Surah Al-Qashash Ayat 36-37; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Qashash Ayat 36-37

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Qashash Ayat 36-37 ini, menerangkan bahwa Musa lalu datang kepada Fir’aun dan kaumnya untuk menyeru mereka kepada agama tauhid dengan memberikan bukti-bukti yang nyata dan keterangan yang kuat dan jelas.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Musa mengatakan kepada mereka bahwa Tuhannya yang lebih mengetahui siapa sebenarnya yang membawa petunjuk dari Allah dan siapa sebenarnya yang beruntung yang akan mendapat kebahagiaan di akhirat.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Qashash Ayat 36-37

Surah Al-Qashash Ayat 36
فَلَمَّا جَاءَهُم مُّوسَى بِآيَاتِنَا بَيِّنَاتٍ قَالُوا مَا هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُّفْتَرًى وَمَا سَمِعْنَا بِهَذَا فِي آبَائِنَا الْأَوَّلِينَ

Terjemahan: Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan (membawa) mukjizat-mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat dan kami belum pernah mendengar (seruan yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu”.

Tafsir Jalalain: فَلَمَّا جَاءَهُم مُّوسَى بِآيَاتِنَا بَيِّنَاتٍ (Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami yang nyata) yakni nyata keadaannya قَالُوا مَا هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُّفْتَرًى (mereka berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat) yakni sulapan ilmu sihir saja وَمَا سَمِعْنَا بِهَذَا (dan kami belum pernah mendengar Seruan ini) yang telah ada فِي (di) masa-masa آبَائِنَا الْأَوَّلِينَ (nenek moyang kami dahulu”).

Tafsir Ibnu Katsir: مَا هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُّفْتَرًى (“Ini tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat.”) yaitu dibuat-buat dan diciptakan. Mereka ingin membantahnya dengan tipu daya dan pengaruh.

Firman-Nya: وَمَا سَمِعْنَا بِهَذَا فِي آبَائِنَا الْأَوَّلِينَ (“Dan kami belum pernah mendengar ini pada nenek moyang kami dahulu.”) yang mereka maksudkan adalah beribadah kepada Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Mereka mengatakan: “Kami belum pernah melihat seorangpun di antara nenek moyang kami menganut agama ini dan kami pun tidak pernah melihat manusia melainkan mereka menyekutukan ilah lain bersama Allah.

Baca Juga:  Surah Al-Qashash Ayat 10-13 ; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Musa lalu datang kepada Fir’aun dan kaumnya untuk menyeru mereka kepada agama tauhid dengan memberikan bukti-bukti yang nyata dan keterangan yang kuat dan jelas. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi mereka menolak kebenaran yang dikemukakannya. Akan tetapi, serta merta mereka menolak apa yang diucapkan oleh Musa.

Ketika mereka telah terpojok dan tidak dapat lagi membantah kebenaran yang dibawanya, mereka lalu menuduh semua itu hanya sihir belaka dan mereka tidak pernah mendengar apa yang diucapkan Musa dari nenek moyang mereka.

Demikianlah sikap orang-orang kafir terhadap rasul-rasul yang menyeru kepada agama yang benar seperti tersebut dalam firman-Nya: Demikianlah setiap kali seorang rasul yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, mereka (kaumnya) pasti mengatakan, “Dia itu pesihir atau orang gila.” (adz-dzariyat/51: 52).

Tafsir Quraish Shihab: Ketika Mûsâ menghadapi mereka dengan dakwah yang diperkuat dengan mukjizat yang jelas, mereka mengingkari apa yang mereka saksikan seraya berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang kamu akui dari Allah. Kami belum pernah mendengar apa yang kamu akui ini dari nenek moyang kami dahulu.”

Surah Al-Qashash Ayat 37
وَقَالَ مُوسَى رَبِّي أَعْلَمُ بِمَن جَاءَ بِالْهُدَى مِنْ عِندِهِ وَمَن تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدَّارِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ

Terjemahan: Musa menjawab: “Tuhanku lebih mengetahui orang yang (patut) membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan (yang baik) di negeri akhirat. Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan orang-orang yang zalim”.

Tafsir Jalalain: وَقَالَ (Berkatalah) dapat dibaca waqala dan Qala tanpa memakai Wawu مُوسَى رَبِّي أَعْلَمُ (Musa, “Rabbku lebih mengetahui) بِمَن جَاءَ بِالْهُدَى مِنْ عِندِهِ (orang yang patut membawa petunjuk dari sisi-Nya) Dhamir yang ada pada lafal ‘Indahu kembali kepada Ar Rabb وَمَن (dan siapa) di’athafkan kepada lafal Man sebelumnya تَكُونُ (yang akan ada) dapat dibaca Takunu dan Yakunu لَهُ عَاقِبَةُ الدَّارِ (baginya kesudahan yang baik di negeri akhirat) yakni akibat yang terpuji di akhirat; maksudnya dia adalah aku sendiri, keduanya adalah aku sendiri yang berhak menyandangnya dan aku orang yang benar di dalam menyampaikan apa yang diturunkan kepadaku.

Baca Juga:  Surah An-Nur Ayat 39-40; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ (Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan orang-orang yang zalim”) yakni orang-orang yang kafir.

Tafsir Ibnu Katsir: Maka Musa as. menjawab komentar mereka dengan berkata: رَبِّي أَعْلَمُ بِمَن جَاءَ بِالْهُدَى مِنْ عِندِهِ (“Rabbku lebih mengetahui orang yang patut membawa petunjuk dari sisi-Nya.”) yaitu di antaraku dan di antara kalian, dan Dia akan memutuskan perkara di antara aku dan kalian. Untuk itu Dia berkata,

وَمَن تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدَّارِ (“Dan siapa yang akan mendapatkan kesudahan baik di negeri akhirat.”) yaitu berupa pertolongan, kemenangan dan dukungan. إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ (“Sesungguhnya tidaklah mendapat kemenangan orang-orang yang dhalim”) yaitu orang-orang yang menyekutukan Allah.

Tafsir Kemenag: Tuduhan Fir’aun dan kaumnya bahwa bukti-bukti yang dikemukakan Musa hanya sihir belaka dijawabnya dengan tenang dan tidak keluar dari adab dan sopan santun berdebat, tanpa menuduh lawannya bahwa mereka telah sesat.

Musa mengatakan kepada mereka bahwa Tuhannya yang lebih mengetahui siapa sebenarnya yang membawa petunjuk dari Allah dan siapa sebenarnya yang beruntung yang akan mendapat kebahagiaan di akhirat. Di balik itu, dalam hatinya ia yakin sepenuhnya dialah yang benar, dialah orang yang beruntung dan siapa yang menentang kebenaran yang dibawanya pasti akan merugi dan menyesal. Jawaban ini sama dengan jawaban yang diberikan oleh Nabi Muhammad kepada kaum musyrikin yang menentangnya, seperti tersebut dalam firman Allah:

Baca Juga:  Surah Yasin Ayat 48-50; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah, “Allah,” dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (Saba’/34: 24)

Walaupun demikian, Musa tetap menegaskan bahwa orang zalim tidak akan memperoleh kemenangan. Ini adalah sebagai isyarat kepada Fir’aun dan kaumnya bahwa mereka tidak akan menang. Mereka pasti akan kalah dan hancur karena mereka adalah orang-orang yang sombong dan aniaya.

Tafsir Quraish Shihab: Mûsâ berkata, sebagai jawaban bagi Fir’aun dan kaumnya, “Tuhanku mengetahui bahwa aku telah datang dengan membawa bukti-bukti yang menunjukkan kepada kebenaran dan petunjuk yang datang dari sisi-Nya ini. Maka, Dia adalah saksi bagiku apabila kalian mendustakannya. Dan Dia juga mengetahui bahwa kesudahan yang baik adalah diperuntukkan bagi kami dan pengikut kebenaran. Sesungguhnya orang-orang kafir tidak akan mendapatkan kebaikan.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Qashash Ayat 36-37 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S