Surah Al-Mu’min Ayat 51-56; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Mu'min Ayat 51-56

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 51-56 ini, Allah menerangkan berbagai macam pertolongan yang telah diberikan-Nya kepada para rasul di dunia, di antaranya memberikan kepada Musa bermacam-macam mukjizat, berbagai hukum yang mengatur hidup manusia agar mereka bahagia hidup di dunia dan di akhirat, dan menurunkan kepadanya Kitab Taurat untuk menjadi petunjuk bagi manusia.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah mengatakan bahwa Dia pasti menjadikan para rasul-Nya orang-orang yang menang atas musuh-musuh mereka dan akan menolong serta membahagiakan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Mu’min Ayat 51-56

Surah Al-Mu’min Ayat 51
إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَيَوۡمَ يَقُومُ ٱلۡأَشۡهَٰدُ

Terjemahan: Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat),

Tafsir Jalalain: إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَيَوۡمَ يَقُومُ ٱلۡأَشۡهَٰدُ (Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi) yaitu hari kiamat.

Lafal Al-Asyhaad adalah bentuk jamak dari lafal Syaahidun; para saksi tersebut adalah malaikat-malaikat yang memberikan kesaksian bagi para rasul, bahwasanya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-Nya dan mereka mendustakan orang-orang kafir.

Tafsir Ibnu Katsir: Abu Ja’far Ibnu Jarir ketika membahas firman Allah: إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا (“Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada kehidupan dunia.”) mengajukan sebuah pertanyaan:

“Sesungguhnya telah diketahui bahwa sebagian nabi ada yang dibunuh oleh kaumnya secara keseluruhan, seperti Yahya dan Zakariya a.s. Ada pula sebagian mereka yang pergi meninggalkan negerinya, baik dengan cara berhijrah seperti Ibrahim a.s. atau dengan cara diangkat ke langit seperti ‘Isa a.s. lalu manakah adanya pertolongan Allah di dunia?” Kemudian beliau menjawab hal tersebut dengan dua jawaban:

Pertama: berita dalam Ayat tersebut disebutkan secara umum, tetapi yang dimaksud adalah sebagiannya saja. beliau mengatakan bahwa hal ini banyak disebutkan di dalam bahasa.

Kedua: bahwa yang dimaksud dengan pertolongan di dalam Ayat itu adalah memberikan pertolongan atas mereka dari orang-orang yang berbuat kejam kepada mereka, baik langsung di hadapan mereka pada saat tidak mereka ketahui atau di saat kematian mereka.

Sebagaimana yang Allah lakukan terhadap orang-orang yang membunuh Yahya dan Zakariya, dimana Dia mengirimkan musuh-musuh kepada mereka yang membantai dan membunuh mereka. Dan sesungguhnya telah diceritakan bahwa Namrudz telah dihukum oleh Allah dengan siksaan yang keras. Sedangkan orang-orang Yahudi yang berusaha menyalib ‘Isa al-Masih a.s. telah dibiarkan oleh Allah Ta’ala, dihinakan dan dikalahkan oleh Romawi.

Allah memberikan kemenangan kepada Romawi atas orang-orang yang berusaha menyalib ‘Isa. Kemudian sebelum hari kiamat, ‘Isa bin Maryam akan turun menjadi imam yang adil dan hakim yang bijak untuk membunuh al-Masih ad-Dajjal dan bala tentaranya dari kalangan orang-orang Yahudi, membunuh babi, menghancurkan salib serta menghapuskan jizyah, dimana beliau tidak akan menerima tebusa apapun selain Islam. Ini merupakan pertolongan yang amat besar dan sunnatullah Ta’ala kepada para makhluk-Nya yang beriman di dunia serta menyejukkan pandangan mereka dari orang-orang yang menyakiti mereka.

Di dalam Shahih al-Bukhari yang berasal dari Abu Hurairah ra. dinyatakan bahwa Rasulullah swa. Bersabda: “Allah Tabaaraka wa Ta’ala berfirman: ‘Barangsiapa yang memusuhi wali-wali-Ku, maka berarti dia mengadakan perang melawan-Ku.’”

Allah telah membinasakan kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, penduduk Rass, kaum Luth, penduduk Madyan dan yang seperti mereka dari orang-orang yang mendustakan para Rasul dan menentang kebenaran. Maka Allah pun telah menyelamatkan orang-orang beriman di kalangan mereka, dimana tidak ada seorangpun yang dibinasakan. Sementara Allah mengadzab orang-orang kafir dengan tidak disisakan satu pun.

Demikian pula pertolongan Allah kepada Nabi Muhammad saw. dan para shahabatnya, dari orang-orang yang menentang, menyakit, mendustakan dan memusuhinya. Allah telah menjadikan kalimat-Nya tinggi serta menjadikan agama-Nya mengalahkan seluruh agama yang ada.

Dia perintahkan Nabi-Nya untuk hijrah dari lingkungan kaumnya menuju Madinah an-Nabawiyyah serta Dia jadikan di sana para penolong dan pendukungnya. Kemudian Allah memberikan kekalahan kepada orang-orang musyrik di perang Badar dengan menghinakan mereka, membunuh para pemimpin mereka, dan menawan banyak tawanan, membayar tebusan.

Kemudian Allah memberikan karunia berupa penaklukan Makkah kepada Nabi-Nya, diikuti takluknya negeri Yaman. Manusiapun berbondong-bondong masuk Islam. Agama Islam pun tetap tegak ditolong dan ditampakkan hingga hari kiamat.

Firman Allah: إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَيَوۡمَ يَقُومُ ٱلۡأَشۡهَٰدُ (“Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi [hari kiamat].”) yaitu, sedangkan hari kiamat pertolongan tersebut lebih agung, lebih besar dan lebih mulia. Mujahid berkata: al asyHaad [saksi-saksi] yaitu para malaikat.

Tafsir Kemenag: Dalam Ayat ini, Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman berupa pertolongan dan kemenangan dalam menghadapi musuh-musuh mereka. Allah mengatakan bahwa Dia pasti menjadikan para rasul-Nya orang-orang yang menang atas musuh-musuh mereka dan akan menolong serta membahagiakan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Cara dan bentuk pertolongan Allah itu bermacam-macam, adakalanya dengan meninggikan kedudukan dan kekuasaan mereka atas musuh-musuh mereka, seperti yang diberikan kepada Daud dan Sulaiman, adakalanya dengan memberikan kemenangan kepada mereka atas musuh-musuh mereka, seperti yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw.

Baca Juga:  Surah Yusuf Ayat 5; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Adakalanya juga dengan menimpakan kepada mereka kesengsaraan dan malapetaka, seperti yang dialami oleh Fir’aun dan kaumnya, dan adakalanya dengan menghancurkan orang-orang kafir dan menyelamatkan para rasul dan orang-orang yang beriman besertanya, seperti yang dialami Nabi Saleh, Hud, Syuaib, dan Nuh beserta kaumnya.

Demikian pula Allah memberikan pertolongan kepada para rasul dan orang-orang yang beriman pada hari Kiamat yaitu pada hari berdirinya saksi-saksi yang terdiri dari para malaikat, para nabi, dan orang-orang yang beriman. Pada hari itu, mereka menjadi saksi atas segala perbuatan orang-orang kafir dan atas pengetahuan para rasul kepada mereka, tetapi mereka mendustakannya.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya Kami pasti akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang Mukmin dengan memberikan balasan kepada musuh-musuh mereka dan menguatkan alasan terhadap mereka, di dunia dan pada hari kiamat.

Suatu hari ketika para saksi akan memberikan persaksiannya bahwa rasul-rasul itu telah menyampaikan misi tablignya dan bahwa orang-orang kafir itu mendustakan para rasul.

Surah Al-Mu’min Ayat 52
يَوۡمَ لَا يَنفَعُ ٱلظَّٰلِمِينَ مَعۡذِرَتُهُمۡ وَلَهُمُ ٱللَّعۡنَةُ وَلَهُمۡ سُوٓءُ ٱلدَّارِ

Terjemahan: (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk.

Tafsir Jalalain: يَوۡمَ لَا يَنفَعُ (Yaitu hari yang tidak berguna) dapat dibaca Yanfa’u atau Tanfa’u ٱلظَّٰلِمِينَ مَعۡذِرَتُهُمۡ (bagi orang-orang zalim permintaan maafnya) yakni permintaan maaf mereka seandainya mereka meminta maaf وَلَهُمُ ٱللَّعۡنَةُ (dan bagi merekalah laknat) yaitu dijauhkan dari rahmat Allah وَلَهُمۡ سُوٓءُ ٱلدَّارِ (dan bagi mereka tempat tinggal yang buruk) di akhirat, yaitu mendapat azab yang sangat pedih.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: يَوۡمَ لَا يَنفَعُ ٱلظَّٰلِمِينَ مَعۡذِرَتُهُمۡ (“Hari berdirinya saksi-saksi, [yaitu] hari yang tidak berguna bagi orang-orang dhalim.”) yaitu orang-orang musyrik. مَعۡذِرَتُهُمۡ (“Permintaan maafnya.”) yaitu tidak diterima permintaan maaf dan tebusan dari mereka.

وَلَهُمُ ٱللَّعۡنَةُ (“Dan bagi merekalah laknat”) yaitu dijauhkan dan disingkirkan dari rahmat Allah. وَلَهُمۡ سُوٓءُ ٱلدَّارِ (“Dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk.”) yaitu api neraka. itulah yang dikatakan oleh as-Suddi, yaitu sebagai seburu-buruk tempat tinggal dan tempat menetap. ‘Ali bin Abi Thalhah meriwAyatkan dari Ibnu ‘Abbas r.a.: “WalaHum suu-ud daar (“Bagi merekalah tempat tinggal yang buruk.”) yaitu akibat yang buruk.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menjelaskan bahwa pada hari dimana saksi-saksi itu mengemukakan kesaksiannya, tidak bermanfaat lagi alasan-alasan yang mereka kemukakan dan tidak ada pula permintaan maaf yang bisa mereka ajukan, karena semua yang mereka katakan dan lakukan hanyalah berupa fitnah dan dusta belaka.

Allah berfirman: Kemudian tidaklah ada jawaban bohong mereka, kecuali mengatakan, “Demi Allah, ya Tuhan kami, tidaklah kami mempersekutukan Allah.” (al-An’am/6: 23)

Pada hari itu, orang-orang kafir dijauhkan dari rahmat Allah, dan mereka mendapat azab yang sangat pedih di neraka Jahanam.

Tafsir Quraish Shihab: Suatu hari ketika permohonan maaf orang-orang zalim atas keteledoran mereka tidak berguna lagi. Mereka akan diusir dari kasih sayang dan akan mendapat tempat tinggal yang buruk.

Surah Al-Mu’min Ayat 53
وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَا مُوسَى ٱلۡهُدَىٰ وَأَوۡرَثۡنَا بَنِىٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱلۡكِتَٰبَ

Terjemahan: Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa; dan Kami wariskan Taurat kepada Bani Israil,

Tafsir Jalalain: وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَا مُوسَى ٱلۡهُدَىٰ (Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa) berupa kitab Taurat dan mukjizat-mukjizat وَأَوۡرَثۡنَا بَنِىٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ (dan Kami wariskan kepada Bani Israel) sesudah Musa tiada ٱلۡكِتَٰبَ (kitab) yakni Taurat.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَا مُوسَى ٱلۡهُدَىٰ (“Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa.”) yaitu apa yang ia diutus oleh Allah dengannya berupa petunjuk dan cahaya. وَأَوۡرَثۡنَا بَنِىٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱلۡكِتَٰبَ (“Dan Kami wariskan Taurat kepada Bani Israil.”) yaitu kami jadikan bagi mereka akibat yang baik, serta Kami wariskan kepada mereka negeri Fir’aun, harta-harta dan hasil buminya disebabkan kesabaran mereka kepada Rasulnya, Musa a.s. serta kepada kitab yang mereka warisi, yaitu Taurat.

Tafsir Kemenag: Pada Ayat-Ayat ini, Allah menerangkan berbagai macam pertolongan yang telah diberikan-Nya kepada para rasul di dunia, di antaranya memberikan kepada Musa bermacam-macam mukjizat, berbagai hukum yang mengatur hidup manusia agar mereka bahagia hidup di dunia dan di akhirat, dan menurunkan kepadanya Kitab Taurat untuk menjadi petunjuk bagi manusia.

Kemudian Kitab Taurat itu diwariskan kepada keturunan dan orang-orang sesudah mereka serta menjadi peringatan bagi orang-orang yang berakal dan menjauhkan mereka dari keragu-raguan dan prasangka yang tidak baik.

Firman Allah: Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. (al-Ma’idah./5: 44)

Tafsir Quraish Shihab: Aku bersumpah bahwa Kami telah memberikan sesuatu yang dapat dijadikan petunjuk menuju kebenaran kepada Mûsâ, dan bahwa Kami telah mewariskan Tawrât kepada Banû Isrâ’îl yang dapat menjadi petunjuk dan pengingat bagi orang yang berpikiran sehat.

Baca Juga:  Surah Al A'la; Tafsir, Asbabun Nuzul dan Terjemahan

Surah Al-Mu’min Ayat 54
هُدًى وَذِكۡرَىٰ لِأُوْلِى ٱلۡأَلۡبَٰبِ

Terjemahan: untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berfikir.

Tafsir Jalalain: هُدًى (Untuk menjadi petunjuk) sebagai petunjuk وَذِكۡرَىٰ لِأُوْلِى ٱلۡأَلۡبَٰبِ (dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir) sebagai peringatan buat orang-orang yang berakal.

Tafsir Ibnu Katsir: هُدًى وَذِكۡرَىٰ لِأُوْلِى ٱلۡأَلۡبَٰبِ (“Untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berfikir [ulul albaab].”) yaitu akal sehat yang selamat.

Tafsir Kemenag: Pada Ayat-Ayat ini, Allah menerangkan berbagai macam pertolongan yang telah diberikan-Nya kepada para rasul di dunia, di antaranya memberikan kepada Musa bermacam-macam mukjizat, berbagai hukum yang mengatur hidup manusia agar mereka bahagia hidup di dunia dan di akhirat, dan menurunkan kepadanya Kitab Taurat untuk menjadi petunjuk bagi manusia.

Kemudian Kitab Taurat itu diwariskan kepada keturunan dan orang-orang sesudah mereka serta menjadi peringatan bagi orang-orang yang berakal dan menjauhkan mereka dari keragu-raguan dan prasangka yang tidak baik.

Firman Allah: Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. (al-Ma’idah./5: 44)

Tafsir Quraish Shihab: Aku bersumpah bahwa Kami telah memberikan sesuatu yang dapat dijadikan petunjuk menuju kebenaran kepada Mûsâ, dan bahwa Kami telah mewariskan Tawrât kepada Banû Isrâ’îl yang dapat menjadi petunjuk dan pengingat bagi orang yang berpikiran sehat.

Surah Al-Mu’min Ayat 55
فَٱصۡبِرۡ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقٌّ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ بِٱلۡعَشِىِّ وَٱلۡإِبۡكَٰرِ

Terjemahan: Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.

Tafsir Jalalain: فَٱصۡبِرۡ (Maka bersabarlah kamu) hai Muhammad إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ (karena sesungguhnya janji Allah itu) untuk menolong kekasih-kekasih-Nya حَقٌّ (benar) dan kamu beserta orang-orang yang mengikutimu adalah termasuk kekasih-kekasih-Nya.

وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ (dan mohonlah ampun untuk dosamu) supaya hal ini dijadikan teladan bagi umatmu وَسَبِّحۡ (dan bertasbihlah) yakni, salatlah seraya بِحَمۡدِ رَبِّكَ بِٱلۡعَشِىِّ (memuji Rabbmu pada waktu petang) yaitu sesudah matahari tergelincir وَٱلۡإِبۡكَٰرِ (dan pagi) yang dimaksud adalah salat lima waktu.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: فَٱصۡبِرۡ (“Maka bersabarlah kamu.”) hai Muhammad. إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقٌّ (“Karena sesungguhnya janji Allah itu benar.”) yaitu Kami janjikan kepadamu bahwa Kami akan meninggikan kalimatmu serta menjadikan akibat yang baik bagimu dan orang-orang yang mengikutimu. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, dan apa yang Kami beritahukan kepadamu ini adalah kebenaran yang tidak perlu disangsikan dan diragukan.

Firman Allah: وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ (“dan mohon ampunlah untuk dosamu.”) ini merupakan anjuran beristighfar bagi umatnya. وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ بِٱلۡعَشِىِّ (“Dan bertasbihlah seraya memuji Rabb-mu pada waktu petang.”) yaitu, di akhir siang dan awal malam. وَٱلۡإِبۡكَٰرِ (“dan pagi.”) yaitu awal siang dan akhir malam.

Tafsir Kemenag: Pertolongan Allah kepada para rasul dan orang-orang yang beriman itu adalah salah satu dari sunatullah seperti yang pernah dianugerahkan kepada Musa. Oleh karena itu, Nabi Muhammad diminta untuk bersabar atas sikap dan tindakan orang-orang musyrik yang memperolok-olokkan Ayat-Ayat Allah.

Allah pasti menolongnya dengan mengokohkan barisan kaum Muslimin dan mengangkat posisi agama Islam melebihi kepercayaan yang mereka anut Nabi Muhammad diperintahkan untuk selalu bertobat dan bertasbih pagi dan petang, sebagaimana firman Allah:

Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). (Hud/11: 114)

Dengan selalu salat mengingat Allah dan bertasbih pagi dan petang itu, maka Rasulullah beribadah seperti yang dilakukan para malaikat. Allah berfirman:

Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih. Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang. (al-Anbiya’/21: 19-20)

Rasulullah saw diperintahkan bertobat bukan berarti beliau telah melakukan perbuatan dosa, tapi maksudnya ialah dengan sering melakukan tobat dan mohon ampun, maka jiwa semakin suci dan bersih, tidak ada satu pun kotoran yang mengotorinya. Jika Nabi yang terbebas dari segala dosa masih disuruh bertobat, maka bagi umat dan pengikutnya akan lebih lagi. Mereka harus cepat dan lebih sering bertobat.

Dari Ayat ini dapat dipahami bahwa Al-Qur’an mengajarkan agar orang-orang yang beriman selalu bertobat, memohon ampun kepada Allah, dan mengerjakan amal saleh. Jika seseorang telah bertobat dan memohon ampun maka jiwanya menjadi suci dan bersih. Amal yang dikerjakan oleh orang yang bersih jiwanya akan langsung diterima Allah.

Dari Ayat ini, dapat dipahami bahwa orang yang tidak suci dan bersih hatinya karena tidak bertobat dan mohon ampun kepada Allah, maka amalnya tidak diterima oleh Allah atau tidak dianggap sebagai amal yang saleh.

Tafsir Quraish Shihab: Dari itu, jika kamu mengetahui apa yang telah Kami ceritakan kepadamu, Muhammad, bersabarlah atas derita yang menimpa dirimu. Janji Allah untuk menolongmu dan menolong orang-orang Mukmin adalah benar dan tak akan mungkin dilanggar. Mintalah ampunan kepada Allah atas apa yang kau anggap sebagai dosa. Sucikanlah Tuhanmu dari segala kekurangan dengan disertai pujian, pada akhir dan permulaan hari.

Baca Juga:  Surah Maryam Ayat 58; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah Al-Mu’min Ayat 56
إِنَّ ٱلَّذِينَ يُجَٰدِلُونَ فِىٓ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ بِغَيۡرِ سُلۡطَٰنٍ أَتَىٰهُمۡ إِن فِى صُدُورِهِمۡ إِلَّا كِبۡرٌ مَّا هُم بِبَٰلِغِيهِ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ

Terjemahan: Sesungguhhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang Ayat-Ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Tafsir Jalalain: إِنَّ ٱلَّذِينَ يُجَٰدِلُونَ فِىٓ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ (Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang Ayat-Ayat Allah) yakni Alquran بِغَيۡرِ سُلۡطَٰنٍ (tanpa alasan) tanpa argumentasi أَتَىٰهُمۡ إِن (yang sampai kepada mereka, tidak ada) فِى صُدُورِهِمۡ إِلَّا كِبۡرٌ (dalam dada mereka melainkan hanyalah keinginan akan kebesaran) yakni tinggi diri dan tamak ingin mengatasi kamu,

مَّا هُم بِبَٰلِغِيهِ فَٱسۡتَعِذۡ (yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya maka mintalah perlindungan) dari kejahatan mereka بِٱللَّهِ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ (kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar) akan semua perkataan mereka ٱلۡبَصِيرُ (lagi Maha Melihat) keadaan mereka; Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang ingkar kepada hari berbangkit.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: إِنَّ ٱلَّذِينَ يُجَٰدِلُونَ فِىٓ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ بِغَيۡرِ سُلۡطَٰنٍ أَتَىٰهُمۡ (“Sesungguhny orang-orang yang memperdebatkan tentang Ayat-Ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka.”) yaitu menolak kebenaran dengan kebathilan dan menolak hujjah-hujjah yang benar dengan syubhat-syubhat yang rusak tanpa alasan dan bukti dari Allah.

إِن فِى صُدُورِهِمۡ إِلَّا كِبۡرٌ مَّا هُم بِبَٰلِغِيهِ (“Tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah [keinginan akan] kebesaran yang mereka sekali-sekali tidak akan mencapainya.”) yaitu tidak ada di dalam dada mereka selain kesombongan untuk mengikuti kebenaran, serta menganggap rendah orang yang membawanya kepada mereka.

Apa yang mereka lakukan tersebut dengan mematikan kebenaran dan meninggikan kebathilan pasti tidak akan membuahkan hasil untuk mereka. Karena kebenaran pasti akan tetap tinggi, sedangkan perkataan dan tujuan mereka akan kalah.

فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِ (“Maka mintalah perlindungan kepada Allah.”) dari sikap seperti mereka. إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ (“Sesungguhnya Dia Mahamendengar lagi Mahamelihat.”) yaitu terhadap keburukan orang-orang yang berdebat tentang Ayat-Ayat Allah tanpa bukti. wallaaHu a’lam.

Tafsir Kemenag: Pertolongan Allah kepada para rasul dan orang-orang yang beriman itu adalah salah satu dari sunatullah seperti yang pernah dianugerahkan kepada Musa. Oleh karena itu, Nabi Muhammad diminta untuk bersabar atas sikap dan tindakan orang-orang musyrik yang memperolok-olokkan Ayat-Ayat Allah.

Allah pasti menolongnya dengan mengokohkan barisan kaum Muslimin dan mengangkat posisi agama Islam melebihi kepercayaan yang mereka anut Nabi Muhammad diperintahkan untuk selalu bertobat dan bertasbih pagi dan petang, sebagaimana firman Allah:

Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). (Hud/11: 114)

Dengan selalu salat mengingat Allah dan bertasbih pagi dan petang itu, maka Rasulullah beribadah seperti yang dilakukan para malaikat. Allah berfirman:

Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih. Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang. (al-Anbiya’/21: 19-20)

Rasulullah saw diperintahkan bertobat bukan berarti beliau telah melakukan perbuatan dosa, tapi maksudnya ialah dengan sering melakukan tobat dan mohon ampun, maka jiwa semakin suci dan bersih, tidak ada satu pun kotoran yang mengotorinya. Jika Nabi yang terbebas dari segala dosa masih disuruh bertobat, maka bagi umat dan pengikutnya akan lebih lagi. Mereka harus cepat dan lebih sering bertobat.

Dari Ayat ini dapat dipahami bahwa Al-Qur’an mengajarkan agar orang-orang yang beriman selalu bertobat, memohon ampun kepada Allah, dan mengerjakan amal saleh. Jika seseorang telah bertobat dan memohon ampun maka jiwanya menjadi suci dan bersih. Amal yang dikerjakan oleh orang yang bersih jiwanya akan langsung diterima Allah.

Dari Ayat ini, dapat dipahami bahwa orang yang tidak suci dan bersih hatinya karena tidak bertobat dan mohon ampun kepada Allah, maka amalnya tidak diterima oleh Allah atau tidak dianggap sebagai amal yang saleh.

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang yang memperdebatkan bukti-bukti kebenaran Allah tanpa alasan yang datang dari-Nya, di dalam dada mereka hanya ada keengganan untuk mengikuti kebenaran. Keengganan itu tidak akan mengantarkan mereka kepada tujuan. Maka mintalah perlindungan dari Allah yang pendengaran dan penglihatan-Nya meliputi segala sesuatu.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 51-56 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S