Surah An-Nahl Ayat 126-128; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Nahl Ayat 126-128

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Nahl Ayat 126-128 ini, menjelaskan Dan bila kalian (wahai kaum mukmimin) hendak membalas terhadap orang-orang yang bertindak zhalim kepada kalian, maka janganlah membalas melebihi apa yang mereka perbuat terhadapt kalian. Dan bila kalian mau bersabar itu benar-benar lebih baik bagi kalian di dunia dengan mendapat kemenangan, dan di akhirat dengan mendapat pahala besar.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sesungguhnya Allah dengan taufik, pertolongan, dan pembelaanNya , bersama orang-orang yang takut kepadaNya dengan melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi apa-apa yang Dia larang, dan juga bersama orang-orang yang berbuat baik dalam menunaikan apa-apa yang Dia fardhukan dan melaksanakan hak-hakNYa, dan senantiasa taat kepadaNYa.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nahl Ayat 126-128

Surah An-Nahl Ayat 126
وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُم بِهِ وَلَئِن صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصَّابِرِينَ

Terjemahan: Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.

Tafsir Jalalain: وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُم بِهِ وَلَئِن صَبَرْتُ (Dan jika kalian memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepada kalian. Akan tetapi jika kalian bersabar) tidak mau membalas.

لَهُوَ (sesungguhnya itulah) bersikap sabar itulah خَيْرٌ لِّلصَّابِرِينَ (yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar) kemudian Nabi saw. membatalkan sumpahnya itu, dan membayar kafaratnya. Demikianlah menurut hadis yang telah diriwayatkan oleh Imam Bazzar.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala memerintahkan untuk berlaku adil dalam pemberlakuan hukuman qishash dan penyepadanan dalam pemenuhan hak, sebagaimana yang dikatakan ‘Abdurrazzaq dari Ibnu Sirin, di mana dia berkata mengenai firman Allah Ta’ala:

فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُم بِهِ (Maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepada kalian) Artinya, jika salah seorang di antara kalian mengambil sesuatu, maka ambillah dengan kadar yang sama.

Demikian yang dikemukakan oleh Mujahid, Ibrahim, al-Hasan al-Bashri, dan selain mereka, serta menjadi pilihan Ibnu Jarir. Ibnu Zaid mengatakan: “Mereka diperintahkan untuk memberi maaf kepada kaum musyrikin.” Setelah pemberian maaf itu, banyak orang-orang kuat yang masuk Islam.

Baca Juga:  Surah As-Saffat Ayat 139-148; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Berdasarkan riwayat Abu Hurairah bahwa sesungguhnya Nabi saw berdiri di hadapan Hamzah ketika terbunuh sebagai syahid dalam Perang Uhud. Tidak ada pemandangan yang paling menyakitkan hati Nabi daripada melihat jenazah Hamzah yang dicincang (mutilasi). Lalu Nabi bersabda, “Semoga Allah mencurahkan rahmat kepadamu.

Sesungguhnya engkau?sepengetahuanku?adalah orang yang senang silaturrahim dan banyak berbuat kebaikan. Kalau bukan karena kesedihan berpisah denganmu, sungguh aku lebih senang bersamamu sampai di Padang Mahsyar bersama para arwah. Demi Allah, aku akan membalas dengan balasan yang setimpal tujuh puluh orang dari mereka sebagai penggantimu.”

Maka Jibril turun dengan membawa ayat-ayat di akhir Surah an-Nahl, “Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.” Pada saat itu Rasulullah berdiri di hadapan jenazah Hamzah.

Surah An-Nahl Ayat 127
وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُونَ

Terjemahan: Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.

Tafsir Jalalain: وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ (Bersabarlah dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah) berkat taufiq-Nya وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ (dan janganlah kamu bersedih hati terhadap kekafiran mereka) terhadap kekafiran orang-orang kafir, jika mereka tidak juga mau beriman, karena kamu menginginkan dengan sangat akan keimanan mereka,

وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُونَ (dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu-dayakan) artinya janganlah engkau hiraukan tipu muslihat mereka, karena sesungguhnya Akulah yang akan menolongmu dalam menghadapi mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ (Dan bersabarlah [hai Muhammad] dan tidaklah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah) sebagai tekanan dalam perintah untuk bersabar dan sebagai pemberitahuan bahwa (siapa pun) tidak akan mencapainya kecuali hanya dengan kehendak Allah dan pertolongan-Nya serta kekuatan-Nya.

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 93-96; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Kemudian Allah Ta’ala berfirman: وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ (Dan janganlah kamu bersedih Kati terhadap [kekafiran] mereka) maksudnya atas orang-orang yang menyalahimu, sesungguhnya Allah telah menentukan untuk itu; وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ (Dan janganlah kamu bersempit dada) maksudnya gundah-gulana,

مِّمَّا يَمْكُرُونَ (Terhadap apa yang mereka tipu dayakan) maksudnya dari kesungguhan mereka dalam memusuhimu dan menyebabkan keburukan terhadapmu, Allah Ta’ala sebagai Pemeliharamu dan Penolongmu, juga yang memberikan kekuatan kepadamu dengan memenangkan atas mereka.

Tafsir Kemenag: Allah mempertegas lagi perintah-Nya kepada Rasul agar bersifat sabar dan tabah dalam menghadapi gangguan orang kafir Quraisy dan hambatan mereka terhadap dakwahnya. Namun Allah menyatakan kepada Nabi bahwa kesabaran itu terwujud dalam batin disebabkan Allah memberikan pertolongan dan taufik kepadanya.

Kesabaran merupakan daya perlawanan terhadap gejala emosi manusia dan perlawanan terhadap nafsu yang bergejolak. Itulah hidayah Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang dikehendaki.

Pernyataan Allah ini membesarkan hati Nabi saw, kesulitan-kesulitan menjadi terasa ringan berkat anugerah Allah. Rasul saw tidak perlu merasa risau, cemas dan bersedih hati terhadap sikap lawannya yang menjauh dari seruannya, atau sikap permusuhan mereka yang mendustakan dan mengingkari wahyu yang diturunkan kepada-Nya.

Apalagi jika Rasul saw merasa kecil hati dan putus asa terhadap keingkaran yang mereka lakukan, seperti beliau dituduh penyihir, dukun, penyair dan sebagainya, hal demikian lebih tidak dibenarkan oleh Allah. Sebenarnya segala tuduhan itu bermaksud menghalangi orang lain untuk beriman kepada Rasul saw.

Surah An-Nahl Ayat 128
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوا وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ

Terjemahan: Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.

Tafsir Jalalain: إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوا (Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa) orang-orang yang takut terhadap kekafiran dan kemaksiatan وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ (dan orang-orang yang berbuat kebaikan) dengan menjalankan ketaatan, kesabaran; Allah akan menolong mereka dengan bantuan dan pertolongan-Nya.

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 112-113; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوا وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ (Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan) Maksudnya, Allah bersama mereka dengan dukungan, bantuan, pertolongan, petunjuk, dan usaha-Nya. Ma’iyyah (kebersamaan) di atas adalah Ma’iyyah khusus.

Penggalan ayat itu sama seperti firman-Nya: “(Ingatlah), ketika Rabbmu mewahyukan kepada para Malaikat, ‘Sesungguhnya Aku bersamamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman.’” (Al-Anfaal: 12).

Dan makna: الَّذِينَ اتَّقَوا (Orang-orang yang bertakwa) yakni, orang-orang yang meninggalkan segala macam larangan. وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ (Dan orang-orang yang berbuat kebaikan) Yakni, yang mengerjakan ketaatan, mereka itulah orang-orang yang dipelihara, dilindungi, ditolong, diperkuat, dan dimenangkan oleh Allah atas musuh-musuh mereka dan orang-orang yang menentang mereka.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah swt menjelaskan alasan mengapa Nabi diperintahkan bersabar dan dilarang untuk cemas dan berkecil hati. Allah swt menegaskan bahwa Dia selalu ada bersama orang yang bertakwa dan orang yang berbuat kebaikan sebagai penolong mereka. Allah selalu memenuhi permintaan mereka, memperkuat, dan memenangkan mereka melawan orang-orang kafir.

Orang-orang yang takwa selalu bersama Allah swt karena mereka terus menyucikan diri untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan melenyapkan kemasygulan yang ada pada jiwa mereka. Mereka tidak pernah merasa kecewa jika kehilangan kesempatan, tetapi juga tidak merasa senang bila memperoleh kesempatan. Demikian pula Allah selalu menyertai orang yang berbuat kebaikan, melaksanakan kewajiban mereka kepad

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Nahl Ayat 126-128 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S