Surah Al-Furqan Ayat 4-6; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Furqan Ayat 4-6

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Furqan Ayat 4-6 ini, menjelaskan Orang-orang kafir mengatakan bahwa Al-Qur’an itu bukanlah kitab yang diturunkan Allah. Al-Qur’an itu hanyalah suatu kebohongan yang dibuat-buat oleh Muhammad dan dalam membuat Al-Qur’an itu dia dibantu oleh sekelompok ahli kitab yang telah beriman.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Muhammad menurut mereka, selalu menemui kelompok ahli kitab itu dan mereka mengajarkan kepadanya kisah-kisah tentang umat-umat yang terdahulu kemudian Muhammad menyusun kisah-kisah itu dalam bahasa Arab yang baik susunan redaksinya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Furqan Ayat 4-6

Surah Al-Furqan Ayat 4
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا إِفْكٌ افْتَرَاهُ وَأَعَانَهُ عَلَيْهِ قَوْمٌ آخَرُونَ فَقَدْ جَاءُوا ظُلْمًا وَزُورًا

Terjemahan: Dan orang-orang kafir berkata: “Al Quran ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh kaum yang lain”; maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar.

Tafsir Jalalain: وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا (Dan orang-orang kafir berkata, “Sesungguhnya ini) Alquran ini إِلَّا إِفْكٌ (tidak lain hanyalah kebohongan-kebohongan) yakni kedustaan افْتَرَاهُ (yang diada-adakan olehnya) oleh Muhammad sendiri.

وَأَعَانَهُ عَلَيْهِ قَوْمٌ آخَرُونَ (dan dia dibantu oleh kaum yang lain) yakni oleh sebagian dari orang-orang ahli kitab. Allah berfirman: فَقَدْ جَاءُوا ظُلْمًا وَزُورًا (Maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kelaliman dan dusta yang besar”) yakni kekafiran dan kedustaan.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala mengabarkan tentang rendahnya akal-akal yang bodoh dari orang-orang kafir yang berkomentar tentang al-Qur’an: وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا إِفْكٌ (“Ini tidak lain hanyalah ifkun”) kebohongan, iftaraaHu (“Yang diada-adakan”) yang mereka maksud adalah oleh Nabi Muhammad saw.

وَأَعَانَهُ عَلَيْهِ قَوْمٌ آخَرُونَ (“Dan dibantu oleh kaum yang lain”) artinya dia meminta bantuan kaum yang lain dalam menghimpunnya. Maka Allah berfirman: فَقَدْ جَاءُوا ظُلْمًا وَزُورًا (“Maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kedhaliman dan dusta yang besar.”) artinya mereka sungguh telah menciptakan sebuah komentar kebathilan, padahal mereka telah mengetahui bahwa hal itu adalah sebuah kebathilan dan mereka pun mengetahui kedustaan diri-diri mereka terhadap apa yang mereka tuduhkan.

Tafsir Kemenag: Orang-orang kafir mengatakan bahwa Al-Qur’an itu bukanlah kitab yang diturunkan Allah. Al-Qur’an itu hanyalah suatu kebohongan yang dibuat-buat oleh Muhammad dan dalam membuat Al-Qur’an itu dia dibantu oleh sekelompok ahli kitab yang telah beriman.

Muhammad menurut mereka, selalu menemui kelompok ahli kitab itu dan mereka mengajarkan kepadanya kisah-kisah tentang umat-umat yang terdahulu kemudian Muhammad menyusun kisah-kisah itu dalam bahasa Arab yang baik susunan redaksinya.

Diriwayatkan bahwa ayat-ayat ini turun mengenai Nadr bin al-Haris dan orang-orang yang membantu Muhammad ialah Addas budak Khuwatih bin Abdul Uzza, Yasar budak al-A`la bin al-Khadrami dan Abu Fukaihah ar-Rumi. Semula mereka adalah penganut agama Yahudi yang pandai membaca Taurat dan banyak bercerita tentang kisah umat terdahulu.

Kemudian mereka masuk Islam dan banyak berhubungan dengan Nabi Muhammad. Oleh sebab itulah Nadr bin Haris berani mengadakan tuduhantuduhan palsu itu. Maka Allah menolak tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa orang-orang yang membuat tuduhan palsu itu telah berbuat zalim dan berdusta.

Jelaslah bahwa tuduhan itu dibuat-buat karena Al-Qur’an sendiri dengan ayat-ayatnya telah menantang orang-orang Arab untuk membuat satu surah yang sama fasahah dan balagahnya dengan suatu surah dari Al-Qur’an. Kalau mereka tidak berhasil pastilah Al-Qur’an itu bukan bikinan Muhammad tetapi benar-benar wahyu dari Allah. Hal itu tersebut dalam firman-Nya:

Baca Juga:  Surah Al-Furqan Ayat 32-40; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (al-Baqarah/2: 23)

Karena tidak ada seorang pun di antara mereka yang dapat menjawab tantangan itu walaupun mereka telah berusaha dengan sekuat tenaga, maka benarlah bahwa Al-Qur’an itu bukan buatan manusia melainkan wahyu dari Allah. Tetapi karena tidak ada jalan bagi mereka untuk menentang Al-Qur’an, mereka mencari berbagai alasan untuk mendustakannya dan mereka membuat berita-berita seperti tersebut di atas.

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang kafir melontarkan tuduhan terhadap Alquran dengan mengatakan, “Sesungguhnya Alquran itu adalah suatu kebohongan yang dibuat-buat oleh Muhammad dan diatasnamakan Allah. Untuk mewujudkan itu, Muhammad telah dibantu oleh kelompok lain yang terdiri atas Ahl-al Kitab”.

Dengan perkataan semacam ini, orang-orang kafir telah melakukan kezaliman dalam menghukumi dan melakukan permusuhan terhadap kebenaran. Mereka telah mendatangkan kebohongan yang tidak beralasan. Sebab bahasa Ahl al-Kitab yang mereka katakan telah membantu itu bukan bahasa Arab, sementara Alquran menggunakan bahasa Arab yang jelas.

Surah Al-Furqan Ayat 5
وَقَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلَى عَلَيْهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Terjemahan: Dan mereka berkata: “Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang”.

Tafsir Jalalain: وَقَالُوا (Dan mereka berkata,) pula bahwa Alquran itu أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (“Dongengan-dongengan orang-orang dahulu) yakni kedustaan-kedustaan mereka. Lafal Asaathiir adalah bentuk jamak dari lafal Usthuurah اكْتَتَبَهَا (dimintanya supaya dituliskan) telah menukilnya dari kaum tersebut melalui orang lain فَهِيَ تُمْلَى عَلَيْهِ (maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya) supaya ia hafal بُكْرَةً وَأَصِيلًا (setiap pagi dan petang.”) Kemudian Allah berfirman menyanggah ucapan mereka:.

Tafsir Ibnu Katsir: وَقَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ اكْتَتَبَهَا (“Dan mereka berkata: ‘Dongengan-dongengan orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan.”) yang mereka maksud adalah kitab-kitab kuno yang diminta untuk dicatatnya.

فَهِيَ تُمْلَى عَلَيْهِ (“maka diimlakan kepadanya.”) yaitu dibacakan kepadanya, بُكْرَةً وَأَصِيلًا (“Setiap pagi dan petang.”) yaitu di awal siang [pagi] dan di akhir siang [sore]. Komentar ini karena kedunguan, kedustaan dan kebohongan mereka.

Padahal setiap mereka mengetahui kebathilannya, karena secara fakta dan realita dapat diketahui bahwa Muhammad, Rasulullah saw. tidak mengenal dunia tulis menulis sejak awal hingga akhir umurnya. Beliau tumbuh di lingkungan mereka sejak awal kelahirannya hingga beliau diutus oleh Allah saat berumur 40 tahun.

Mereka mengetahui tempat masuk dan keluarnya, kejujuran dan kesuciannya, kebaktian dan amanahnya serta jauhnya beliau dari kedustaan, kenistaan dan seluruh akhlak-akhlak rendah lainnya. Hingga mereka pun memberi gelar “al amiin” sejak masa kecilnya hingga diutus-Nya menjadi Rasul.

Ketika Allah telah memuliakannya dengan sesuatu yang mulia yang dari pada-Nya, merekapun tetap mengadakan permusuhan kepadanya dan melontarkan berbagai tuduhan yang sebenarnya setiap orang yang berakal mengetahui ketidak benarannya serta mereka pun memprovokasi tuduhan tersebut dengan perkataan mereka yang terkadang menyebutnya sebagai tukang sihir, terkadang ahli syair, terkadang pula dituduhnya sebagai orang gila serta terkadang dituduh pendusta.

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 101; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Firman Allah: انظُرْ كَيْفَ ضَرَبُوا لَكَ الْأَمْثَالَ فَضَلُّوا فَلَا يَسْتَطِيعُونَ سَبِيلًا (“Perhatikanlah bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentangmu. Mereka tidak sanggup [mendapatkan] jalan [untuk menentang kerasulanmu]”)(Al-Furqan: 9)

Tafsir Kemenag: Orang-orang kafir itu mengatakan bahwa Al-Qur’an itu hanyalah dongengan-dongengan orang dahulu yang mereka tulis di dalam buku-buku, dan Nabi Muhammad minta kepada orang-orang Yahudi supaya disalinkan dan dibacakan kepadanya agar dia dapat menghafalnya pagi dan petang. Setelah dihafal barulah dia bacakan kepada para sahabat dan pengikutnya sebagai Al-Qur’an yang turun dari langit.

Alangkah beraninya mereka mengada-adakan sesuatu yang tidak pernah terjadi pada Nabi Muhammad saw. Kalau benar demikian tentulah para sahabatnya akan mengetahui hal itu dan tentulah mereka tidak akan percaya lagi kepadanya.

Padahal Nabi Muhammad dikenal oleh mereka semenjak kecilnya sebagai orang yang paling dipercaya, jujur dan tidak pernah dusta. Apakah mungkin seorang yang demikian sifatnya sejak dari kecil akan menipu orang yang setia kepadanya dan mendakwahkan hal-hal yang bukan-bukan.

(6) Oleh karena orang-orang kafir itu keterlaluan mengadakan tuduhan-tuduhan yang tidak masuk akal, sedang mereka sudah ditantang sedemikian rupa dan tidak dapat menjawab tantangan itu, maka Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw supaya menyatakan kepada mereka dengan tegas bahwa Al-Qur’an itu bukanlah sebagaimana yang mereka tuduhkan.

Al-Qur’an itu benar-benar diturunkan oleh Allah yang mengetahui segala rahasia yang tersembunyi di langit dan di bumi. Oleh karena itu terdapat di dalamnya hukum-hukum syariat dan peraturan yang sangat baik dan dalam bahasa yang amat tinggi nilai sastranya sehingga tidak ada seorang pun di antara mereka yang bisa menirunya. Al-Qur’an banyak yang mengandung hal-hal yang tidak dapat diketahui kecuali oleh Allah Yang Mahaluas Ilmu-Nya.

Sesungguhnya Tuhan yang menurunkan Al-Qur’an itu, Maha Pengampun dan Penyayang kepada hamba-Nya. Sebenarnya mereka harus bersyukur dan berterima kasih atas rahmat dan kasih sayang-Nya kepada mereka dengan menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pembimbing mereka ke jalan yang benar. Tetapi mereka tetap ingkar dan durhaka dan menentang ajaran-ajaran-Nya. Kalau tidaklah karena rahmat dan kasih sayang-Nya tentulah telah ditimpakan kepada mereka azab yang pedih.

Tafsir Quraish Shihab: Tentang Alquran, mereka juga mengatakan,
“Sesungguhnya Alquran itu adalah kebohongan orang-orang terdahulu yang mereka tulis di buku-buku mereka. Kemudian Muhammad meminta agar dituliskan kembali untuknya dan dibacakan terus-menerus, pagi dan sore hari, sampai dia hafal betul dan dapat melafalkannya.”

Surah Al-Furqan Ayat 6
قُلْ أَنزَلَهُ الَّذِي يَعْلَمُ السِّرَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ غَفُورًا رَّحِيمًا

Terjemahan: Katakanlah: “Al Quran itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Tafsir Jalalain: قُلْ أَنزَلَهُ الَّذِي يَعْلَمُ السِّرَّ (Katakanlah! “Alquran ini diturunkan oleh Allah yang mengetahui rahasia) hal-hal yang gaib فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ غَفُورًا (di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun) kepada orang-orang yang beriman رَّحِيمًا (lagi Maha Penyayang”) kepada mereka.

Baca Juga:  Tafsir Surat Al-Falaq; Perintah Memohon Perlindungan dalam Menghadapi Keburukan yang Tersembunyi

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman menjawab pembangkangan dan tuduhan yang mereka lontarkan: قُلْ أَنزَلَهُ الَّذِي يَعْلَمُ السِّرَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ (“Katakanlah: ‘al-Qur’an itu diturunkan oleh Allah yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi.”) artinya al-Qur’an yang mencakup berbagai berita orang-orang terdahulu dan orang-orang yang kemudian adalah diturunkan sebagai berita kebenaran dan kejujuran yang sesuai dengan kenyataan, baik di masa lalu maupun di masa yang akan datang.

الَّذِي يَعْلَمُ السِّرَّ (“Yang Maha mengetahui rahasia”) artinya Allah Yang Maha mengetahui [hal-hal] yang ghaib di langit dan di bumi serta Maha mengetahui rahasia—rahasia, seperti Dia mengetahui yang tampak nyata. Firman Allah:

إِنَّهُ كَانَ غَفُورًا رَّحِيمًا (“Sesungguhnya Dia adalah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.”) adalah seruan bagi mereka untuk bertaubat dan kembali [kepada-Nya] serta kabar bagi mereka bahwa rahmat Allah amat luas dan kesabaran-Nya amat agung di mana saja yang bertaubat kepada-Nya, maka Dia pasti menerima taubatnya.

Tafsir Kemenag: Oleh karena orang-orang kafir itu keterlaluan mengadakan tuduhan-tuduhan yang tidak masuk akal, sedang mereka sudah ditantang sedemikian rupa dan tidak dapat menjawab tantangan itu, maka Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw supaya menyatakan kepada mereka dengan tegas bahwa Al-Qur’an itu bukanlah sebagaimana yang mereka tuduhkan.

Al-Qur’an itu benar-benar diturunkan oleh Allah yang mengetahui segala rahasia yang tersembunyi di langit dan di bumi. Oleh karena itu terdapat di dalamnya hukum-hukum syariat dan peraturan yang sangat baik dan dalam bahasa yang amat tinggi nilai sastranya sehingga tidak ada seorang pun di antara mereka yang bisa menirunya. Al-Qur’an banyak yang mengandung hal-hal yang tidak dapat diketahui kecuali oleh Allah Yang Mahaluas Ilmu-Nya.

Sesungguhnya Tuhan yang menurunkan Al-Qur’an itu, Maha Pengampun dan Penyayang kepada hamba-Nya. Sebenarnya mereka harus bersyukur dan berterima kasih atas rahmat dan kasih sayang-Nya kepada mereka dengan menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pembimbing mereka ke jalan yang benar. Tetapi mereka tetap ingkar dan durhaka dan menentang ajaran-ajaran-Nya. Kalau tidaklah karena rahmat dan kasih sayang-Nya tentulah telah ditimpakan kepada mereka azab yang pedih.

Tafsir Quraish Shihab: Katakan kepada mereka hai Muhammad, “Sesungguhnya Alquran itu diturunkan oleh Allah yang mengetahui segala rahasia yang tersembunyi di langit dan di bumi. Di dalam Alquran yang penuh kemukjizatan itu telah tersimpan bukti-bukti bahwa Alquran itu adalah wahyu Allah subhanahu wa ta’ala Sesungguhnya Allah Mahaluas ampunan dan rahmat-Nya. Dia memaafkan orang-orang yang berbuat maksiat jika mereka bertobat dan Dia pun tidak menyegerakan hukuman.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Furqan Ayat 4-6 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S