Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Mutaffifin Ayat 18-28 ini, dijelaskan Allah membantah tuduhan orang-orang durhaka yang mengingkari hari kebangkitan dan kebenaran Al-Qur’an. Sekali-kali tidak demikian. Sesungguhnya kitab orang-orang yang berbakti disimpan dalam suatu tempat yang tinggi yang diberi nama ‘Illiyyun, yang disaksikan oleh malaikat-malaikat muqarrabin.
Kemudian dijelaskan bahwa orang-orang yang berbakti itu diberi minum dari khamar murni yang bersih dari campuran dan tidak memabukkan. Khamar itu disimpan di tempat yang tersegel sehingga terpelihara dari pencemaran.
Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Mutaffifin Ayat 18-28
Surah Al-Mutaffifin Ayat 18
كَلَّآ إِنَّ كِتَٰبَ ٱلۡأَبۡرَارِ لَفِى عِلِّيِّينَ
Terjemahan: “Sekali-kali tidak, sesungguhnya kitab orang-orang yang berbakti itu (tersimpan) dalam ‘Illiyyin.
Tafsir Jalalain: كَلَّآ (Sekali-kali tidak) artinya benarlah إِنَّ كِتَٰبَ ٱلۡأَبۡرَارِ (sesungguhnya kitab orang-orang berbakti itu) yaitu kitab catatan amal perbuatan orang-orang mukmin yang imannya benar-benar ikhlas لَفِى عِلِّيِّينَ (berada dalam ‘Illiyyiin)
menurut suatu pendapat ‘Illiyyiin adalah nama kitab yang mencatat semua amal kebaikan para malaikat dan orang-orang yang beriman dari kalangan manusia dan jin. Menurut pendapat lain ‘Illiyyiin adalah nama sebuah tempat yang terletak di langit yang ketujuh, di bawah Arasy.
Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman dengan sesungguhnya, bahwa kitab orang-orang yang berbuat baik yang mereka merupakan lawan bagi orang-orang jahat, berada di dalam ‘illiiyyin. Dengan pengertian bahwa tempat kembali mereka adalah ‘illiyyiin, yaitu lawan dari sijjin. ‘Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas mengenai firman-Nya:
كَلَّآ إِنَّ كِتَٰبَ ٱلۡأَبۡرَارِ لَفِى عِلِّيِّينَ (“Sekali-sekali tidak, sesungguhnya kitab orang-orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar [surga].”) yaitu surga. Dan dalam riwayat al-‘Aufi, juga dari Ibnu ‘Abbas, yakni amal perbuatan mereka tercatat di langit di sisi Allah. Demikian pula yang dikemukakan oleh adl-Dlahhak. Yang jelas bahwa kawa ‘illiyyiin itu termabil dari kata al-‘uluww, dimana setiap kali sesuatu itu naik dan meninggi maka akan semakin besar dan luas.
Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah membantah tuduhan orang-orang durhaka yang mengingkari hari kebangkitan dan kebenaran Al-Qur’an. Sekali-kali tidak demikian. Sesungguhnya kitab orang-orang yang berbakti disimpan dalam suatu tempat yang tinggi yang diberi nama ‘Illiyyun, yang disaksikan oleh malaikat-malaikat muqarrabin (yang dekat dengan Allah).
Tafsir Quraish Shihab: Sungguh, catatan perbuatan golongan manusia yang berbakti berada dalam ‘Illiyyûn.
Surah Al-Mutaffifin Ayat 19
وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا عِلِّيُّونَ
Terjemahan: “Tahukah kamu apakah ‘Illiyyin itu?
Tafsir Jalalain: وَمَآ أَدۡرَىٰكَ (Tahukah kamu) atau apakah kamu mengetahui مَا عِلِّيُّونَ (apakah ‘Illiyyiin itu?) apakah kitab ‘Illiyyiin itu?.
Tafsir Ibnu Katsir: Oleh karena itu, Allah berfirman seraya mengagungkan masalahnya dan membesarkan keadaannya: وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا عِلِّيُّونَ (“Tahukah kamu apakah ‘illiyyin itu?”)
Tafsir Kemenag: Untuk memperlihatkan keagungan ‘Illiyyun itu, Allah mengemukakan pertanyaan, “Tahukah kamu apakah ‘Illiyyun itu?” Allah lalu menjelaskannya langsung, “Yaitu kitab yang tertulis dan disaksikan oleh para malaikat yang didekatkan kepada Allah.”.
Tafsir Quraish Shihab: Tahukah kamu apakah ‘Illiyyûn itu?
Surah Al-Mutaffifin Ayat 20
كِتَٰبٌ مَّرۡقُومٌ
Terjemahan: “(Yaitu) kitab yang bertulis,
Tafsir Jalalain: Yaitu كِتَٰبٌ مَّرۡقُوم (kitab yang bertulis) kitab yang ada catatannya.
Tafsir Ibnu Katsir: Selanjutnya Dia berfirman seraya menegaskan mengenai apa yang telah dituliskan bagi mereka: كِتَٰبٌ مَّرۡقُوم (“[yaitu] kitab yang bertulis, yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan [kepada Allah].”) yaitu para malaikat. Demikian yang dikemukakan oleh Qatadah. Sedangkan al-‘Aufi meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas: “Dari setiap langit disaksikan oleh setiap yang mendekatkan diri.”
Tafsir Kemenag: Untuk memperlihatkan keagungan ‘Illiyyun itu, Allah mengemukakan pertanyaan, “Tahukah kamu apakah ‘Illiyyun itu?” Allah lalu menjelaskannya langsung, “Yaitu kitab yang tertulis dan disaksikan oleh para malaikat yang didekatkan kepada Allah.”.
Tafsir Quraish Shihab: Illiyyûn adalah kitab yang tertulis dengan tulisan yang sangat jelas, yang disaksikan dan dijaga oleh malaikat-malaikat yang dekat.
Surah Al-Mutaffifin Ayat 21
يَشۡهَدُهُ ٱلۡمُقَرَّبُونَ
Terjemahan: “yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah).
Tafsir Jalalain: يَشۡهَدُهُ ٱلۡمُقَرَّبُونَ (Yang disaksikan oleh yang didekatkan) yakni malaikat-malaikat yang didekatkan.
Tafsir Ibnu Katsir: yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah).
Tafsir kemenag: Untuk memperlihatkan keagungan ‘Illiyyun itu, Allah mengemukakan pertanyaan, “Tahukah kamu apakah ‘Illiyyun itu?” Allah lalu menjelaskannya langsung, “Yaitu kitab yang tertulis dan disaksikan oleh para malaikat yang didekatkan kepada Allah.”.
Tafsir Quraish Shihab: ‘Illiyyûn adalah kitab yang tertulis dengan tulisan yang sangat jelas, yang disaksikan dan dijaga oleh malaikat-malaikat yang dekat.
Surah Al-Mutaffifin Ayat 22
إِنَّ ٱلۡأَبۡرَارَ لَفِى نَعِيمٍ
Terjemahan: “Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga),
Tafsir Jalalain: إِنَّ ٱلۡأَبۡرَارَ لَفِى نَعِيمٍ (Sesungguhnya orang-orang yang berbakti itu berada dalam kenikmatan yang berlimpah) yakni surga.
Tafsir Ibnu Katsir: yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah).
Tafsir Kemenag: Setelah menerangkan kitab orang-orang yang berbakti yang diberi nama ‘Illiyyun, lalu Allah menerangkan keadaan orang yang berbakti (al-abrar) itu secara terperinci. Sesungguhnya mereka yang membenarkan apa-apa yang dibawa oleh Muhammad saw itu, benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar, yaitu surga.
Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya orang-orang yang berbakti akan berada dalam kehidupan penuh kesenangan di surga. Dari atas dipan, mereka memandangi kenikmatan dan kemurahan yang diberikan Allah.
Surah Al-Mutaffifin Ayat 23
عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ
Terjemahan:””mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.
Tafsir Jalalain: عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ (Di atas dipan-dipan) atau di atas ranjang-ranjang yang berkelambu يَنظُرُونَ (mereka memandang) kenikmatan-kenikmatan yang diberikan kepada mereka.
Tafsir Ibnu Katsir: Dan ada pula yang berpendapat, makna firman-Nya: عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ (“Mereka duduk di atas dipan-dipan sambil memandang.”) yakni memandang kepada Allah.
Tafsir Kemenag: Mereka duduk di atas dipan-dipan sambil memandang berbagai macam kenikmatan surga seperti bidadari, anak-anak mereka yang mati sebelum balig yang disediakan dalam surga untuk berkhidmat kepada orang tuanya, aneka macam makanan dan minuman, dan sebagainya.
Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya orang-orang yang berbakti akan berada dalam kehidupan penuh kesenangan di surga. Dari atas dipan, mereka memandangi kenikmatan dan kemurahan yang diberikan Allah.
Surah Al-Mutaffifin Ayat 24
تَعۡرِفُ فِى وُجُوهِهِمۡ نَضۡرَةَ ٱلنَّعِيمِ
Terjemahan: “Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan.
Tafsir Jalalain: تَعۡرِفُ فِى وُجُوهِهِمۡ نَضۡرَةَ ٱلنَّعِيمِ (Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan) yakni wajah-wajah yang cerah penuh dengan kenikmatan hidup.
Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: تَعۡرِفُ فِى وُجُوهِهِمۡ نَضۡرَةَ ٱلنَّعِيمِ (“Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan.”) maksudnya jika kamu melihat wajah mereka, niscaya kamu akan menyaksikan kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan, yaitu sifat-sifat kemewahan, kemuliaan, kebahagiaan, kehormatan, dan kepemimpinan, yang padanya mereka benar-benar berada dalam kenikmatan yang sangat luar biasa agungnya.
Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini dijelaskan bahwa tanda-tanda kebahagiaan itu tampak pada wajah-wajah mereka. Orang yang melihatnya dapat merasakan kesenangan hidup mereka yang penuh dengan kenikmatan seperti tercantum dalam firman Allah: Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri, tertawa dan gembira ria. (‘Abasa/80: 38-39) .
Tafsir Quraish Shihab: Dari wajah mereka, kamu dapat mengetahui kesenangan hidup yang penuh kenikmatan.
Surah Al-Mutaffifin Ayat 25
يُسۡقَوۡنَ مِن رَّحِيقٍ مَّخۡتُومٍ
Terjemahan: “Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya),
Tafsir Jalalain: يُسۡقَوۡنَ مِن رَّحِيقٍ (Mereka diberi minum dari khamar murni) atau khamar yang bersih dari kotoran مَّخۡتُومٍ (yang dilak) tempat-tempatnya dan tidak pernah dibuka selain oleh mereka.
Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: يُسۡقَوۡنَ مِن رَّحِيقٍ مَّخۡتُومٍ (“mereka minum dari khamr murni yang dilak.”) yakni mereka diberi minum dari khamr surga.
Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang yang berbakti itu diberi minum dari khamar murni yang bersih dari campuran dan tidak memabukkan. Khamar itu disimpan di tempat yang tersegel sehingga terpelihara dari pencemaran.
Tafsir Quraish Shihab: Kepada mereka disuguhkan minuman murni yang tersimpan. Semakin lama disimpan, minuman itu semakin bertambah lezat aromanya. Hendaknya manusia saling berlomba untuk mendapatkan kesenangan seperti itu.
Surah Al-Mutaffifin Ayat 26
خِتَٰمُهُۥ مِسۡكٌ وَفِى ذَٰلِكَ فَلۡيَتَنَافَسِ ٱلۡمُتَنَٰفِسُونَ
Terjemahan: “laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.
Tafsir Jalalain: خِتَٰمُهُۥ مِسۡكٌ (Laknya adalah kesturi) setelah diminum keluar daripadanya bau minyak kesturi وَفِى ذَٰلِكَ فَلۡيَتَنَافَسِ ٱلۡمُتَنَٰفِسُونَ (dan untuk meraih yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba) artinya hendaklah mereka menginginkannya dengan cara bersegera taat kepada Allah swt.
Tafsir Ibnu Katsir: Dan mengenai firman-Nya: خِتَٰمُهُۥ مِسۡكٌ (“Laknya adalah kasturi.”) Ibnu Mas’ud mengatakan: “Yakni dicampuri dengan minyak kasturi.” Sedangkan al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas:
“Allah telah membuat baik minuman khamr itu bagi mereka bagi mereka, yang ia merupakan sesuatu yang paling akhir dipersembahkan yang ditutup lagi dengan minyak kasturi juga.” Adapun Ibrahim dan al-Hasan mengemukakan: خِتَٰمُهُۥ مِسۡكٌ maksudnya adalah kesudahannya adalah minyak kasturi.”
Firman Allah: وَفِى ذَٰلِكَ فَلۡيَتَنَافَسِ ٱلۡمُتَنَٰفِسُونَ (“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.”) maksudnya, dalam kondisi seperti itu, hendaknya orang-orang saling membanggakan diri, bermewah-mewah dan memperbanyak, serta berlomba-lomba untuk meraih apa yang telah diperoleh orang-orang terdahulu.
Tafsir Kemenag: Segelnya adalah kasturi dan untuk mencapai kenikmatan yang demikian itu, hendaklah orang berlomba-lomba dalam rangka melaksanakan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah. Barang siapa yang giat beribadah kepada-Nya, maka akan cepat pula melintasi jembatan as-sirathal-mustaqim yang berada di atas api neraka.
Tafsir Quraish Shihab: Kepada mereka disuguhkan minuman murni yang tersimpan. Semakin lama disimpan, minuman itu semakin bertambah lezat aromanya. Hendaknya manusia saling berlomba untuk mendapatkan kesenangan seperti itu.
Surah Al-Mutaffifin Ayat 27
وَمِزَاجُهُۥ مِن تَسۡنِيمٍ
Terjemahan: “Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim,
Tafsir Jalalain: وَمِزَاجُهُۥ (Dan campuran khamar murni itu) yaitu barang yang dicampurkan ke dalamnya مِن تَسۡنِيمٍ (adalah tasnim) makna tasnim ditafsirkan atau dijelaskan oleh firman berikutnya:.
Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَمِزَاجُهُۥ مِن تَسۡنِيمٍ (“Dan campuran khamr murni itu adalah dari tasnim.”) maksudnya campuran minuman ar-rahiq ini adalah apa yang disebut tasnim, yaitu salah satu minuman yang diberi nama tasnim, yang ia merupakan minuman yang paling mulia lagi paling tinggi bagi para penghuni surga.
Tafsir Kemenag: Dalam dua ayat ini dijelaskan bahwa campuran khamar murni itu ialah dari tasnim yang datang dari daerah yang tinggi. Tasnim adalah mata air yang menjadi sumber air minum orang-orang yang didekatkan kepada Allah.
Tafsir Quraish Shihab: Campuran khamar murni itu bersal dari air tasnîm di dalam surga, sebuah sumber air yang hanya boleh diminum oleh penghuni surga yang didekatkan kepada Allah.
Surah Al-Mutaffifin Ayat 28
عَيۡنًا يَشۡرَبُ بِهَا ٱلۡمُقَرَّبُونَ
Terjemahan: “(yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.
Tafsir Jalalain: عَيۡنًا (Yaitu mata air) dinashabkan oleh lafal Amdaha yang tidak disebutkan يَشۡرَبُ بِهَا ٱلۡمُقَرَّبُونَ (yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah) atau makna lafal Yasyrabu ini mengandung pengertian Yaltadzdzu; artinya yang minum dengan lezatnya adalah orang-orang yang didekatkan kepada Allah dari mata air itu.
Tafsir Ibnu Katsir: Demikian yang dikatakan oleh Abu Shalih dan adl-Dlahhak. Oleh karena itu Dia berfirman: عَيۡنًا يَشۡرَبُ بِهَا ٱلۡمُقَرَّبُونَ (“[yaitu] mata air yang minum dari padanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.”) yaitu minuman yang diminum oleh orang-orang yang didekatkan kepada Allah secara murni [tanpa campuran], dan diminum oleh ash-haabul yamiin (orang-orang yang menerima catatan amal dengan tangan kanan) dengan dicampur minuman lain. Demikianlah yang dikemukakan oleh Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Masruq, Qatadah dan lain-lain.
Tafsir Kemenag: Tasnim adalah mata air surga yang berada di ketinggian dan berkualitas tinggi pula. Itulah mata air yang diminum oleh mereka yang dekat kepada Allah karena sungguh-sungguh beriman dan beramal saleh. Inilah salah satu penghargaan tertinggi yang Allah berikan kepada mereka.
29. Berbeda dari orang-orang berbakti yang selalu beriman dan beramal saleh, sesungguhnya orang-orang yang berdosa dan kafir adalah mereka yang dahulu menertawakan orang-orang yang beriman, terutama yang fakir dan miskin. Mereka beranggapan bahwa agama yang benar adalah yang banyak diikuti oleh kaum bangsawan dan kaya.
Tafsir Quraish Shihab: Campuran khamar murni itu bersal dari air tasnîm di dalam surga, sebuah sumber air yang hanya boleh diminum oleh penghuni surga yang didekatkan kepada Allah.
Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Mutaffifin Ayat 18-28 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 663-664 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 662 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 661 – Kitab Adzan - 30/08/2020