Pecihitam.org – Surah Al-A’raf Ayat 88-89 merupakan kabar dari Allah SWT mengenai ancaman orang-orang kafir yang ditujukan kepada Nabi Syu’aib dan orang-orang mukmin yang bersamanya dengan ancaman pengusiran dari kampung mereka atau paksaan untuk kembali kepada agama mereka.
Firman Allah SWT di dalam Al Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 88-89;
Surah Al-A’raf Ayat 88
قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَكَ مِنْ قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا ۚ قَالَ أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ
Terjemahan: Pemuka-pemuka dan kaum Syu’aib yang menyombongkan dan berkata: “Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, atau kamu kembali kepada agama kami”. Berkata Syu’aib: “Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya?”
Tafsir Jalalain: قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ (Pemuka-pemuka dari kaum Syuaib yang menyombongkan diri berkata,) mereka yang sombong tidak mau beriman
لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَكَ مِنْ قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ (“Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami atau kamu kembali) sungguh mau kembali
فِي مِلَّتِنَا (kepada agama kami.”) yaitu din/agama kami. Di dalam pembicaraan ini yang dipakai dhamir jamak padahal pembicaranya hanya seorang yaitu Syuaib sendiri. Sebab Syuaib itu sama sekali bukan berada dalam agama mereka, lalu ia menjawab sebaliknya
قَالَ أَ (Syuaib menjawab, “Apakah) kami harus kembali kepada agamamu itu وَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ (kendatipun kami tidak menyukainya?”) Istifham/kata tanya di sini mengandung pengertian pengingkaran.
Tafsir Ibnu Katsir: Ancaman mereka dengan pengusiran Nabi Syu’aib dan orang-orang mukmin dari kampung mereka atau paksaan untuk kembali kepada agama mereka dan masuk bersama mereka dalam ajaran mereka.
Konteks pembicaraan ini ditujukan kepada Rasul, sedangkan yang dimaksud adalah para pengikutnya yang memeluk agama bersamanya.
أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ (Kendatipun kami tidak menyukainya?) Nabi Syu’aib bertanya kepada mereka: “Apakah kalian akan memaksa kami meskipun kami enggan dan tidak menyukai apa yang kalian serukan itu.
Surah Al-A’raf Ayat 89
قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا إِنْ عُدْنَا فِي مِلَّتِكُمْ بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللَّهُ مِنْهَا ۚ وَمَا يَكُونُ لَنَا أَنْ نَعُودَ فِيهَا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّنَا ۚ وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۚ عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا ۚ رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ
Terjemahan: قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا إِنْ عُدْنَا فِي مِلَّتِكُمْ بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللَّهُ مِنْهَا Maksudnya bahwa sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang benar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami dari padanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki(nya). Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.
Tafsir Jalalain: قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا إِنْ عُدْنَا فِي مِلَّتِكُمْ بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللَّهُ مِنْهَا ۚ وَمَا يَكُونُ (Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah jika kami kembali kepada agamamu sesudah Allah melepaskan kami daripadanya. Dan tidaklah patut) tidak pantas
لَنَا أَنْ نَعُودَ فِيهَا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّنَا (bagi kami kembali kepadanya kecuali jika Allah Tuhan kami menghendaki) hal itu, yaitu menghinakan kami وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا (Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu) yang di antaranya ialah Dia mengetahui keadaanku dan keadaanmu
عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا ۚ رَبَّنَا افْتَحْ (Kepada Allah sajalah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan) ketentuan hukum بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ (antara kami dan kaum kami dengan hak dan Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya) yakni hakim yang paling baik.
Tafsir Ibnu Katsir: Sesungguhnya jika kami kembali ke agama kalian dan masuk bersama kalian dalam ajaran kalian, berarti kami telah mengadakan kebohongan besar terhadap Allah dengan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya”. Ini adalah lontaran jelek yang ditujukan kepada para pengikut mereka.
وَمَا يَكُونُ لَنَا أَنْ نَعُودَ فِيهَا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّنَا (Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Rabb kami menghendakinya) Dan ini adalah pengembalian yang benar lagi lurus kepada Allah, karena sesungguhnya Dia-lah yang mengetahui segala sesuatu dan ilmu-Nya pun meliputi segala sesuatu.
عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا (Kepada Allah sajalah kami bertawakkal) Maksudnya, dalam segala urusan kami, yang akan kami lakukan maupun yang kami tinggalkan.
رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ (Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil)) Artinya, berikanlah keputusan antara kami dan mereka dan menangkanlah kami atas mereka.
وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ (Dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya) Maksudnya, sebaik-baik pemberi keputusan. Karena sesungguhnya Engkau Maha Adil, yang tidak akan pernah melakukan kedhaliman sama sekali.
Alhamdulillah, demikianlah telah kita bahas bersama Surah Al-A’raf Ayat 88-89 berdasarkan Tafsir Jalalain dan Tafsir Ibnu Katsir sebagai lanjutan dari seri Tadabbur Al Qur’an kita. Semoga bermanfaat.
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 663-664 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 662 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 661 – Kitab Adzan - 30/08/2020