Surah Al-Isra’ ayat 94-95; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Isra' Ayat 94-95

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Isra’ Ayat 94-95 ini, menerangkan bahwa tidak ada yang menghalangi orang-orang musyrik Mekah beriman kepada Nabi Muhammad ketika wahyu diturunkan Allah kepadanya disertai dengan bermacam-macam mukjizat, kecuali keinginan mereka bahwa jika Allah swt mengutus seorang rasul-Nya kepada manusia, maka rasul itu haruslah seorang malaikat, bukan seorang manusia biasa.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kemudian bahwa tidak ada yang menghalangi orang-orang musyrik Mekah beriman kepada Nabi Muhammad ketika wahyu diturunkan Allah kepadanya disertai dengan bermacam-macam mukjizat, kecuali keinginan mereka bahwa jika Allah swt mengutus seorang rasul-Nya kepada manusia, maka rasul itu haruslah seorang malaikat, bukan seorang manusia biasa.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Isra’ Ayat 94-95

Surah Al-Isra’ Ayat 94
وَمَا مَنَعَ النَّاسَ أَن يُؤْمِنُوا إِذْ جَاءَهُمُ الْهُدَى إِلَّا أَن قَالُوا أَبَعَثَ اللَّهُ بَشَرًا رَّسُولًا

Terjemahan: Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman tatkala datang petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka: “Adakah Allah mengutus seorang manusia menjadi rasuI?”

Tafsir Jalalain: وَمَا مَنَعَ النَّاسَ أَن يُؤْمِنُوا إِذْ جَاءَهُمُ الْهُدَى إِلَّا أَن قَالُوا (Dan tidak ada sesuatu yang menghalang-halangi manusia untuk beriman tatkala datang petunjuk kepadanya kecuali perkataan mereka) perkataan mereka dengan nada ingkar َابَعَثَ اللَّهُ بَشَرًا رَّسُولًا (“Adakah Allah mengutus seorang manusia menjadi rasul?”) dan Dia tidak mengutus seorang malaikat?.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman: وَمَا مَنَعَ النَّاسَ (Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia) yakni kebanyakan mereka; أَن يُؤْمِنُوا (“Untuk beriman,”) dan mengikuti para Rasul melainkan ketidaktertarikan mereka terhadap pengutusan manusia sebagai seorang Rasul.

Baca Juga:  Surah Al-Isra Ayat 97; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Kemudian Allah Ta’ala berfirman seraya mengingatkan akan kelembutan dan rahmat-Nya terhadap hamba-hamba-Nya, bahwa Dia mengutus kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri supaya mereka memahaminya dan memperoleh pengertian darinya, dan agar memungkinkan mereka untuk berbicara dengannya. Seandainya Dia mengutus Malaikat kepada manusia,

niscaya mereka tidak akan mampu menghadapinya dan tidak jua mengambil pelajaran darinya. Sebagaimana yang difirmankan-Nya: “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri.” (QS. At-Taubah: 128)

Tafsir Kemenag: Orang-orang kafir Mekah khususnya dan orang-orang kafir pada umumnya heran mengapa wahyu itu diturunkan kepada seorang manusia biasa seperti Muhammad, bahkan seorang anak yatim. Kenapa tidak diturunkan kepada yang terpandai atau terkaya di antara mereka atau manusia yang mempunyai kekuatan gaib, malaikat, dan sebagainya.

Sikap orang musyrik Mekah seperti itu sama dengan sikap orang-orang yang terdahulu terhadap para rasul yang diutus kepada mereka.

Firman Allah swt: Dan herankah kamu bahwa ada peringatan yang datang dari Tuhanmu melalui seorang laki-laki dari kalanganmu sendiri, untuk memberi peringatan kepadamu dan agar kamu bertakwa, sehingga kamu mendapat rahmat? (al-A’raf/7: 63).

Surah Al-Isra’ ayat 95
قُل لَّوْ كَانَ فِي الْأَرْضِ مَلَائِكَةٌ يَمْشُونَ مُطْمَئِنِّينَ لَنَزَّلْنَا عَلَيْهِم مِّنَ السَّمَاءِ مَلَكًا رَّسُولًا

Baca Juga:  Surah Ali Imran Ayat 174-180; Seri Tadabbur Al Qur'an

Terjemahan: Katakanlah: “Kalau seandainya ada malaikat-malaikat yang berjalan-jalan sebagai penghuni di bumi, niscaya Kami turunkan dari langit kepada mereka seorang malaikat menjadi rasul”.

Tafsir Jalalain: قُل (Katakanlah) kepada mereka لَّوْ كَانَ فِي الْأَرْضِ (“Seandainya di bumi ini ada) lafal fil ardhi menjadi badal daripada lafal basyaran مَلَائِكَةٌ يَمْشُونَ مُطْمَئِنِّينَ لَنَزَّلْنَا عَلَيْهِم مِّنَ السَّمَاءِ مَلَكًا رَّسُولًا (malaikat-malaikat yang berjalan-jalan sebagai penghuni di bumi niscaya Kami turunkan dari langit kepada mereka malaikat menjadi rasul.”)

sebab tidak diutus seorang rasul terhadap suatu kaum melainkan ia berasal dari jenis mereka sendiri sehingga memungkinkan bagi mereka untuk berbicara kepadanya dan memahami darinya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman: قُل لَّوْ كَانَ فِي الْأَرْضِ مَلَائِكَةٌ يَمْشُونَ مُطْمَئِنِّينَ (“Katakanlah: ‘Kalau seandainya ada para Malaikat yang berjalan-jalan sebagai penghuni di bumi.’”) Maksudnya, sebagaimana yang kalian lakukan di bumi,

لَنَزَّلْنَا عَلَيْهِم مِّنَ السَّمَاءِ مَلَكًا رَّسُولًا (Niscaya Kami turunkan dari langit kepada mereka seorang Malaikat menjadi Rasul) Yakni dari kalangan mereka sendiri. Dan karena kalian adalah manusia biasa, maka Kami turunkan kepada kalian Rasul dari kalangan kalian sendiri sebagai bentuk kelembutan dan kasih sayang Allah.

Tafsir Kemenag: Allah membantah sikap orang-orang musyrik Mekah itu dengan menyatakan bahwa sekiranya di bumi ini terdapat malaikat-malaikat yang berjalan, berpikir, bertempat tinggal, hidup bermasyarakat, mempunyai hawa nafsu, berkebudayaan, berorganisasi, dan sebagainya, tentulah Allah swt akan mengutus malaikat sebagai rasul-Nya, bukan manusia.

Baca Juga:  Surah Al-Isra Ayat 67; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Ayat ini seakan-akan memperingatkan orang-orang kafir bahwa rasul yang diutus Allah adalah seorang manusia biasa tetapi sanggup menyampai-kan ajaran agama-Nya kepada mereka, mengerti apa yang mereka inginkan, apa yang mereka rasakan, apa yang baik bagi mereka, dan sebagainya. Bukan seperti malaikat yang tidak mempunyai ambisi dalam hidup seperti manusia dan hanya melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepada mereka.

Allah swt berfirman: Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (ali ‘Imran/3: 164).

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al- Isra’ ayat 94-95 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S