Surah Al-Mursalat Ayat 1-15; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Mursalat Ayat 1-15

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Mursalat Ayat 1-15 ini, sebelum membahas kandungan ayat ini, terlebih dahulu kita mengetahui isi surah. Surah yang mulia ini memuat beberapa masalah penting seperti hari kebangkitan, hari kiamat beserta bukti-bukti kebenarannya, ancaman bagi mereka yang mendustakan keduanya yang ditegaskan berulang kali, serta gambaran yang sangat menakutkan mengenai azab dan kehinaan yang akan didapatkan oleh para pendusta.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Hal penting lainnya adalah tentang berita gembira bagi mereka yang bertakwa yang akan memperoleh ketenteraman dan berbagai karunia. Surah ini ditutup dengan mencela sikap orang-orang kafir yang tidak mempercayai kebenaran al-Qur’ân.

Dalam ayat ini ditegaskan bahwa dengan kedatangan hari Kiamat, para nabi dan rasul dikumpulkan bersama-sama umat masing-masing. Tujuannya agar nabi dan rasul itu diberi kesempatan untuk mempertanggungjawabkan misi kenabian dan kerasulan mereka di hadapan Allah serta umatnya sebagai saksi.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Mursalat Ayat 1-15

Surah Al-Mursalat Ayat 1
وَٱلۡمُرۡسَلَٰتِ عُرۡفًا

Terjemahan: “Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan,

Tafsir Jalalain: وَٱلۡمُرۡسَلَٰتِ عُرۡفًا (Demi angin yang bertiup sepoi-sepoi) yang bertiup secara beruntun bagaikan beruntunnya susunan rambut kuda yang satu sama lainnya saling beriring-iringan. Dinashabkan karena menjadi Haal atau kata keterangan keadaan.

Tafsir Ibnu Katsir: Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abu Hurairah, وَٱلۡمُرۡسَلَٰتِ (“Demi Malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan.”) dia mengatakan: “Yaitu para Malaikat.” Demikian pula yang dikatakan oleh Abu Shalih, mengenai kalimat: al-‘Aashifaat, an-Naasyiraat, al-Faariqaat, dan al-Mulqiyaat, bahwa semuanya itu adalah malaikat.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah bersumpah dengan malaikat-malaikat yang menyebarkan kebaikan. Al-Mursalat (malaikat-malaikat yang diutus) adalah para malaikat yang bertugas untuk menyampaikan nikmat atau karunia Ilahi kepada suatu kaum atau mendatangkan siksaan kepada kelompok lain yang pantas menerimanya. Sebagian ulama mengartikan al-mursalat itu dengan angin yang bertiup terus-menerus ke segala arah atas perintah Tuhan untuk menyebarkan rahmat dan nikmat ke dunia ini.

Tafsir Quraish Shihab: Surah yang mulia ini memuat beberapa masalah penting seperti hari kebangkitan, hari kiamat beserta bukti-bukti kebenarannya, ancaman bagi mereka yang mendustakan keduanya yang ditegaskan berulang kali, serta gambaran yang sangat menakutkan mengenai azab dan kehinaan yang akan didapatkan oleh para pendusta.

Hal penting lainnya adalah tentang berita gembira bagi mereka yang bertakwa yang akan memperoleh ketenteraman dan berbagai karunia. Surah ini ditutup dengan mencela sikap orang-orang kafir yang tidak mempercayai kebenaran al-Qur’ân.]]

Aku bersumpah demi ayat-ayat yang dikirim melalui Jibril kepada Muhammad untuk membawa kebaikan; demi ayat-ayat yang membuat semua agama yang batil hancur berantakan; demi ayat-ayat yang menaburkan hikmah dan petunjuk ke dalam hati alam semesta secara luas; demi pembeda antara yang hak dan yang batil secara jelas; serta demi para penyampai pelajaran kepada manusia sebagai peringatan–agar manusia tidak dapat beralasan lagi–yang membawa kebaikan. Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian mengenai kedatangan hari kiamat adalah benar dan pasti terjadi.

Surah Al-Mursalat Ayat 2
فَٱلۡعَٰصِفَٰتِ عَصۡفًا

Terjemahan: “dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya,

Tafsir Jalalain: Al-Mursalaat فَٱلۡعَٰصِفَٰتِ (Angin yang Bertiup Kencang) عَصۡفًا (Dan demi angin yang bertiup dengan kencang) yang bertiup sangat kencang.

Tafsir Ibnu Katsir: “dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya,

Tafsir Kemenag: Allah juga bersumpah dengan angin yang bertiup dengan kencang. Ada pula yang mengartikan al-‘asifat dengan malaikat-malaikat yang menjauhkan diri dari kebatilan sebagaimana halnya angin kencang yang berhembus meniup onggokan tanah atau debu di atas batu. Yang lain menafsirkannya dengan angin yang menyebarkan air hujan.

Tafsir Quraish Shihab: Surah yang mulia ini memuat beberapa masalah penting seperti hari kebangkitan, hari kiamat beserta bukti-bukti kebenarannya, ancaman bagi mereka yang mendustakan keduanya yang ditegaskan berulang kali, serta gambaran yang sangat menakutkan mengenai azab dan kehinaan yang akan didapatkan oleh para pendusta.

Hal penting lainnya adalah tentang berita gembira bagi mereka yang bertakwa yang akan memperoleh ketenteraman dan berbagai karunia. Surah ini ditutup dengan mencela sikap orang-orang kafir yang tidak mempercayai kebenaran al-Qur’ân.]]

Aku bersumpah demi ayat-ayat yang dikirim melalui Jibril kepada Muhammad untuk membawa kebaikan; demi ayat-ayat yang membuat semua agama yang batil hancur berantakan; demi ayat-ayat yang menaburkan hikmah dan petunjuk ke dalam hati alam semesta secara luas; demi pembeda antara yang hak dan yang batil secara jelas; serta demi para penyampai pelajaran kepada manusia sebagai peringatan–agar manusia tidak dapat beralasan lagi–yang membawa kebaikan.

Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian mengenai kedatangan hari kiamat adalah benar dan pasti terjadi.

Surah Al-Mursalat Ayat 3
وَٱلنَّٰشِرَٰتِ نَشۡرًا

Terjemahan: “dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya,

Tafsir Jalalain: وَٱلنَّٰشِرَٰتِ نَشۡرًا (Dan demi angin yang menyebarkan rahmat) yaitu angin yang menyebarkan hujan.

Tafsir Ibnu Katsir: وَٱلنَّٰشِرَٰتِ نَشۡرًا (Dan demi angin yang menyebarkan rahmat) yaitu angin yang menyebarkan hujan.

Tafsir Kemenag: Selanjutnya Allah bersumpah dengan malaikat-malaikat yang menyebarkan rahmat-Nya seluas-luasnya. Terdapat berbagai macam penafsiran tentang kata an-nasyirat di sini. Ada yang mengartikannya dengan malaikat yang menebarkan maut kepada orang yang ditetapkan kematiannya tanpa diketahui sedikit pun. Ada pula yang menafsirkannya dengan malaikat yang menebarkan dan meratakan syariat-syariat Allah kepada sekalian nabi dan rasul-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Surah yang mulia ini memuat beberapa masalah penting seperti hari kebangkitan, hari kiamat beserta bukti-bukti kebenarannya, ancaman bagi mereka yang mendustakan keduanya yang ditegaskan berulang kali, serta gambaran yang sangat menakutkan mengenai azab dan kehinaan yang akan didapatkan oleh para pendusta.

Hal penting lainnya adalah tentang berita gembira bagi mereka yang bertakwa yang akan memperoleh ketenteraman dan berbagai karunia. Surah ini ditutup dengan mencela sikap orang-orang kafir yang tidak mempercayai kebenaran al-Qur’ân.]]

Aku bersumpah demi ayat-ayat yang dikirim melalui Jibril kepada Muhammad untuk membawa kebaikan; demi ayat-ayat yang membuat semua agama yang batil hancur berantakan; demi ayat-ayat yang menaburkan hikmah dan petunjuk ke dalam hati alam semesta secara luas; demi pembeda antara yang hak dan yang batil secara jelas; serta demi para penyampai pelajaran kepada manusia sebagai peringatan–agar manusia tidak dapat beralasan lagi–yang membawa kebaikan.

Baca Juga:  Surah Az-Zumar Ayat 9; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian mengenai kedatangan hari kiamat adalah benar dan pasti terjadi.

Surah Al-Mursalat Ayat 4
فَٱلۡفَٰرِقَٰتِ فَرۡقًا

Terjemahan: “dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang hak dan yang bathil) dengan sejelas-jelasnya,

Tafsir Jalalain: فَٱلۡفَٰرِقَٰتِ فَرۡقًا (Dan demi yang membedakan sejelas-jelasnya) maksudnya, demi ayat-ayat Alquran yang membedakan antara perkara yang hak dan perkara yang batil, serta yang membedakan antara perkara yang halal dan perkara yang haram.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: فَٱلۡفَٰرِقَٰتِ فَرۡقًا (“Dan yang membedakan dengan sejelas-jelasnya, dan yang menyampaikan wahyu, untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan.”) yakni para malaikat. Dan tidak ada perbedaan di sini, dimana malaikat itu turun atas perintah Allah untuk menemui Rasul-Rasul-Nya guna membedakan antara yang haq dengan yang bathil, petunjuk dengan kesesatan, yang halal dan yang haram. Di dalamnya para Rasul juga menerima wahyu, baik dalam rangka memberi alasan kepada umat manusia atau memberi peringatan kepada mereka akan siksa Allah jika mereka menyalahi perintah-Nya.

Tafsir Kemenag: Allah bersumpah pula dengan para malaikat yang membedakan antara yang hak dengan yang batil dengan sejelas-jelasnya, membedakan antara petunjuk dan kesesatan. Sebagian mufasir mengartikan al-fariqat dengan angin yang dapat membedakan mana yang membawa rahmat dan mana yang bertugas merusak manusia banyak. Dengan kata lain, angin pembawa rahmat dan angin pembawa bencana.

Tafsir Quraish Shihab: Surah yang mulia ini memuat beberapa masalah penting seperti hari kebangkitan, hari kiamat beserta bukti-bukti kebenarannya, ancaman bagi mereka yang mendustakan keduanya yang ditegaskan berulang kali, serta gambaran yang sangat menakutkan mengenai azab dan kehinaan yang akan didapatkan oleh para pendusta.

Hal penting lainnya adalah tentang berita gembira bagi mereka yang bertakwa yang akan memperoleh ketenteraman dan berbagai karunia. Surah ini ditutup dengan mencela sikap orang-orang kafir yang tidak mempercayai kebenaran al-Qur’ân.]]

Aku bersumpah demi ayat-ayat yang dikirim melalui Jibril kepada Muhammad untuk membawa kebaikan; demi ayat-ayat yang membuat semua agama yang batil hancur berantakan; demi ayat-ayat yang menaburkan hikmah dan petunjuk ke dalam hati alam semesta secara luas; demi pembeda antara yang hak dan yang batil secara jelas; serta demi para penyampai pelajaran kepada manusia sebagai peringatan–agar manusia tidak dapat beralasan lagi–yang membawa kebaikan.

Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian mengenai kedatangan hari kiamat adalah benar dan pasti terjadi.

Surah Al-Mursalat Ayat 5
فَٱلۡمُلۡقِيَٰتِ ذِكۡرًا

Terjemahan: “dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu,

Tafsir Jalalain: فَٱلۡمُلۡقِيَٰتِ ذِكۡرًا (Dan demi malaikat-malaikat yang menyampaikan peringatan) yakni malaikat-malaikat yang turun untuk menyampaikan wahyu kepada para nabi dan para rasul supaya wahyu tersebut disampaikan kepada umat-umat manusia.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: فَٱلۡمُلۡقِيَٰتِ ذِكۡرًا (“Dan yang membedakan dengan sejelas-jelasnya, dan yang menyampaikan wahyu, untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan.”) yakni para malaikat. Dan tidak ada perbedaan di sini, dimana malaikat itu turun atas perintah Allah untuk menemui Rasul-Rasul-Nya guna membedakan antara yang haq dengan yang bathil, petunjuk dengan kesesatan, yang halal dan yang haram. Di dalamnya para Rasul juga menerima wahyu, baik dalam rangka memberi alasan kepada umat manusia atau memberi peringatan kepada mereka akan siksa Allah jika mereka menyalahi perintah-Nya.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah bersumpah dengan malaikat yang bertugas membawa wahyu kepada para nabi dan rasul. Akan tetapi, seperti pada ayat-ayat sebelumnya, ada yang mengartikan al-mulqiyat ini dengan angin yang menurunkan peringatan akan bencana Allah kepada manusia.

Tafsir Quraish Shihab: Surah yang mulia ini memuat beberapa masalah penting seperti hari kebangkitan, hari kiamat beserta bukti-bukti kebenarannya, ancaman bagi mereka yang mendustakan keduanya yang ditegaskan berulang kali, serta gambaran yang sangat menakutkan mengenai azab dan kehinaan yang akan didapatkan oleh para pendusta.

Hal penting lainnya adalah tentang berita gembira bagi mereka yang bertakwa yang akan memperoleh ketenteraman dan berbagai karunia. Surah ini ditutup dengan mencela sikap orang-orang kafir yang tidak mempercayai kebenaran al-Qur’ân.]]

Aku bersumpah demi ayat-ayat yang dikirim melalui Jibril kepada Muhammad untuk membawa kebaikan; demi ayat-ayat yang membuat semua agama yang batil hancur berantakan; demi ayat-ayat yang menaburkan hikmah dan petunjuk ke dalam hati alam semesta secara luas; demi pembeda antara yang hak dan yang batil secara jelas; serta demi para penyampai pelajaran kepada manusia sebagai peringatan–agar manusia tidak dapat beralasan lagi–yang membawa kebaikan.

Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian mengenai kedatangan hari kiamat adalah benar dan pasti terjadi.

Surah Al-Mursalat Ayat 6
عُذۡرًا أَوۡ نُذۡرًا

Terjemahan: “untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan,

Tafsir Jalalain: عُذۡرًا أَوۡ نُذۡرًا (Untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan-peringatan) dari Allah swt. Menurut suatu qiraat dibaca ‘Udzuran dan Nudzuran, dengan memakai harakat damah pada kedua huruf Dzalnya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: عُذۡرًا أَوۡ نُذۡرًا (“Dan yang membedakan dengan sejelas-jelasnya, dan yang menyampaikan wahyu, untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan.”) yakni para malaikat. Dan tidak ada perbedaan di sini, dimana malaikat itu turun atas perintah Allah untuk menemui Rasul-Rasul-Nya guna membedakan antara yang haq dengan yang bathil, petunjuk dengan kesesatan, yang halal dan yang haram. Di dalamnya para Rasul juga menerima wahyu, baik dalam rangka memberi alasan kepada umat manusia atau memberi peringatan kepada mereka akan siksa Allah jika mereka menyalahi perintah-Nya.

Tafsir Kemenag: Selanjutnya, Allah menggambarkan sikap orang keras kepala yang bertanya, “Bilakah hari Kiamat itu?” Pertanyaan ini muncul sebagai tanda terlalu jauhnya jangkauan hari Kiamat itu dalam pikiran si penanya dan menunjukkan ketidakpercayaan akan terjadinya.

Hal ini ada hubungannya dengan ayat sebelumnya, yakni: “Kenapa ia terus-menerus ingin mengerjakan kejahatan?” Karena mereka mengingkari adanya hari kebangkitan, sehingga tidak merasa perlu memikirkan segala akibat dari kejahatan yang dilakukan.

Dalam ayat lain, Allah berfirman: Jauh! Jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu, (kehidupan itu) tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, (di sanalah) kita mati dan hidup dan tidak akan dibangkitkan (lagi). (al-Mu’minun/23: 36-37) Kalau disimpulkan, ada dua sebab ketidakpercayaan manusia kepada hari Kiamat, yaitu:

Baca Juga:  Surah Al-Mursalat Ayat 29-40; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

1. Karena ragu-ragu dengan kekuasaan Allah. Misalnya pikiran yang berpendapat bahwa bagian tubuh yang sudah hancur, berserakan, dan bercampur aduk dengan tanah, di timur maupun di barat, mungkinkah dapat disusun dan dihidupkan kembali? Bagaimana bisa tubuh manusia yang demikian kembali kepada keadaan semula? Seperti bunyi ayat 3 dan 4: Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? (Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna. (Al-mursalat/75: 3-4)

2. Karena keinginan yang terus-menerus untuk menikmati kesenangan duniawi, dan kedatangan Kiamat (hari berkumpul dan berhisab) tentu saja memutuskan segala bentuk kesenangan itu, seperti disebutkan dalam ayat ke-5: Tetapi manusia hendak membuat maksiat terus-menerus. (Al-mursalat/75: 5).

Tafsir Quraish Shihab: Surah yang mulia ini memuat beberapa masalah penting seperti hari kebangkitan, hari kiamat beserta bukti-bukti kebenarannya, ancaman bagi mereka yang mendustakan keduanya yang ditegaskan berulang kali, serta gambaran yang sangat menakutkan mengenai azab dan kehinaan yang akan didapatkan oleh para pendusta.

Hal penting lainnya adalah tentang berita gembira bagi mereka yang bertakwa yang akan memperoleh ketenteraman dan berbagai karunia. Surah ini ditutup dengan mencela sikap orang-orang kafir yang tidak mempercayai kebenaran al-Qur’ân.]]

Aku bersumpah demi ayat-ayat yang dikirim melalui Jibril kepada Muhammad untuk membawa kebaikan; demi ayat-ayat yang membuat semua agama yang batil hancur berantakan; demi ayat-ayat yang menaburkan hikmah dan petunjuk ke dalam hati alam semesta secara luas; demi pembeda antara yang hak dan yang batil secara jelas; serta demi para penyampai pelajaran kepada manusia sebagai peringatan–agar manusia tidak dapat beralasan lagi–yang membawa kebaikan.

Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian mengenai kedatangan hari kiamat adalah benar dan pasti terjadi.

Surah Al-Mursalat Ayat 7
إِنَّمَا تُوعَدُونَ لَوَٰقِعٌ

Terjemahan: “sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu itu pasti terjadi.

Tafsir Jalalain: إِنَّمَا تُوعَدُونَ (Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian itu) hai orang-orang kafir Mekah, yaitu mengenai hari berbangkit dan azab yang akan menimpa kalian لَوَٰقِعٌ (pasti terjadi) pasti akan terjadi.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: إِنَّمَا تُوعَدُونَ لَوَٰقِع (“Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu itu pasti terjadi.”) demikianlah yang disumpahkan dengan sumpah-sumpah tersebut. Dengan kata lain apa yang dijanjikan kepada kalian berupa hari kiamat, peniupan sangkakala, pembangkitan jasad, pengumpulan kembali orang-orang yang pertama sampai yang terakhir dalam satu tempat serta pemberian balasan kepada masing-masing pihak sesuai dengan amal perbuatannya, jika baik akan mendapatkan kebaikan. Dan jika buruk maka akan mendapatkan balasan berupa keburukan serupa, semua itu pasti terjadi, dan tidak mungkin tidak.

Tafsir Kemenag: Setelah bersumpah dengan beberapa macam makhluk-Nya di atas, maka dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa sesungguhnya apa yang telah dijanjikan kepada manusia itu pasti akan terjadi. Yang dijanjikan itu adalah datangnya hari kebangkitan, terjadinya kiamat, dihidupkannya kembali segala makhluk yang sudah mati sejak dahulu, sekarang, hingga yang akan datang dan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Semuanya itu menurut penegasan ayat ini pasti akan terjadi!.

Tafsir Quraish Shihab: Surah yang mulia ini memuat beberapa masalah penting seperti hari kebangkitan, hari kiamat beserta bukti-bukti kebenarannya, ancaman bagi mereka yang mendustakan keduanya yang ditegaskan berulang kali, serta gambaran yang sangat menakutkan mengenai azab dan kehinaan yang akan didapatkan oleh para pendusta.

Hal penting lainnya adalah tentang berita gembira bagi mereka yang bertakwa yang akan memperoleh ketenteraman dan berbagai karunia. Surah ini ditutup dengan mencela sikap orang-orang kafir yang tidak mempercayai kebenaran al-Qur’ân.]]

Aku bersumpah demi ayat-ayat yang dikirim melalui Jibril kepada Muhammad untuk membawa kebaikan; demi ayat-ayat yang membuat semua agama yang batil hancur berantakan; demi ayat-ayat yang menaburkan hikmah dan petunjuk ke dalam hati alam semesta secara luas; demi pembeda antara yang hak dan yang batil secara jelas; serta demi para penyampai pelajaran kepada manusia sebagai peringatan–agar manusia tidak dapat beralasan lagi–yang membawa kebaikan.

Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian mengenai kedatangan hari kiamat adalah benar dan pasti terjadi.

Surah Al-Mursalat Ayat 8
فَإِذَا ٱلنُّجُومُ طُمِسَتۡ

Terjemahan: “Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan,

Tafsir Jalalain: فَإِذَا ٱلنُّجُومُ طُمِسَت (Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan) dihilangkan cahayanya.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah berfirman: فَإِذَا ٱلنُّجُومُ طُمِسَت (“Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan.”) yakni, telah hilang cahayanya.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa pada waktu kedatangan hari Kiamat itu, cahaya bintang-bintang telah dihilangkan karena sumbernya telah berantakan, sebagaimana tersebut dalam ayat lain: Dan apabila bintang-bintang berjatuhan. (at-Takwir/81: 2).

Tafsir Quraish Shihab: Maka, apabila bintang-gemintang menghancurkan dirinya sendiri; apabila langit terbelah; apabila gunung-gunung hancur lebur diterpa angin; dan apabila para rasul telah ditentukan waktunya untuk datang sebagai saksi bagi seluruh umat.

Surah Al-Mursalat Ayat 9
وَإِذَا ٱلسَّمَآءُ فُرِجَتۡ

Terjemahan:”dan apabila langit telah dibelah,

Tafsir Jalalain: وَإِذَا ٱلسَّمَآءُ فُرِجَتۡ (Dan apabila langit dibelah) atau menjadi terbelah.

Tafsir Ibnu Katsir: وَإِذَا ٱلسَّمَآءُ فُرِجَتۡ (“Dan apabila langit telah dibelah.”) yakni pecah dan terbelah serta ujung-ujungnya telah digulung.

Tafsir Kemenag: Dikatakan pula bila langit pecah hancur berantakan berkeping-keping karena terjadinya guncangan gempa yang sangat dahsyat akibat benda-benda langit beradu sesamanya. Demikianlah beberapa ayat lain menceritakan hal yang sama, yakni: Dan (ingatlah) pada hari (ketika) langit pecah mengeluarkan kabut putih dan para malaikat diturunkan (secara) bergelombang. (al-Furqan/25: 25).

Tafsir Quraish Shihab: Maka, apabila bintang-gemintang menghancurkan dirinya sendiri; apabila langit terbelah; apabila gunung-gunung hancur lebur diterpa angin; dan apabila para rasul telah ditentukan waktunya untuk datang sebagai saksi bagi seluruh umat.

Surah Al-Mursalat Ayat 10
وَإِذَا ٱلۡجِبَالُ نُسِفَتۡ

Terjemahan: “dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu,

Tafsir Jalalain: وَإِذَا ٱلۡجِبَالُ نُسِفَتۡ (Dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan) diletuskan hingga menjadi debu yang beterbangan.

Tafsir Ibnu Katsir: وَإِذَا ٱلۡجِبَالُ نُسِفَتۡ (“Dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu.”) yakni, dibawa menghilang sehingga tidak sedikitpun yang tersisa dan tidak pula ada bekasnya.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menyebutkan bahwa gunung-gunung dihancurkan menjadi debu. Dalam ayat lain disebutkan kedatangan hari Kiamat menyebabkan gunung-gunung beterbangan bagaikan kapas atau bulu yang diterbangkan angin atau dihancurkan sehancur-hancurnya. Firman Allah: Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang gunung-gunung, maka katakanlah, “Tuhanku akan menghancurkannya (pada hari Kiamat) sehancur-hancurnya.” (thaha/20: 105).

Baca Juga:  Keutamaan Membaca Al Quran, Dan Pahala Membacanya

Tafsir Quraish Shihab: Maka, apabila bintang-gemintang menghancurkan dirinya sendiri; apabila langit terbelah; apabila gunung-gunung hancur lebur diterpa angin; dan apabila para rasul telah ditentukan waktunya untuk datang sebagai saksi bagi seluruh umat.

Surah Al-Mursalat Ayat 11
وَإِذَا ٱلرُّسُلُ أُقِّتَتۡ

Terjemahan: “dan apabila rasul-rasul telah ditetapkan waktu (mereka).

Tafsir Jalalain: وَإِذَا ٱلرُّسُلُ أُقِّتَتۡ (Dan apabila rasul-rasul telah dikumpulkan di dalam suatu waktu) memakai Wau dan Hamzah sebagai Badal daripadanya yaitu, pada satu ketika rasul-rasul akan dikumpulkan.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَإِذَا ٱلرُّسُلُ أُقِّتَتۡ (“Dan apabila Rasul-Rasul telah ditetapkan waktu.”) al-‘Aufi meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas: “Yaitu dikumpulkan.”

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini ditegaskan bahwa dengan kedatangan hari Kiamat, para nabi dan rasul dikumpulkan bersama-sama umat masing-masing. Tujuannya agar nabi dan rasul itu diberi kesempatan untuk mempertanggungjawabkan misi kenabian dan kerasulan mereka di hadapan Allah serta umatnya sebagai saksi. Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka. (an-Nisa’/4: 41).

Tafsir Quraish Shihab: Maka, apabila bintang-gemintang menghancurkan dirinya sendiri; apabila langit terbelah; apabila gunung-gunung hancur lebur diterpa angin; dan apabila para rasul telah ditentukan waktunya untuk datang sebagai saksi bagi seluruh umat..

Surah Al-Mursalat Ayat 12
لِأَىِّ يَوۡمٍ أُجِّلَتۡ

Terjemahan: “(Niscaya dikatakan kepada mereka:) “Sampai hari apakah ditangguhkan (mengazab orang-orang kafir itu)?”

Tafsir Jalalain: لِأَىِّ يَوۡمٍ (Sampai hari kapankah) yakni hari yang besar أُجِّلَتۡ (ditangguhkan) persaksian terhadap umat-umat mereka tentang penyampaian mereka?.

Tafsir Ibnu Katsir: لِأَىِّ يَوۡمٍ (Niscaya dikatakan kepada mereka:) “Sampai hari apakah ditangguhkan أُجِّلَتۡ (mengazab orang-orang kafir itu)?”

Tafsir Kemenag: Ayat ini menegaskan bahwa sampai kapankah urusan umat dengan rasul mereka ditangguhkan, sehingga yang kafir harus diazab atau mendapatkan kehinaan, dan sebaliknya yang beriman memperoleh kenikmatan dan pemeliharaan dari Allah? Ayat ini merupakan ancaman betapa hebatnya masalah-masalah yang dihadapi umat di hari itu, dan betapa beratnya tanggung jawab manusia di hadapan Allah kelak.

Tafsir Quraish Shihab: Sampai kapankah segala peristiwa besar ini ditangguhkan? Sampai datangnya hari keputusan bagi semua makhluk. Tahukan kamu mengenai hal ihwal hari keputusan? Pada hari itu, kebinasaan akan menimpa orang-orang yang mendustakan apa yang telah dijanjikan para rasul.

Surah Al-Mursalat Ayat 13
لِيَوۡمِ ٱلۡفَصۡلِ

Terjemahan: “Sampai hari keputusan.

Tafsir Jalalain: لِيَوۡمِ ٱلۡفَصۡلِ (Sampai hari keputusan) di antara semua makhluk; dari pengertian ayat inilah diambil kesimpulan bagi Jawab lafal Idzaa yakni, terjadilah keputusan di antara semua makhluk.

Tafsir Ibnu Katsir: لِيَوۡمِ ٱلۡفَصۡلِ (“Sampai hari keputusan.

Tafsir Kemenag: Kemudian Allah menerangkan bahwa pada hari yang dijanjikan itu Dia menyelesaikan segala perkara yang terjadi di antara sesama makhluk. Pada hari itulah tegaknya Mahkamah Ilahi yang mengadili segala perkara dengan seadil-adilnya. Itulah hari yang disebut Yaumul-Fasl (hari pemisah).

Tafsir Quraish Shihab: Sampai kapankah segala peristiwa besar ini ditangguhkan? Sampai datangnya hari keputusan bagi semua makhluk. Tahukan kamu mengenai hal ihwal hari keputusan? Pada hari itu, kebinasaan akan menimpa orang-orang yang mendustakan apa yang telah dijanjikan para rasul.

Surah Al-Mursalat Ayat 14
وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا يَوۡمُ ٱلۡفَصۡلِ

Terjemahan: “Dan tahukah kamu apakah hari keputusan itu?

Tafsir Jalalain: وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا يَوۡمُ ٱلۡفَصۡلِ (Dan tahukah kamu apakah hari keputusan itu?) ayat ini menggambarkan tentang kengerian yang terdapat di dalam hari tersebut.

Tafsir Ibnu Katsir: وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا يَوۡمُ ٱلۡفَصۡلِ ( “Dan tahukah kamu apakah hari keputusan itu?

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah menunjukkan betapa dahsyatnya hari itu dalam bentuk pertanyaan kepada Nabi Muhammad, “Tahukah engkau apakah hari pemisah itu?” Apakah hari saat umat dan rasul mereka masing-masing dikumpulkan?.

Tafsir Quraish Shihab: Sampai kapankah segala peristiwa besar ini ditangguhkan? Sampai datangnya hari keputusan bagi semua makhluk. Tahukan kamu mengenai hal ihwal hari keputusan? Pada hari itu, kebinasaan akan menimpa orang-orang yang mendustakan apa yang telah dijanjikan para rasul.

Surah Al-Mursalat Ayat 15
وَيۡلٌ يَوۡمَئِذٍ لِّلۡمُكَذِّبِينَ

Terjemahan: “Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

Tafsir Jalalain: وَيۡلٌ يَوۡمَئِذٍ لِّلۡمُكَذِّبِينَ (Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan) ayat ini mengandung makna ancaman bagi mereka yang tidak mempercayainya.

Tafsir Ibnu Katsir: وَيۡلٌ يَوۡمَئِذٍ لِّلۡمُكَذِّبِينَ (Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

Tafsir Kemenag: Kemudian Allah sendiri menjelaskan jawaban dari pertanyaan yang disebutkan dalam ayat di atas. Pada hari itu azab dan kehinaan menimpa orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasul serta kitab suci yang diturunkan-Nya.

Azab akan dijatuhkan kepada manusia yang suka mendustakan apa yang telah disampaikan dan diceritakan para rasul. Semua orang kafir masih ragu terhadap semua yang ditegaskan Allah. Akan tetapi, Allah tidak akan menyalahi janji-Nya.

Ayat lain menegaskan: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa. (Ibrahim/14:: 48).

Tafsir Quraish Shihab: Sampai kapankah segala peristiwa besar ini ditangguhkan? Sampai datangnya hari keputusan bagi semua makhluk. Tahukan kamu mengenai hal ihwal hari keputusan? Pada hari itu, kebinasaan akan menimpa orang-orang yang mendustakan apa yang telah dijanjikan para rasul.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Mursalat Ayat 1-15 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S