Sebagian mereka mengatakan: “Diserupakan hal itu dengan keshalihan orang-orang mukmin, berupa ketakwaan mereka kepada Rabb mereka, perdamaian mereka dengan sesama mereka dan ketaatan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya”. Kemudian hal yang sama diriwayatkan pula dari Ikrimah.

Makna dari pendapat ini adalah, bahwasanya Allah Ta’ala berfirman: “Sebagaimana saat kalian berselisih dalam masalah rampasan perang dan kalian saling berebut untuk mendapatkannya, lalu Allah mencabutnya dari kalian dan menyerahkan pembagiannya kepada pembagian Allah dan pembagian Rasulullah saw, lalu Dia membaginya secara adil dan lama rata, sehingga jadilah hal ini sebagai kemaslahatan sempurna bagi kalian.

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 142; Seri Tadabbur Al-Qur'an

Demikian juga saat kalian tidak suka keluar menemui musuh untuk memerangi pasukan yang mempunyai kekuatan, mereka adalah suatu kaum yang keluar untuk berperang yang mana mereka berperang untuk membela agama mereka dan mempertahankan kafilah mereka.

Dan akibat dari ketidaksukaan kalian untuk berperang itu Allah mentakdirkan perang itu untuk kalian dan mempertemukan antara kalian dengan musuh kalian tanpa adanya perjanjian sebelumnya, sebagai bimbingan dan hidayah serta pertolongan dan kemenangan”.

Ibnu Jarir berkata, sebagian ulama-ulama tafsir lain berkata: “Makna firman-Nya: كَمَا أَخْرَجَكَ رَبُّكَ مِنْ بَيْتِكَ بِالْحَقِّ (Sebagaimana Rabbmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran)

Yaitu, di mana sekelompok orang-orang beriman dalam keadaan tidak suka, demikian juga mereka tidak suka berperang, sehingga mereka membantahmu dalam masalah perang ini setelah nyata hal itu bagi mereka”.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya kemenangan itu ada pada Allah, tempat bergantungnya segala urusan. Dan sesungguhnya persengketaan orang-orang beriman menyangkut soal pembagian harta rampasan perang itu mirip keadaan mereka ketika Allah memberi perintah kepada mereka untuk memerangi orang-orang musyrik di Badar.

Padahal itu adalah kebenaran yang nyata, akan tetapi sebagian kalangan dari orang-orang Mukmin itu enggan berperang.

Surah Al-Anfal Ayat 6
يُجَادِلُونَكَ فِي الْحَقِّ بَعْدَمَا تَبَيَّنَ كَأَنَّمَا يُسَاقُونَ إِلَى الْمَوْتِ وَهُمْ يَنْظُرُونَ

Terjemahan: mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu).

Tafsir Jalalain: يُجَادِلُونَكَ فِي الْحَقِّ (Mereka membantahmu tentang kebenaran) yaitu tentang alternatif berperang بَعْدَمَا تَبَيَّنَ (sesudah nyata) sesudah jelas bagi mereka bahwa mereka pasti menang

كَأَنَّمَا يُسَاقُونَ إِلَى الْمَوْتِ وَهُمْ يَنْظُرُونَ (seolah-olah mereka dihalau kepada kematian sedang mereka melihat) kematian itu secara terang-terangan yang membuat mereka tidak senang kepadanya.

Tafsir Ibnu Katsir: Mujahid berkata: يُجَادِلُونَكَ فِي الْحَقِّ (Mereka membantahmu dalam hal kebenaran) yang dimaksud al-haqq adalah dalam hal perang. Muhammad bin Ishaq berkata: “Mereka membantahmu dalam hal kebenaran”.

Maksudnya adalah, keengganan berhadapan dengan orang-orang musyrik dan pengingkaran terhadap keberangkatan kaum Quraisy saat diberitakan kepada mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Golongan yang enggan berperang itu membantahmu dan berusaha mempertahankan pendapat sendiri dengan maksud menentang perintah yang benar untuk berjihad.

Karena pada saat yang bersamaan kelompok itu bersama kolega-kolega mereka tengah berangkat mencegat iring-iringan kafilah Quraisy yang berangkat ke Syam untuk merampas harta mereka. Akan tetapi usaha mereka menemui kegagalan.

Baca Juga:  Surah As-Saff Ayat 5-6; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Mereka kemudian kembali ke Madinah dan bergabung dengan pasukan Nabi, setelah Nabi sendiri memberitahukan melalui wahyu, bahwa Tuhan telah menjanjikan kemenangan dan orang-orang musyrik akan menjadi gentar.

Karena rasa enggan dan takut pada akibat-akibat perang itu, seolah-olah ketika berangkat menuju medan laga, mereka bagaikan orang yang digiring menuju kematian, dengan menyaksikan sebab-sebab kematian itu.

Surah Al-Anfal Ayat 7
وَإِذْ يَعِدُكُمُ اللَّهُ إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ أَنَّهَا لَكُمْ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيْرَ ذَاتِ الشَّوْكَةِ تَكُونُ لَكُمْ وَيُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُحِقَّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَيَقْطَعَ دَابِرَ الْكَافِرِينَ

Terjemahan: Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir,

Tafsir Jalalain: وَ (Dan) ingatlah إِذْ يَعِدُكُمُ اللَّهُ إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ (ketika Allah menjanjikan kepadamu salah satu dari dua golongan) yakni rombongan kafilah atau pasukan bersenjata

أَنَّهَا لَكُمْ وَتَوَدُّونَ (bahwa salah satu dari dua golongan yang kamu hadapi adalah untukmu, sedangkan kamu menginginkan) kalian hanya menghendaki

أَنَّ غَيْرَ ذَاتِ الشَّوْكَةِ (bahwa golongan yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah) golongan yang tidak mempunyai kekuatan dan persenjataan, yaitu golongan kafilah dagang تَكُونُ لَكُمْ (yang untukmu) mengingat pengawalnya sedikit dan persenjataannya pun tidak lengkap, berbeda dengan golongan pasukan bersenjata

وَيُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُحِقَّ الْحَقَّ (dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar) menampakkan yang benar بِكَلِمَاتِهِ (dengan ayat-ayat-Nya) yang dahulu melalui kemenangan Islam

وَيَقْطَعَ دَابِرَ الْكَافِرِينَ (dan memusnahkan orang-orang kafir) kekuatan mereka dengan mengalahkan mereka, maka Dia memerintahkan kalian untuk memerangi pasukan bersenjata mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيْرَ ذَاتِ الشَّوْكَةِ تَكُونُ لَكُمْ (Sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu) Maksudnya adalah, orang-orang beriman itu menginginkan bahwa golongan (kafilah dagang Quraisy) yang tidak terlibat dalam pembelaan, pertahanan dan peperangan menjadi milik mereka.

وَيُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُحِقَّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ (Dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayatNya) Maksudnya, Allah-lah yang menghendaki untuk mempertemukan antara kalian dengan golongan yang mempunyai kekuatan dan daya perang itu, agar kalian bisa mengalahkan mereka, mendapatkan kemenangan atas mereka, mengunggulkan agama-Nya, meninggikan kalimat Islam dan menjadikan agama ini sebagai pemenang atas agama-agama lain.

Dia lebih mengetahui akhir dari segala urusan dan Dia pula yang mengatur kalian dengan pengaturan-Nya yang baik, meskipun para hamba-Nya mencintai sesuatu selain itu dalam hal-hal yang tampak jelas bagi mereka.

Baca Juga:  Surah Luqman Ayat 34; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu”. (QS. Al-Baqarah: 216).

Tafsir Quraish Shihab: Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah janji Allah. Dia akan memenangkan kalian atas salah satu di antara dua golongan musuh, yaitu pasukan yang bersenjata dan berkekuatan.

Sementara kalian bermaksud menyerang pasukan yang tengah membawa komoditi dagang dan orang-orang yang tidak memiliki kekuatan. Kalian lebih berkeinginan untuk memerangi mereka yang membawa komoditi dagang dan tidak memiliki kekuatan.

Akan tetapi Allah berkeinginan untuk menyatakan kebenaran dengan kehendak, kekuasaan dan kalimat-kalimat-Nya(1)–yang menyatakan kehendak dan kekuasaan itu–serta membasmi kekufuran dari dunia Arab dengan memenangkan orang-orang Mukmin. (2).

(1) “Kalimat” yang dimaksud dalam ayat ini adalah ayat-ayat yang diturunkan berkenaan dengan perintah memerangi pasukan yang bersenjata dan berkekuatan serta janji-janji kemenangan dari Allah.

(2) Ayat di atas menyinggung apa yang biasa terdetik dalam hati mereka yang hendak terjun ke medan perang, yaitu berupa angan-angan untuk berhadapan dengan musuh yang sedikit jumlahnya, tidak mau bertemu musuh yang lebih kuat dan ingin mendapatkan harta rampasan yang banyak. Tapi ditegaskan di sini bahwa Allah berkehendak lain. Dia ingin mengangkat syiar agama, memproklamirkan kebenaran dan membasmi kekufuran.

Surah Al-Anfal Ayat 8
لِيُحِقَّ الْحَقَّ وَيُبْطِلَ الْبَاطِلَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ

Terjemahan: agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.

Tafsir Jalalain: لِيُحِقَّ الْحَقَّ وَيُبْطِلَ (Agar Allah menetapkan yang hak dan membatalkan) menghapus الْبَاطِلَ (kebatilan) yakni kekafiran وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ (walaupun orang-orang yang berdosa itu tidak menyukainya) orang-orang musyrik tidak menyenangi hal itu.

Demikianlah telah kita tadabburi bersama Al-Qur’an Surah Al-Anfal khususnya Terjemahan dan Tafsir Surah Al-Anfal Ayat 5-8 berdasarkan Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Quraish Shihab dan Tafsir Jalalain.

Semoga penjelasan tentang Surah Al-Anfal Ayat 5-8 ini semakin menambah khazanah pengetahuan agama kita khususnya Ilmu Al Qur’an dan dapat bermanfaat di dunia dan menjadi cahaya dalam kehidupan berikutnya. Amin

M Resky S