Surah Al-A’raf Ayat 184; Seri Tadabbur Al-Qur’an

Surah Al-A'raf Ayat 184

Pecihitam.org – Surah Al-A’raf Ayat 184 menyebutkan orang-orang yang menolak kebenaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw dengan mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw terkena pengaruh jin dan berpenyakit gila.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 184

أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا ۗ مَا بِصَاحِبِهِمْ مِنْ جِنَّةٍ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ

Terjemahan: Apakah (mereka lalai) dan tidak memikirkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila. Dia (Muhammad itu) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan.

Tafsir Jalalain: أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا (Apakah mereka tidak memikirkan) kemudian mereka dapat mengetahui مَا بِصَاحِبِهِمْ (bahwa teman mereka) yaitu Muhammad saw.

مِنْ جِنَّةٍ (tidak berpenyakit gila) bukanlah kurang akal إِنْ (tidak lain) هُوَ إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ (dia hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan) yang jelas peringatannya.

Tafsir Ibnu Katsir: أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا (Apakah mereka tidak memikirkan) Yaitu, orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami; مَا بِصَاحِبِهِمْ (Bahwa teman mereka) Yakni, Muhammad;

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 191-198; Seri Tadabbur Al-Qur'an

مِنْ جِنَّةٍ (tidak berpenyakit gila) Maksudnya, tidak mengidap penyakit gila, justru ia adalah Rasul Allah yang sebenarnya, yang menyeru kepada kebenaran.

إِنْ هُوَ إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ (Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan lagi Pemberi penjelasan) Maksudnya, hal itu sudah jelas bagi orang-orang yang mempunyai hati dan akal yang berfungsi dengan baik.

Dan yang dimaksud dengan itu adalah, sebagaimana yang difirmankan Allah yang artinya: “Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila”. (QS. Takwiir: 22)

Maksud firman Allah tersebut, sesungguhnya yang Aku minta dari kalian adalah, hendaklah kalian melaksanakan (perintah Allah itu) dengan ikhlas, tanpa sikap fanatik dan keras kepala, baik berdua atau sendiri, berkelompok atau masing-masing.

Kemudian berpikirlah tentang orang yang datang kepada kalian dengan membawa risalah dari Allah, apakah ada padanya ketidakwarasan atau tidak. Jika kalian telah melakukan hal itu, niscaya akan tampak oleh kalian, bahwa ia adalah Rasul Allah yang sebenar-benarnya.

Baca Juga:  Surah Al-Anfal Ayat 11-14; Seri Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Qatadah bin Diamah mengatakan, disebutkan kepada kami bahwa Rasulullah saw berada di Shafa, lalu beliau memanggil suku Quraisy, beliau memanggilnya satu-satu: “Hai bani fulan, hai bani fulan”. Dan beliau peringatkan mereka dari siksa dan hukuman-hukuman Allah. Kemudian seorang di antara mereka berkata: “Sesungguhnya teman kalian ini adalah gila, ia terus-menerus bicara sampai pagi”.

Lalu Allah berfirman: “Apakah mereka lalai, dan tidak memikirkan bahwa teman mereka Muhammad tidak berpenyakit gila. Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan”.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka terlalu cepat mendustakan dan tidak merenungi apa yang dibawa Rasulullah beserta bukti- buktinya. Lebih dari itu, mereka bahkan menuduh Rasulullah saw. telah mengalami gangguan jiwa.

Rasulullah saw. sama sekali tidak gila! Ia tak lain hanyalah seorang pemberi peringatan akan akibat perbuatan syirik mereka. Penjelasan yang disampaikannya itu benar-benar jelas dan lugas.

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 90-92; Seri Tadabbur Al-Qur'an

Shadaqallahul’adzim. Demikianlah telah kita tadabburi bersama Surah Al-A’raf Ayat 184 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab sebagai bagian dari Seri Tadabbur Al Qur’an kita.

Semoga pembahasan Surah Al-A’raf Ayat 184 ini bermanfaat dan semakin menambah khazanah ilmu kita, serta semakin meningkatkan kecintaan kita terhadap Al Qur’an sehingga ia dapat menjadi cahaya dalam kehidupan kita saat ini dan kehidupan berikutnya. Aamiin

M Resky S