Surah Al-Isra’ ayat 83-84; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Isra' Ayat 83-84

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Isra’ Ayat 83-84 ini, Allah swt menerangkan sifat umum manusia, yaitu apabila diberi kenikmatan, seperti harta, kekuasaan, kemenangan dan sebagainya, mereka tidak mau lagi tunduk dan patuh kepada-Nya, bahkan mereka menjauhkan diri. Sebaliknya, apabila ditimpa kesukaran, kesengsara-an, kemiskinan, dan kekalahan, mereka berputus asa dan merasa tidak akan memperoleh apa-apa lagi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah swt sebagai Penguasa semesta alam mengetahui siapa di antara manusia yang mengikuti kebenaran dan siapa di antara mereka yang mengikuti kebatilan. Semuanya nanti akan diberi keputusan yang adil.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Isra’ Ayat 83-84

Surah An-Nahl Ayat 83
وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَى بِجَانِبِهِ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَانَ يَئُوسًا

Terjemahan: Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.

Tafsir Jalalain: وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنسَانِ (Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia) yang kafir أَعْرَضَ (niscaya berpalinglah dia) daripada bersyukur وَنَأَى بِجَانِبِهِ (dan membelakangkan badannya) yakni membelakangkan tubuhnya dengan sikap yang sombong

وَإِذَا مَسَّهُ الشَّ (dan apabila dia ditimpa kesusahan) kemiskinan dan kesengsaraan كَانَ يَئُوسًا (niscaya dia berputus asa) dari rahmat Allah.

Baca Juga:  Surah An Nisa Ayat 22-23; Seri Tadabbur Al Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Allah memberitahukan tentang kekurangan manusia sebagai makhluk kecuali orang-orang yang dilindungi oleh Allah Ta’ala dalam dua keadaan: bahagia maupun sengsara. Jika Dia menolong dan memberikan apa yang menjadi keinginannya, maka ia tidak mau taat kepada-Nya dan enggan menyembah-Nya serta membelakangi dengan sikap yang sombong. Mujahid mengatakan: “Yakni, menjauh dari Kami (Allah).”

Mengenai hal tersebut, penulis (Ibnu Katsir) katakan, yang demikian itu adalah seperti firman-Nya berikut ini: “Ketika Dia menyelamatkanmu ke daratan, kamu berpaling.” (QS. Al-Israa’: 67)

Sesungguhnya, jika ia ditimpa musibah, bencana, dan berbagai hal yang menyusahkan; كَانَ يَئُوسًا (Maka ia berputus asa) Maksudnya, ia putus asa dari memperoleh kebaikan kembali setelah itu.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah swt menerangkan sifat umum manusia, yaitu apabila diberi kenikmatan, seperti harta, kekuasaan, kemenangan dan sebagainya, mereka tidak mau lagi tunduk dan patuh kepada-Nya, bahkan mereka menjauhkan diri. Sebaliknya, apabila ditimpa kesukaran, kesengsara-an, kemiskinan, dan kekalahan, mereka berputus asa dan merasa tidak akan memperoleh apa-apa lagi.

Seharusnya mereka tidak berputus asa, melainkan tetap beramal dan berusaha untuk mendapatkan pertolongan Allah, karena menurut ajaran Al-Qur’an, orang yang berputus asa dari rahmat Allah berarti telah mengingkari rahmat-Nya.

Baca Juga:  Surah Al-Isra Ayat 1; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah An-Nahl Ayat 84
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلًا

Terjemahan: Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.

Tafsir Jalalain: قُلْ كُلٌّ (Katakanlah, “Tiap-tiap orang) di antara kami dan kalian يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ (berbuat menurut keadaannya masing-masing) yakni menurut caranya sendiri-sendiri فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلًا (Maka Rabb kalian lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya”) maka Dia akan memberi pahala kepada orang yang lebih benar jalannya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ (Katakanlah: Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-musing) Ibnu Abbas mengatakan: “Yakni, dalam posisinya.” Sedangkan Qatadah mengungkapkan: “Yakni menurut niatnya.” Dan Ibnu Zaid mengatakan: “Yakni menurut agamanya.”

Dan ayat ini -wallahu a’lam- merupakan ancaman keras bagi orang-orang musyrik. Oleh karena itu, Allah T’ala berfirman: قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَى سَبِيلًا (“Katakanlah: Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing. Maka Rabbmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.”) Yakni, dari Kami dan juga kalian. Dan Dia akan memberikan balasan kepada setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya, dan sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya.

Baca Juga:  Surah Al-Anfal Ayat 19; Seri Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Tafsir Kemenag: Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk menyampaikan kepada umatnya agar mereka bekerja menurut potensi dan kecenderungan masing-masing. Semuanya dipersilakan bekerja menurut tabiat, watak, kehendak, dan kecenderungan masing-masing.

Allah swt sebagai Penguasa semesta alam mengetahui siapa di antara manusia yang mengikuti kebenaran dan siapa di antara mereka yang mengikuti kebatilan. Semuanya nanti akan diberi keputusan yang adil.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Isra’ ayat 83-84 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S