Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 47-50 ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menceritakan kepada orang musyrik Mekah tentang malapetaka yang telah menimpa Fir’aun dan kaumnya, serta azab kubur dan akhirat yang akan mereka derita nanti. Hal ini bertujuan agar berita itu menjadi pelajaran bagi mereka sehingga mereka sadar dan beriman kepada Allah dan rasul-Nya.
Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Mu’min Ayat 47-50
Surah Al-Mu’min Ayat 47
وَإِذۡ يَتَحَآجُّونَ فِى ٱلنَّارِ فَيَقُولُ ٱلضُّعَفَٰٓؤُاْ لِلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُوٓاْ إِنَّا كُنَّا لَكُمۡ تَبَعًا فَهَلۡ أَنتُم مُّغۡنُونَ عَنَّا نَصِيبًا مِّنَ ٱلنَّارِ
Terjemahan: Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?”
Tafsir Jalalain: وَ (Dan) ingatlah يَتَحَآجُّونَ (ketika mereka berbantah) yaitu ketika orang-orang kafir saling berbantah-bantahan فِى ٱلنَّارِ فَيَقُولُ ٱلضُّعَفَٰٓؤُاْ لِلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُوٓاْ إِنَّا كُنَّا لَكُمۡ تَبَعًا (dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri,
“Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikut kalian) lafal Taba’an adalah bentuk jamak dari lafal Taabi’un فَهَلۡ أَنتُم مُّغۡنُونَ (maka dapatkah kalian menghindarkan) artinya menolak عَنَّا نَصِيبًا (dari kami sebagian) yakni suatu bagian dari مِّنَ ٱلنَّارِ (azab api neraka?”).
Tafsir Ibnu Katsir: Allah memberikan kabar tentang adanya perbantahan dan keributan antara penghuni neraka, dimana Fir’aun dan kaumnya termasuk di antara mereka. Orang-orang lemah di kalangan mereka yang menjadi pengikut orang-orang yang sombong menjadi pemimpin -tokoh dan pembesar mereka- berkata:
إِنَّا كُنَّا لَكُمۡ تَبَعًا (“Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu.”) kami telah mentaati kekufuran dan kesesatan yang kalian serukan kepada kami ketika di dunia. فَهَلۡ أَنتُم مُّغۡنُونَ عَنَّا نَصِيبًا مِّنَ ٱلنَّارِ (“maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebagian adzab api neraka?”) yaitu sebagian hukuman yang kalian dapat menanggungnya dari kami.
Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menceritakan kepada orang musyrik Mekah tentang malapetaka yang telah menimpa Fir’aun dan kaumnya, serta azab kubur dan akhirat yang akan mereka derita nanti. Hal ini bertujuan agar berita itu menjadi pelajaran bagi mereka sehingga mereka sadar dan beriman kepada Allah dan rasul-Nya.
Dalam perintah itu, Nabi Muhammad diminta untuk menceritakan kepada orang-orang musyrik Mekah tentang perbantahan orang-orang kafir yang mengingkari seruan rasul ketika mereka berada di dalam neraka nanti.
Para pengikut memohon pertolongan kepada sembahannya agar diselamatkan dari azab neraka yang sedang menimpa mereka, atau menguranginya. Akan tetapi, sembahan-sembahan itu berlepas tangan dari permintaan itu karena mereka sendiri tidak berdaya mengurangi atau mengelakkan diri dari azab yang sedang menimpa mereka itu.
Para penyembah berhala itu menggugat sembahan-sembahan itu dengan mengatakan, “Kami adalah penyembah-penyembahmu waktu di dunia dahulu, dan kami adalah penjaga-penjagamu yang selalu taat kepadamu dan mencukupkan segala keperluanmu, sehingga kami mengingkari seruan rasul yang disampaikan kepada kami.
Sekiranya kami tidak menyembah kamu semasa hidup di dunia dahulu, tentulah kami akan mengikuti seruan rasul, sehingga kami tidak dimasukkan ke dalam neraka seperti sekarang ini. Apakah kamu mau menghindarkan kami dari azab ini atau meringankannya dengan kesediaan kamu memikul sebagian dari azab yang telah menimpa kami ini? Seandainya bukan karena kamu sekalian, tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman.”.
Tafsir Quraish Shihab: Ingatkan pula kepada mereka, wahai Muhammad, ketika para penghuni neraka saling berdebat di dalamnya. Orang-orang lemah di antara mereka, yaitu para pengikut, berkata kepada orang-orang kuat, yaitu para pemimpin, “Dahulu, di dunia, kami adalah pengikut kalian. Dapatkah kalian menanggung sebagian dari azab neraka yang kami derita ini?”
Surah Al-Mu’min Ayat 48
قَالَ ٱلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُوٓاْ إِنَّا كُلٌّ فِيهَآ إِنَّ ٱللَّهَ قَدۡ حَكَمَ بَيۡنَ ٱلۡعِبَادِ
Terjemahan: Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab: “Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-(Nya)”.
Tafsir Jalalain: قَالَ ٱلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُوٓاْ إِنَّا كُلٌّ فِيهَآ إِنَّ ٱللَّهَ قَدۡ حَكَمَ بَيۡنَ ٱلۡعِبَادِ (Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab, “Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-Nya”) oleh karena itu maka Dia memasukkan orang-orang yang beriman ke dalam surga, dan orang-orang kafir ke dalam neraka.
Tafsir Ibnu Katsir: قَالَ ٱلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُوٓاْ إِنَّا كُلٌّ فِيهَآ (“Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab: ‘Sesungguhnya kita semua sama-sama di dalam neraka.’”) yaitu kami tidak mampu menanggung dari kalian sedikitpun. Cukuplah bagi kami siksaan dan hukuman yang kami tanggung dan kami derita sendiri.
إِنَّ ٱللَّهَ قَدۡ حَكَمَ بَيۡنَ ٱلۡعِبَادِ (“karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-[Nya].”) yaitu, Dia membagi siksaan di antara kita sesuai dengan ukuran yang berhak kita dapatkan.
Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menceritakan kepada orang musyrik Mekah tentang malapetaka yang telah menimpa Fir’aun dan kaumnya, serta azab kubur dan akhirat yang akan mereka derita nanti. Hal ini bertujuan agar berita itu menjadi pelajaran bagi mereka sehingga mereka sadar dan beriman kepada Allah dan rasul-Nya.
Dalam perintah itu, Nabi Muhammad diminta untuk menceritakan kepada orang-orang musyrik Mekah tentang perbantahan orang-orang kafir yang mengingkari seruan rasul ketika mereka berada di dalam neraka nanti.
Para pengikut memohon pertolongan kepada sembahannya agar diselamatkan dari azab neraka yang sedang menimpa mereka, atau menguranginya. Akan tetapi, sembahan-sembahan itu berlepas tangan dari permintaan itu karena mereka sendiri tidak berdaya mengurangi atau mengelakkan diri dari azab yang sedang menimpa mereka itu.
Para penyembah berhala itu menggugat sembahan-sembahan itu dengan mengatakan, “Kami adalah penyembah-penyembahmu waktu di dunia dahulu, dan kami adalah penjaga-penjagamu yang selalu taat kepadamu dan mencukupkan segala keperluanmu, sehingga kami mengingkari seruan rasul yang disampaikan kepada kami.
Sekiranya kami tidak menyembah kamu semasa hidup di dunia dahulu, tentulah kami akan mengikuti seruan rasul, sehingga kami tidak dimasukkan ke dalam neraka seperti sekarang ini. Apakah kamu mau menghindarkan kami dari azab ini atau meringankannya dengan kesediaan kamu memikul sebagian dari azab yang telah menimpa kami ini? Seandainya bukan karena kamu sekalian, tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman.”.
Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang yang kuat itu berkata, “Kita, kami dan kalian, semua berada di dalam neraka. Allah telah memutuskan hukuman di antara hamba-hamba-Nya secara benar. Masing-masing kita akan menjalani siksa yang telah diputuskan-Nya.”
Surah Al-Mu’min Ayat 49
وَقَالَ ٱلَّذِينَ فِى ٱلنَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ٱدۡعُواْ رَبَّكُمۡ يُخَفِّفۡ عَنَّا يَوۡمًا مِّنَ ٱلۡعَذَابِ
Terjemahan: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahannam: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari”.
Tafsir Jalalain: وَقَالَ ٱلَّذِينَ فِى ٱلنَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ٱدۡعُواْ رَبَّكُمۡ يُخَفِّفۡ عَنَّا يَوۡمًا (Dan orang-orang yang berada di dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahanam, “Mohonkanlah kepada Rabb kalian supaya Dia meringankan daripada kami barang sehari) atau selama sehari مِّنَ ٱلۡعَذَابِ (dari azab ini.”).
Tafsir Ibnu Katsir: وَقَالَ ٱلَّذِينَ فِى ٱلنَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ٱدۡعُواْ رَبَّكُمۡ يُخَفِّفۡ عَنَّا يَوۡمًا مِّنَ ٱلۡعَذَابِ (“Dan orang-orang yang beradea di dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka jahanam: ‘Mohonkanlah kepada Rabb-mu supaya Dia meringankan adzab dari kami barang sehari.’”) karena mereka mengetahui bahwa Allah swt. tidak memperkenankan mereka dan tidak mendengarkan doa-doa mereka. Bahkan Dia berfirman:
قَالَ ٱخۡسَـُٔواْ فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ (“Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan-Ku.”)(al-Mu’minuun: 108). Lalu merekapun meminta kepada para penjaga neraka agar memintakan keringanan siksaan walau hanya sehari saja.
Tafsir Kemenag: Setelah orang-orang musyrik yang sedang dalam neraka itu tidak berhasil mendapatkan pertolongan dari para pemimpinnya, maka mereka mohon pertolongan kepada penjaga neraka dengan mengatakan, “Wahai penjaga neraka (Malaikat Malik), mohonkanlah kepada Allah agar Dia meringankan siksa yang telah ditimpakan-Nya kepada kami ini.
Seandainya keringanan itu dapat diberikan kepada kami dengan mengembalikan kami ke dunia untuk hidup dan beribadah, maka kembalikanlah kami barang sesaat, mudah-mudahan hal ini dapat mengurangi penderitaan kami.”.
Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang lemah dan para pembesar yang berada di dalam neraka itu berkata kepada para penjaga neraka dengan penuh pengharapan, “Mohonkanlah kepada Tuhan, agar meringankan azab-Nya kepada kami satu hari saja, agar kami bisa beristirahat.”
Surah Al-Mu’min Ayat 50
قَالُوٓاْ أَوَلَمۡ تَكُ تَأۡتِيكُمۡ رُسُلُكُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِ قَالُواْ بَلَىٰ قَالُواْ فَٱدۡعُواْ وَمَا دُعَٰٓؤُاْ ٱلۡكَٰفِرِينَ إِلَّا فِى ضَلَٰلٍ
Terjemahan: Penjaga Jahannam berkata: “Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?” Mereka menjawab: “Benar, sudah datang”. Penjaga-penjaga Jahannam berkata: “Berdoalah kamu”. Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.
Tafsir Jalalain: قَالُوٓاْ (Para penjaga neraka Jahanam berkata) dengan nada sinis, أَوَلَمۡ تَكُ تَأۡتِيكُمۡ رُسُلُكُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِ (“Dan apakah belum datang kepada kalian rasul-rasul kalian dengan membawa keterangan-keterangan?”) yakni mukjizat-mukjizat yang tampak. قَالُواْ بَلَىٰ (Mereka menjawab, “Benar, sudah datang”) tetapi mereka kafir kepada rasul-rasul mereka itu.
قَالُواْ فَٱدۡعُواْ (Penjaga-penjaga Jahanam berkata, “Berdoalah kalian”) karena sesungguhnya kami tidak akan memberikan syafaat/pertolongan kepada orang-orang kafir. Lalu Allah berfirman, وَمَا دُعَٰٓؤُاْ ٱلۡكَٰفِرِينَ إِلَّا فِى ضَلَٰلٍ (Tiadalah doa orang-orang kafir itu melainkan sia-sia belaka) yakni tiada gunanya, karena pasti tidak akan diperkenankan.
Tafsir Ibnu Katsir: Maka para penjaga itu menolak permintaan mereka dengan berkata: أَوَلَمۡ تَكُ تَأۡتِيكُمۡ رُسُلُكُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِ (“Apakah belum datang kepadamu Rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?”) yaitu apakah belum tegak bukti-bukti kebenaran atas kalian di dunia melalui lisan para Rasul?
قَالُواْ بَلَىٰ قَالُواْ فَٱدۡعُواْ (“Mereka menjawab: ‘Benar, sudah datang.’ Penjaga-penjaga jahanan itu berkata: ‘Berdoalah kalian.’”) untuk diri kalian sendiri. Karena kami tidak akan berdoa untuk kalian, tidak akan mendengarkan kalian dan tidak sudi membebaskan kalian, serta kamipun berlepas diri dari kalian. Kemudian kami beritahukan bahwa kalian berdoa atau tidak berdoa tidak akan memberikan keringanan kepada kalian. Untuk itu mereka berkata:
وَمَا دُعَٰٓؤُاْ ٱلۡكَٰفِرِينَ إِلَّا فِى ضَلَٰلٍ (“Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.”) maksudnya, hanyalah akan hilang, tidak akan diterima dan tidak diperkenankan.
Tafsir Kemenag: Para penjaga neraka itu menjawab, “Bukankah dahulu telah diutus kepadamu rasul-rasul yang memberikan keterangan, bukti, dan dalil yang menunjukkan keesaan Allah, memberimu petunjuk-petunjuk ke jalan kebahagiaan serta menyampaikan kabar peringatan kepadamu, tentang akibat perbuatan terlarang yang kamu kerjakan seperti mengingkari Allah.” Firman Allah:
“Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul dari kalangan kamu yang membacakan Ayat-Ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan (dengan) harimu ini?” (az-Zumar/39: 71)
Orang-orang musyrik itu menjawab, “Benar, rasul-rasul telah datang kepada kami, mengajak kami beriman kepada Allah dan rasul-Nya, tetapi kami mengingkari seruan itu dan tidak mau beriman. Bahkan kami menentang dan menyiksa para rasul itu dan orang-orang yang beriman kepadanya.”
Penjaga neraka menjawab, “Jika tindakan dan sikapmu terhadap rasul sewaktu hidup di dunia benar-benar seperti yang kamu terangkan itu, maka mohonlah sendiri kepada Allah. Kami tidak akan mendoakan semua orang kafir yang mendustakan rasul. Ingatlah, doa orang yang sepertimu itu tidak akan diperkenankan Allah dan tidak akan ada faedahnya. Bagi kamu sama saja, apakah kamu berdoa atau tidak, azab itu tidak akan berkurang sedikit pun, rasakanlah azab itu sebagai akibat perbuatan kamu sendiri.”
Tentang keadaan penghuni neraka itu, at-Tirmidzi meriwAyatkan dari Abu ad-Darda’., ia berkata:Penghuni neraka ditimpa kelaparan yang menandingi azab mereka. Mereka memohon bantuan makanan. Mereka diberi makanan pohon berduri yang tidak dapat menggemukkan dan tidak dapat menghilangkan lapar, lalu mereka makan pohon itu, tetapi mereka bertambah lapar. Mereka minta tolong lagi, lalu mereka diberi makanan yang dapat menyekat di kerongkogan setelah mereka makan.
Mereka mengatakan bahwa ketika di dunia jika mereka makan dan tercekik, mereka minta air, maka mereka minta tolong agar diberi minuman sirup. Akan tetapi, mereka diberi air yang sangat panas yang diangkat dengan cantolan-cantolan.
Apabila minuman itu mendekati muka mereka, muka mereka pun terbakar. Apabila minuman itu sampai ke perut mereka, maka minuman itu menghancurkan usus dan apa yang ada di perut mereka. Akhirnya mereka minta tolong kepada malaikat, mereka berkata,
“Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia meringankan azab atas kami sehari saja.” Para malaikat menjawab, “Apakah rasul-rasul belum datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata?” Mereka menjawab, “Benar, sudah datang.” (Penjaga-penjaga Jahanam) berkata, “Berdoalah kamu (sendiri!)” Namun doa orang-orang kafir itu sia-sia belaka. (RiwAyat at-Tirmidzi dari Abu ad-Darda’).
Tafsir Quraish Shihab: Dengan nada merendahkan, para penjaga neraka itu berkata kepada mereka, “Apakah kalian tidak memperhatikan apa yang dibawa oleh para rasul ketika datang kepada kalian dengan membawa bukti-bukti yang sangat jelas?”
Para penghuni neraka itu menjawab, “Benar, telah datang kepada kami para rasul, tetapi kami mendustakan mereka.” Penjaga-penjaga neraka itu berkata, “Kalau begitu, bermohonlah kalian sendiri.” Dan doa orang-orang yang ingkar itu hanya akan sia-sia belaka.
Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 47-50 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 663-664 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 662 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 661 – Kitab Adzan - 30/08/2020