Surah Al-A’raf Ayat 205-206; Seri Tadabbur Al-Qur’an

Surah Al-A'raf Ayat 205-206

Pecihitam.org – Surah Al-A’raf Ayat 205-206 menjelaskan bahwa Allah SWT mengingatkan untuk senantiasa banyak berzikir di waktu pagi dan petang. Sebagaimana Allah memerintahkan untuk beribadah kepada-Nya pada kedua waktu tersebut.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 205-206

Surah Al-A’raf Ayat 205
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ

Terjemahan: Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.

Tafsir Jalalain: وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ (Dan sebutlah nama Tuhanmu di dalam hatimu) secara diam-diam تَضَرُّعًا (dengan merendahkan diri) menghinakan diri وَخِيفَةً (dan rasa takut) yakni takut terhadap-Nya وَ (dan) lebih jelas lagi daripada diam-diam dengan دُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ (tidak mengeraskan suara) maksudnya pertengahan di antara diam-diam dan keras suara

بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ (di waktu pagi dan petang) pada permulaan siang hari dan pada akhir siang hari وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ (dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai) daripada mengingat atau menyebut Allah.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah mengingatkan untuk senantiasa banyak mengingat-Nya di waktu pagi dan petang. Sebagaimana Allah memerintahkan untuk beribadah kepada-Nya pada kedua waktu tersebut dalam firman-Nya yang artinya: “Dan bertasbihlah sambil memuji Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya)”) (Qs. Qaaf: 39)

Hal ini terjadi sebelum diwajibkannya shalat lima waktu pada malam Isra Mi’raj. Ayat ini termasuk Makkiyyah (diturunkan di Makkah). Dalam ayat ini, Allah berfirman: “بِالْغُدُوِّ” yang berarti permulaan siang (waktu pagi).

Baca Juga:  Surah Al-Anfal Ayat 25; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Sedangkan kata “الْآصَالِ” adalah jamak dari kata “ashiilun” yang berarti petang hari, sebagaimana kata “al aimaanu” adalah jamak dari kata “yamiinun” (sumpah).

Adapun firman Allah: تَضَرُّعًا وَخِيفَةً (Dengan merendahkan diri dan takut) maksudnya ingatlah Allah dalam dirimu dengan penuh harapan dan juga rasa takut serta tidak mengeraskan suara.

Oleh karena itu Allah berfirman: وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ (dan dengan tidak mengeraskan suara) Demikianlah itulah dzikir yang disunnahkan, bukan dengan seruan dan suara keras.

Oleh karena itu, ketika para Sahabat bertanya kepada Rasulullah saw: “Apakah Rabb kita itu dekat sehingga cukup bermunajat, atau jauh sehingga kita perlu menyerunya (dengan suara keras)?”

Maka Allah menurunkan firman-Nya, yang artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah ‘Bahwa Aku adalah dekat’. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku”. (QS. Al-Baqarah: 186)

Dalam Shahihain (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim), diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari, ia berkata: Orang-orang mengeraskan suaranya ketika berdoa dalam salah satu perjalanan. Maka Rasulullah saw. bersabda kepada mereka:

“Hai sekalian manusia, rendahkanlah suara kalian dalam doa. Sebab sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada yang tuli dan yang ghaib. Sesungguhnya yang kalian seru itu adalah Maha Mendengar lagi sangat dekat. Allah lebih dekat kepada kalian melebihi dekatnya salah seorang di antara kalian kepada leher binatang kendaraannya”.

Dan maksud ayat ini bisa berarti juga seperti firman Allah Ta’ala yang artinya: “Dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan jangan pula merendahkannya, serta carilah jalan tengah di antara keduanya”. (QS. Al-Isra: 110)

Baca Juga:  Surah Al-A’raf Ayat 55-56; Seri Tadabbur Al-Qur’an

Karena orang-orang musyrik jika mendengar al-Qur’an, mereka mencacinya dan mencaci (Allah) Yang menurunkannya, serta mencaci orang yang membawanya.

Lalu Allah Ta’ala memerintahkan Rasul-Nya, Muhammad saw untuk tidak mengeraskan bacaan al-Qur’an, supaya tidak dicaci oleh orang-orang musyrik dan juga diperintahkan untuk tidak merendahkannya sehingga tidak terdengar oleh para Sahabatnya. Dan hendaklah ia mengambil jalan tengah antara keduanya (jahr dan sirr).

Demikian juga firman Allah dalam ayat ini: وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ (Dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai) Oleh karena itu, Allah memuji malaikat yang senantiasa bertasbih pada malam dan Siang hari, serta tidak henti-hentinya.

Tafsir Quraish Shihab: Ingatlah Tuhan dalam hatimu, kamu akan merasakan kehadiran, kedekatan dan rasa takut pada-Nya. Tidak perlu kamu bersuara keras, ataupun terlalu lemah.

Tempatkanlah zikir itu di waktu pagi dan sore, agar kamu memulai dan mengakhiri harimu dengan mengingat Allah. Jangan sampai kamu lupa berzikir pada Allah.

Surah Al-A’raf Ayat 206
إِنَّ الَّذِينَ عِنْدَ رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُونَهُ وَلَهُ يَسْجُدُونَ ۩

Terjemahan: Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud.

Tafsir Jalalain: إِنَّ الَّذِينَ عِنْدَ رَبِّكَ (Sesungguhnya mereka yang berada di sisi Tuhanmu) yakni malaikat-malaikat-Nya لَا يَسْتَكْبِرُونَ (tidaklah merasa enggan) tidak takabur عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُونَهُ (untuk menyembah Allah dan mereka bertasbih kepada-Nya) menyucikan-Nya dari hal-hal yang tidak layak menjadi sifat-Nya

وَلَهُ يَسْجُدُونَ (dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud) mereka secara khusus tunduk dan bersujud hanya kepada-Nya, maka jadilah kamu sekalian seperti mereka.

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 171; Seri Tadabbur Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: إِنَّ الَّذِينَ عِنْدَ رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ (Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Rabbmu tidaklah merasa enggan beribadah kepada Allah) Allah menyebutkan hal itu supaya dijadikan teladan dalam ketaatan dan ibadah mereka.

Oleh karena itu, di sini disyariatkan kepada kita untuk bersujud setelah disebutkan sujudnya para Malaikat itu kepada Allah swt. Dan ini adalah sujud (yaitu sujud tilawah,-pent) pertama kali di dalam al-Qur’an yang disyariatkan kepada pembaca dan pendengarnya, berdasarkan ijma’.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya orang yang dekat dengan Tuhanmu karena penghormatan dan perkenan-Nya, tidak menyombongkan diri dan lalai beribadah. Mereka menyucikan Allah dari sifat-siafat yang serba tidak layak untuk-Nya.

Shadaqallahul’adzim. Demikianlah telah kita tadabburi bersama Surah Al-A’raf Ayat 205-206 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab sebagai bagian dari Seri Tadabbur Al Qur’an kita. Bagian ini adalah akhir dari penafsiran surah Al-A’raf.

Semoga bermanfaat dan semakin menambah khazanah ilmu kita, serta semakin meningkatkan kecintaan kita terhadap Al Qur’an sehingga ia dapat menjadi cahaya dalam kehidupan kita saat ini dan kehidupan berikutnya. Aamiin

M Resky S